Part 17

6.4K 550 15
                                    

Happy Reading, Maaf kalo ada typo☺️

Neilson berjalan pelan disekitar rak-rak buku perpustakaan, dia mencari sebuah buku mantra rahasia yang hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu saja. Dulu, ketika dirinya masih berumur sembilan tahun, ia pernah melihat buku tersebut sekali. Tapi, saat ini sudah hampir satu jam dia mencari buku itu tapi tak kunjung melihatnya.

Harusnya dulu sewaktu dia melihat buku itu. Dia mengambilnya dan menyimpannya saja, jadi kejadian seperti ini tidak dia rasakan. Mencari buku yang hanya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu sungguh menyulitkan dirinya, apa sekarang dia sudah bukan termasuk jajaran orang tertentu makanya buku itu tak kunjung dia temukan?

Nielson memukul pelan rak buku didepannya, ia nyaris frustasi karena tak kunjung menemukan buku itu. Padahal, dirinya sudah rela masuk dalam akademik Diabolus ini hanya demi menemukan buku yang sudah bertahun-tahun ia cari.

"Kau bisa merusak rak buku yang sudah tua ini."

Neilson membalikan tubuhnya, baru ia ingin membuka mulutnya untuk memaki orang yang sudah berani menegurnya disaat emosinya sedang memuncak.

Tapi begitu melihat siapa yang menegurnya dia mengurungkan niatnya untuk memaki orang itu, sosok wanita berambut cokelat yang dikuncir menyerupai ekor kuda, serta memakai pakaian model jumpsuit dengan kerah turtle neck yang menutupi leher jenjangnya. Sangat cantik dan manis, pikir Neilson.

''Maaf, apa kita pernah bertemu sebelumnya? Wajah mu tidak asing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

''Maaf, apa kita pernah bertemu sebelumnya? Wajah mu tidak asing." Kata Neilson, tidak menggubris teguran Gracia.

Gracia terkekeh pelan, sebisa mungkin dia mengontrol tawanya agar tidak memenuhi perpustakaan sepi ini. "Kemarin malam kau menabrak ku didepan pintu kantin." Jawab Gracia.

Neilson mengangguk paham, iya dia ingat kalau kemarin malam dirinya menabrak wanita cantik. Dan pantas saja wajah gadis didepannya terasa tidak asing di mata Neilson. Sepertinya tuhan sedang berbaik hati padanya, menemukan dirinya kembali dengan gadis cantik itu.

"Ahh iyaa aku ingat" ucap Neilson, "maaf soal kemarin, aku sedang terburu-buru." Lanjutnya.

Gracia mengedikan bahunya "Tak masalah, kalau begitu aku harus kembali." Ucapnya seraya menengokan kepalanya ke arah belakang.

Begitu Gracia berbalik dan ingin melangkah menjauh dari Neilson, pria itu memanggil Gracia membuat Gracia kembali berbalik ke arahnya. "Hei" panggil Neilson.

"Ya?" Tanya Gracia dengan memasang wajah tanda tanya.

Neilson menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, entah kenapa dia merasa gugup kali ini. "Boleh aku tau nama mu?"

Gracia menangkat sudut bibirnya "Nama ku Gracia Mirabell Hill, orang biasa memanggil ku Grace." Jawabnya.

Neilson menatap Gracia tanpa berkedip, sungguh suara gadis itu membuatnya seakan terhipnotis. Suara dehaman dari Gracia membuat Neilson kembali sadar. "Iyaiyaa Gracia yaa?" Tanyanya memastikan, Gracia menggangukan kepalanya. "Perkenalkan. Nama ku Neilson Montague, kau bisa memanggilku Neil atau Neilson." Ucap Neilson seraya mengulurkan tangannya berniat untuk berjabat tangan dengan Gracia.

The Devil Prince and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang