Part 4

10.1K 754 6
                                    

Happy Reading, maaf kalo ada typo🙈

Gracia berjalan gontai saat ia sudah sampai di depan pintu kelasnya, ia membaca secarik kertas yang berisikan jadwal pelajaran nya dimana nama mata pelajaran, jam, ruangan, serta nama guru pengajar semua tertera disana. Setela dirasa nomor ruangan sudah benar, dengan berat hati ia mendorong pintu dan berjalan masuk. Mata cokelat Gracia meneliti semua wajah yang ada dikelasnya dan tak ada yang ia kenal sama sekali, bahkan sahabatnya Olin pun tak ada disana.

Gracia duduk dibangku kosong nomor tiga dari depan, ia tidak mau duduk dibarisan paling depan karena suasana hatinya tidak begitu baik. Dan dia juga tidak mau duduk dibangku paling belakang karena itu akan membuatnya tidak berkonsentrasi.

Mata Gracia membulat saat ia rasa aroma sosok Vampire mendekat ke arahnya, dan benar saja Vampire berambut hitam legam dan berwajah pucat dengan bibir merah duduk disampingnya. Hal itu sukses membuat dirinya harus mengontrol diri, sungguh ia pernah bertemu dengan Vampire berjenis kelamin pria yang tengah memandanginya dengan intens.

Andai saja jika sang guru belum masuk ke kelas ia akan keluar dari kelas itu, persetan dengan hari pertama belajar ia tak peduli. Yang ia ingin kan saat ini hanyalah cepat lepas dari jeratan Vampire sial yang sedari tadi terus menatapnya.

"Aku tau aku cantik, jadi berhentilah menatap ku Daniel!" Gerutu Gracia.

Daniel Istvanio De Vaughn, sosok Vampire berambut hitam legam yang sedari tadi terus menatap Gracia terkekeh, ahh itu yang ia tunggu dari tadi. Ocehan pedas dan kadang tak masuk akal yang keluar dari bibir manis Gracia. "Yah kau benar, kau semakin cantik saja dan itu semakin membuat ku merasa bergairah sayang."

Gracia membulatkan matanya, memang bukan hal yang jarang jika sosok Daniel mengucapkan kata-kata sembarangan macam itu, tapi yang ia kagumi adalah Daniel mengatakannya saat didalam kelas dan dimeja depan ada guru yang tengah duduk menunggu bel pertanda masuk untuk mereka segera memulai jam pelajaran.

"Bodoh! Didepan ada guru."

"Memangnya jika tak ada guru kau mau memenuhi gairah ku yang sudah memuncak ini?"

Gracia menggebrak mejanya dan itu sukses mmembuat semua mata termasuk mata guru itu menatap ke arahnya dengan tatapan kesal. Gracia yang menyadari tatapan tengah tertuju padanya, ia pun memasang wajah meminta maaf pada semua orang secara bergantian.

"Ini semua karena mu!" Desis Gracia pada Daniel, sedangkan pria itu hanya tersenyum miring.

"Ada masalah young lady?" Tanya Mrs.Kate yang sudah ada di depan mejanya seraya melipatkan kedua tangannya di dada.

Gracia menghela nafas, tamat sudah hari pertamanya di akademik dan itu semua karena Vampire kurang ajar yang sangar gemar menggodanya. Gracia menggelengkan kepalanya pelan dan menatap ke arah Madam Kate dengan takut-takut "tidak ada Mrs Maaf sudah membuat kegaduhan."

"Jika kau tidak menyukai pelajaran ini silahkan keluar, aku tidak keberatan salah satu murid ku tak masuk dalam kelas."

Gracia kembali menggeleng "t-tidak Mrs, aku menyukai pelajaran ini dan biarkan aku tetap ada didalam kelas, aku janji akan diam."

"Bagus, ku pegang janji mu!"

Begitu Mrs.Kate sudah kembali duduk di mejanya Gracia menyampingkan badannya dan menatap Daniel yang tengah memasang wajah tak berdosa.

"Kau lihat tadi? Itu semua karena kau! Awas saja kau, urusan kita belum selesai!" Ucap Gracia dengan mada mengancam.

"Bagus! Aku suka memiliki masalah dengan mu." Jawab Daniel dengan senyum miringnya.

Jika saja pelajaran belum mau dimulai pasti Gracia sudah akan membalas kata-kata aneh yang dikeluarkan dari mulut pria bernama Daniel itu. Gracia sendiri mengenal Daniel sudah sangat lama, Daniel adalah teman masa kecil Gracia dan juga Olin. Karena Daniel merupakan keponakan dari Aunt Perry dan Uncle Frank, adik Uncle Frank yaitu Aunt Harper menikah dengan pangeran dari negeri bangsa Vampire, putra kedua dari Raja Joseph Moreno de Vaughn. Maka dari itu bisa dibilang salah satu teman masa kecil Gracia itu adalah Vampire bangsawan, jadi tidak perlu diragukam lagi kemampuan serta ketampanan sosok Daniel de Vaughn.

Sayang saja sekarang ia tak tau mengapa akan sikap De Vaughn itu padanya, yang mendadak berubah, dulu sosok Daniel yang kenal adalah, bocah laki-laki yang manis dan perhatian padanya serta selalu sabar dengan sikap menyebalkan yang sudah mendarah daging pada dirinya sedari kecil. Tapi, saat ini yang ada hanyalah Daniel yang selalu mengerjainya serta menggodanya.

Lamunan akan kenangannya semasa kecil dengan Daniel membuyar, ketika suara pintu terbuka dengan keras membuatnya mau tak mau menoleh ke arah sumber suara.

"Bagus sekali tuan muda Federick, kau tau sekarang jam berapa?" Tanya Mrs.Kate pada pria yang baru datang.

Gracia tercengang saat manik biru itu menatap ke arahnya, sungguh Gracia ingin berlari sejauh mungkin dan menenggelamkan dirinya ke dasar laut terdalam untuk menghindari tatapan tajam dari manik biru indah namun sekaligus menakutkan. Gracia masih sangat ingat akan manik biru itu, pria dimalam itu. Sosok paras tampan yang hampir membunuhnya. Dan sialnya, Gracia harus bertatapan kembali dengan mata tajam itu.

"Maaf aku ada urusan" jawab pria itu dengan sekenanya.

Suara itu! Ahh suara yang hampir membuat Gracia terlena, namun sayangnya ia harus sadar juga jika suara itu dapat membunuhnya sewaktu-waktu.

"Kau beruntung tuan muda, ini kelas pertama jadi aku masih memaklumi alasan tak logis mu." Jawab Mrs.Kate, "ohh ya satu lagi, jangan harap aku akan memperlakukan mu dengan hormat dikelas ini, kau sudah tau kan peraturan yang ada di akademik ini Mr.Federick?"

"Ya aku tau"

Mata Gracia masih terus tertuju pada pria itu sampai pria itu duduk dibangku paling pojok dekat jendela luar. Kalau Gracia tak salah dengar, tadi Mrs.Kate menyebutkan nama belakang pria bermanik biru itu dengan sebutan tuan muda Federick, yang artinya pria itu adalah putra mahkota satu-satunya di kerajaan Demon. Astaga! Mati saja kau Grace. Batin Gracia.

Gracia cukup paham dengan tabiat Demon pengghuni kastil Diabolus, pasti sosok pria itu tak jauh berbeda dengan ayahnya. Raja Aidan Federick.

Yang harus Gracia lakukan saat ini hanyalah menghindari sosok pria bermanik biru itu dengan sebisa mungkin, ia tak mau mati muda.

Sedangkan disisi lain, Melvin justru tengah menatap punggung Gracia dengan pandangan sulit di artikan. Entah apa yang Melvin rasakan, ia sendiri tak dapat menyimpulkannya. Seakan ada hal lain yang ia rasakan ketika menatap netra cokelat milik gadis yang tengah ia pandangi dari belakang itu.

👑👑👑

Sejauh ini gimana gengs?

Kalo masalah typo itu memang gabisa aku hindari, soalnya ga aku baca ulang ceritanya hehe.

Jangan lupa komen dan bintangnya.

The Devil Prince and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang