Happy Reading, maaf kalo ada typo🍃
"Aku harus kembali ke akademik Melvin." Ucap Gracia seraya mengelus rahang kokoh milik tunangannya, dan menatap manik biru Melvin yang selalu mampu membuat hatinya terasa teduh.
Melvin menundukan kepalanya, kenapa tunangannya harus begitu cepat ingin kembali ke akademik itu? Apa Gracia tidak suka tinggal, di kastil bersamannya? Pikir Melvin.
"Harus secepat ini?" Tanya Melvin.
"A-aku harus melanjutkan kewajiban ku. Setidaknya, aku harus belajar disana Melvin" lirih Gracia.
Sebenarnya, jika Melvin mau memahami lebih dalam. Gracia sendiri tidak mau meninggalkan, keseharian baru yang sudah mereka jalanin hampir tiga minggu ini.
Akhirnya Melvin mengangguk mengerti, ia tidak bisa memaksakan kehendaknya pada Gracia. "Baiklah, aku akan mengunjungi mu disana beberapa kali, aku janji."
Gracia tersenyum simpul, ternyata Melvin tidak seegois itu. "Terimakasih." Ucapnya, seraya memeluk Melvin.
Melvin membalas pelukan Gracia, dan sesekali menghirup aroma tubuh Gracia yang sudah menjadi favoritnya.
Lima bulan, kemudian.
Gracia menghela nafas, sambil melihat pemandangan hujan diluar jendela kelasnya.
Harusnya kali ini, ia tengah belajar praktik sihir tumbuhan. Tetapi, karena hujan praktik itu akan dilakukan minggu depan. Dan kali ini, Mrs.Swan mengganti materi praktik itu dengan teori.
Gracia terkadang berpikir, sebenarnya apa gunanya dirinya belajar di akademik ini. Sejauh yang ia pelajari kali ini, hampir semua materi yang sudah ia terima. Semuanya hampir sama dengan ilmu sihir yang ada pada buku mantra peninggalan orangtuanya.Bukannya Gracia sombong, tapi memang begitu kenyataannya.
Baginya ini seperti, menonton film dua kali.Hanya satu yang saat ini di nantikannya, ia belum menguasai mantra penyembuh. Dan itu tidak ada pada buku mantra peninggalan orangtuanya. Disana hanya ada beberapa resep racikan obat-obatan saja, bukan bertuliskan mantra-mantra penyembuhan.
Itulah salah satu, alasan Gracia mau bertahan di akademik ini. Demi sebuah mantra penyembuh."Ada yang menganggu pikiran mu, Nn.Hill?" Tegur Mrs.Swan.
"Psstt! Grace." Bisik Claudya seraya menyenggol lengan Gracia yang masih belum sadar, karena asik melamun.
Gracia terlonjak kaget, begitu merasakan senggolan tangan Claudya pada lengannya. "Eh?"
Gracia menatap Claudya yang mengisyaratkan agar Gracia cepat menoleh pada Mrs.Swan yang tengah memperhatikan dirinya, melalui isyarat mata.
"M-maaf Mrs." Cicit Gracia.
Mrs.Swan hanya menggelengkan kepalanya, melihat salah satu murid terbaiknya yang sedang tidak berkonsentrasi.
"Selesai kelas, ikut saya keruangan." Ucap Mrs.Swan.
Gracia menganggukan kepalanya, dan kembali pada papan tulis untuk melihat tulisan Mrs.Swan yang sejak tadi tidak ia perhatikan.
Sesuai perkataan Mrs. Swan tadi, Gracia harus ikut dengan wanita paruh baya itu begitu kelas selesai.
Begitu kelas sudah sepi karena para murid sudah keluar dari kelas, Mrs. Swan memanggil Gracia yang masih duduk diam dibangkunya, untuk segera mengikutinya ke ruangan wanita tersebut.Setelah sampai diruangannya, Mrs. Swan menyuruh Gracia untuk duduk dibangku sofa yang tersedia.
"Apa yang menganggu pikiran mu akhir-akhir ini Grace?" Tanya Mrs. Swan langsung pada topiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Prince and Me
FantasySequel King Demon's Bride. Melvin Amadeuz Federick, putra mahkota kerjaan Diabolus. Anak dari pasangan Raja Aidan Federick serta Ratu Briana Federick. Harus belajar layaknya warga sipil, di akademi sihir milik ayahnya. Ia menerima pertintah dari san...