Part 2

13.3K 820 23
                                    

Gracia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan aula yang dipenuhi begitu banyak jenis-jenis makhluk. Bau mereka bercampur menjadi satu yang membuatnya mual dan juga pusing, entah mengapa Gracia merasa jika penciumannya sangat tajam padahal dirinya bukan lah sosok werewolf.

Hari ini adalah hari pertamanya datang ke akademik Diabolus, nama akademik ini sama dengan nama kerajaan yang menaungi akademiknya. Jadwal untuk hari ini yang Gracia ketahui hanyalah mendengarkan sambutan dari sang Raja Demon lalu selanjutnya memasuki kamar asrama yang sudah di sediakan oleh pihak asrama. Jujur saja, Briana cukup penasaran dengan sang Raja Demon ini, karena yang ia tau Raja Demon sangat jarang menunjukan wujudnya dihadapan publik, paling tidak yang ia ketahui hanya dua tangan kanan sang Raja lah yang sering mendatangi publik untuk menggantikan sosok sang Raja.

"Psstt Olin" bisik Gracia tepat di samping telinga Olin sahabatnya yang juga sedang memperhatikan sekeliling ruangan.

Olin hanya bergumam untuk menjawab bisikan sahabatnya itu "aku merasa tak nyaman berada disini" kata Gracia.

"Lalu?" Tanya Olin acuh.

"Bau mereka sangat menyengat, membuat perut ku pusing dan kepala ku menjadi mual."

Olin menoleh cepat ke arah Gracia yang ada disampingnya, ia heran dengan tingkah temannya itu. "Apa maksud mu? Dasar tidak jelas! Bodoh." Cibir Olin.

Gracia memutar bola matanya malas, ia rasa Olin itu aneh karena sikapnya yang tergolong cuek. Tak seperti dirinya yang baik hati, penyayang, penyabar, dan juga perhatian. Begitulah anggapan Gracia pada dirinya sendiri dan ia sangat yakin seratus ribu persen bahwa yang ia katakan tadi itu sepenuhnya benar dan tak ada kesalahan sedikit pun karena itu sudah ia koreksi selama hidupnya ini.

"Kau yang bodoh! Jelas-jelas tadi aku sudah mengatakan semuanya pada mu dan kau malah bilang aku tidak jelas, aku yakin kau tidak tuli Olin"

"Aku tidak tuli! Dan tentu saja kau tidak jelas! Mana ada perut pusing dan kepala mual." Sahut Olin, ia merasa tersulut dengan tingkah Gracia. Sudah lah disini ia merasa seperti orang bingung karena hanya Gracia yang ia kenal dan belum lagi gadis
Berambut kecokelatan itu terus saja mengoceh tak jelas.

"Hah? Aku yakin pendengaran mu bermasalah Olin, lebih baik kau periksakan ke tabib. Karena aku tak mengatakan hal yang kau sebutkan tadi soal perut dan kepala."

Gracia dengan pakaian casual santainya itu terus mengumbar senyuman pada setiap orang yang menoleh ke arahnya entah menoleh karena tidak sengaja bertatapan dengannya atau memang sengaja melirik ke arahnya karena dia terlihat begitu manis.

Gracia dengan pakaian casual santainya itu terus mengumbar senyuman pada setiap orang yang menoleh ke arahnya entah menoleh karena tidak sengaja bertatapan dengannya atau memang sengaja melirik ke arahnya karena dia terlihat begitu manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Bridget satterlee as Gracia.

Sedangkan Olin yang menyadari tingkah sahabatnya itu hanya menepuk jidat, memang bukan hal jarang seorang Gracia bertingkah memalukan seperti itu namun yang membuatnya merasa risih adalah sahabatnya itu seperti tak tau tempat. Jika saja Gracia melakukannya di tempat dimana semua orang tak ada yang mengenalnya itu tak masalah, sedangkan kali ini sahabat kurang asupan kewarasan jiwa itu melakukannya di tempat dimana yang nantinya semua orang-orang itu akan menjadi temannya. Oh shit! Batin Olin.

The Devil Prince and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang