Chapter 4: Dia sakit [Revisi]

215 11 0
                                    

Setelah kejadian kemarin, perasaan Hana menjadi tidak tenang. Ia terus saja memainkan pensilnya, curat-coret nggak jelas. Cansey memutar bola matanya malas, akhir-akhir ini Hana menjadi aneh.

"Aloha~ kau ini kenapa, sih? Kemarin kau happy happy aja tuh. Lah sekarang? ckk."

Dua menit berlalu, tidak ada respon sama sekali.

"Tau ah gelap! Percuma ngobrol sama batu." Cansey berlalu pergi karena sedari tadi tak satupun perkataannya di tanggapi Hana.

Para murid 3-1 berjalan menuju perpustakaan untuk mencari referensi. Satu jam berlalu, tidak ada kejadian yang berarti. Setelah usai, mereka mengganti seragam mereka dengan kaus olah raga dan langsung menuju lapangan.

Pak Jovan sudah menunggu, dengan peluit berwarna kuning di tangan. Mereka pun melakukan pemanasan, setelah itu pelajaran inti di lanjut dengan extra game. Hana hanya menatap kosong para siswa yang tengah bermain bola voli. Hana dan Cansey menutup telinga, teriakan fans Jo memekikkan telinga mereka. Jo di tarik keluar lapangan dan di ganti oleh Altara, si ketua Osis.

Hana berdiri, hendak melangkah menuju kantin untuk membeli minuman. Baru saja ia hendak melangkah, ia mendengar Jo berteriak. Hana pun refleks menoleh dan

BUGH!  

Ia  tahu ia jatuh dan seharusnya mendarat di atas tanah. Tapi yang ia rasakan berbeda, Hana pun membuka matanya."Aaaa.." Hana langsung membekap mulutnya. Joaquin meringis, Hana melihat dahi Joaquin terluka.

"Kau berat juga, ya. Eh, aduh.."

Joaquin berusaha untuk berdiri dan berhasil. Hana spontan menarik tangan Joaquin menuju uks diiringi tatapan horor para siswi yang tidak Hana sadari.

Hana dengan cepat mengambil kotak p3k lalu membersihkan dahi Joaquin dengan anti septik di lanjut dengan plester. Setelah selesai, pipi Hana mendadak merona. Joaquin hanya tersenyum.

"Jadi kamu melakukannya secara spontan. Akan lebih seru jika kamu sadar saat melakukannya, " celetuk Jo. Jo langsung mendapat sentilan keras dahinya. Rasanya lebih menyakitkan daripada luka yang ia dapat tadi.

"Sudahlah. Kamu tetap di sini sampai pelajaran usai. Aku pergi, " ujar Hana. Baru saja Hana bangkit, tangan kanannya di tahan oleh Jo.

"kau tetap di sini. "

Hana melotot, "Jo, lepas. A!  Nanti aku traktir ice cream, gimana? "

Baru saja Jo hendak menjawab, pintu uks terbuka. Hana tegang, siapa?  Hana bernafas lega karena itu adalah Filan.

"Kalian ini. Namamu Hana, bukan?  Cepat masuk kelas. Jam pelajaran selanjutnya akan segera di mulai. Biar aku saja yang ada di sini, " ujar Filan. Hana mengangguk, lantas berlalu. Jo cemberut.

"Kau berhutang penjelasan, Jo. " lanjut Filan. Jo memutar bola matanya malas.

"Penjelasan apa?"

"Idih, sok nggak tau. Ya soal yang tadi, lah!"

"Tadi. . Apa?"

Filan menyentil dahi Jo gemas, yang di sentil melotot karena rasanya sakit sekali.

"Sebenarnya siapa dia? Kau bukan tipikal maen sosor, " kepo Filan.

"Maen sosor? Enak aja. Tentu saja dia cheonsa-ku, lah. "

"Kau minta di sentil lagi, ya? Bukan itu maksudku, bodoh. Jika kau suka pada seorang gadis, kau pasti langsung confess. Lha ini? Sudah dua tahun berlalu, Jo, " Jelas Filan.

"Aih, Koko ini peka sekali ya. Jo suka, deh! "

"Hentikan, itu menjijikkan!"

Jo tertawa, entah kenapa ia suka sekali menggoda Filan.

My Most Wanted [Revisi-Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang