Part 29

5K 398 5
                                    

Happy Reading, Maaf kalo ada typo💛


"Kau tampak murung."

Gracia menoleh, dan memberikan senyuman masam pada orang yang menegurnya tadi.

Gracia menggeser tubuhnya sedikit, untuk memberikan ruang bagi orang yang tadi menegurnya untuk duduk disebelahnya.

"Ada apa, hum?" Tanya orang itu begitu tubuhnya sudah terduduk dengan sempurna. "Soal kekasih mu itu lagi?"

Gracia mendesah pelan dan memajukan bibirnya, sejak dua bulan yang lalu dia memang menjadi dekat dengan orang yang sedang duduk disebelahnya. Berawal dari pertemuan yang luar biasa konyol, kini mereka menjadi teman dekat.

"Kau selalu bisa menebak ku." Cibir Gracia.

Orang yang duduk disaamping Gracia terkekeh mendengar cibiran teman barunya, ternyata dugaanya benar. Sejak pertemuan waktu itu, pertemuan dimana dirinya dan gadis disampingnya pertama kali bertemu. Dia sudah bisa menduga, kalau Gracia adalah gadis yang unik.

"Ku dengar, Pangeran Federick akan di nobatkan menjadi Raja." Ucapnya.

Gracia meremas jari-jari tangannya, bayangkan saja. Orang lain dengan mudahnya mengetahui berita itu, sedangkan dirinya yang adalah tunangan Pangeran Federick itu sendiri, sama sekali tidak mengetahui berita tersebut. Ya, untung saja Mrs. Swan memberitahunya. Kalau tidak, entah bagaimana nasibnya.

"Kau yakin kekasih mu itu akan berhasil untuk menjadi Raja?"

Gracia menoleh cepat ke orang yang duduk disampingnya, "Maksud mu? Tentu saja dia akan menjadi Raja. Kecuali ada kandidat lain." Jawab Gracia.

"Yah kau benar, kecuali ada kandidat yang lainnya." Gumam orang yang disamping Gracia.

Gracia memincingkan matanya, menatap orang yang disebelahnya dengan tatapan tidak mengerti. "Tidak ada kandidat lainnya bukan? Melvin, maksud ku Pangeran Federick adalah satu-satunya keturunan Federick yang bisa dijadikan sebagai Raja."

Orang itu mengedikan bahunya, "Mungkin saja."

"Mungkin?" Ulang Gracia.

"Hehe ternyata kau tidak tau apa-apa ya tentang Pangeran Federick?" Gracia menggelengkan kepalanya, karena memang sejauh ini hanya sekilas tentang Melvin yang ia ketahui. "Sudah lah, aku ada kelas. Kita lanjutkan besok ya obrolannya."

"Wait wait wait!" Panggil Gracia untuk menghentikan langkah teman barunya itu.

Tapi teman barunya hanya melambaikan tangannya saja, dan langsung berjalan menjauh dari tempatnya tadi mengobrol dengan Gracia.
Gracia hanya menatap punggung tegap dengan balutan jaket berwarna hitam, yang kian menjauh tanpa ada niatan untuk mengejar orang itu untuk menjelaskan lebih detail soal Melvin.

***

Tobby tengah mondar-mandir dari ruangan satu ke ruangan yang lain, guna mencari beberapa berkas yang diperlukan tuannya.
Tuannya sebentar lagi akan naik tahtah, menjadi Raja. Dan tentu saja itu membuatnya kerepotan untuk mengurus segala sesuatunya.

Dua pengawal Raja yang terdahulu—Alex dan Max—juga tak kalah kerepotan, karena dua pengawal Aidan itu harus mengajari banyak hal yang belum Melvin ketahui tentang kepemerintahan dan segala sesuatu yang lainnya.

"Apa ada yang ingin anda tanyakan lagi Pangeran, tentang bagaimana sistem kepemerintahan di negeri ini?" Tanya Max usai menjelaskan, bagaimana sistem kepemerintahan di negeri yang akan Melvin pimpin ini berjalan.

Melvin menggelengkan kepalanya, rasanya kepalanya akan meledak karena terlalu banyak menerima pelajaran politik.
Sedangkan memang dari dulu dirinya kurang suka dengan politik dan dengan segala diplomasinya.
Selama ini yang Melvin lakukan hanyalah, bagaimana ia bisa menjadi Raja yang kuat melebihi ayahnya. Buka bagaimana ia bisa menjadi Raja yang cerdik melebihi ayahnya.

The Devil Prince and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang