Part 14

6.7K 548 22
                                    

Happy Reading, maaf kalo ada typo.
Semoga suka ceritanya, dan jangan lupa tinggalkan jejak. Don't be silent reader❤️

***

"Aku pusing melihat mu terus mondar- mandir begitu Grace!" Ujar Olin.

Sungguh Olin tidak tau apaa yang sedang terjadi dengan sahabatnya itu, tiba-tiba saja Gracia mendatanginya ke kelas. Lalu, setelah itu gadis itu membawa Olin ke atap gedung dengan teleportasinya.

Dan setelah itu Garcia tidak mengatakan apa pun, sahabatnya itu hanya berjalan mondar-mandir didepannya membuat kepalanya pusing.

Olin menghela nafasnya, dia memutuskan untuk duduk dibangku dekat tembok sambil melihat pemandangan akademik dari atas. Dari pada dia harus terus melihat Gracia yang tidak jelas, lebih baik melihat pemandangan dari atap.

"Olin" panggil Gracia yang sudah berdiri di depannya.

Olin melirik ke arah Gracia dan menatap sahabatnya itu dengan tatapan malas. Awas saja kalau habis ini gadis itu hanya mondar-mandir lagi, Olin bersumpah akan menendang Gracia dari atap gedung ini.

Gracia mengankat tangan kanannya kedepan wajahnya dan melebarkan jari-jarinya, dan terlihat sebuah cincin berlian putih bertengger manis dijarinya.

Olin membulatkan matanya dan langsung beranjak bangun. Begitu berdiri Olin langsung menyambar tangan kanan Gracia dan menatap tajam cincin berlian putih itu.

Lalu dengan cepat Olin menatap Gracia "kapan kau menikah Grace?" Tanya Olin dengan nada tidak percaya.

Gracia menarik tangannya yang dipegang Olin "aku tidak menikah! Setidaknya belum."

"Lalu cincin itu?"

"Ini dari Melvin" jawab Gracia seraya menatap dan mengelus cincin berlian putih yang cantik itu.

"What?" Tanya Olin lagi dengan nada tak percaya. Karena memang Olin masih tidak mengerti dengan penjelasan singkat Gracia. Jika belum menikah untuk apa Gracia memakai cicin di jari manis tangan kanannya?

"Ahh kau ini! Tadi kan aku sudah bilang kalau ini dari Melvin, Olin!" Ulang Gracia.

Olin menatap Gracia dengan pandangan bertanya, kemudian Olin menarik Gracia untuk duduk dibangku sebelahnya. "Cepat ceritakan dengan jelas, apa yang sudah terjadi pada mu dan juga Pangeran Melvin."

"Seperti yang kau tau, pria itu menyatakan perasaannya pada ku beberapa hari yang lalu. Ya seperti yang kau lihat kemarin, dia kembali ke istananya dan setelah kembali kemari dia memberikan ku ini." Jelas Gracia seraya memperlihatkan cincinnya lagi pada Olin.

Olin tidak tau harus berkata apa, melihat pancaran kebahagiaan yang tertera di mata cokelat sahabatnya membuat Olin tidak tega untuk mengatakan apa yang dia dapat dari gadis bernama Vanessa itu.

Gracia yang mulai menyadari perubahan raut wajah Olin pun menanyakan, apa yang terjadi pada sahabatnya itu. "Ada apa Olin?" Tanya Gracia.

Olin meringis dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, memang dirinya tidak bisa menyembunyikan rahasia dari sahabatnya. "Ada hal yang ingin aku katakan pada mu"

"Apa itu?"

"Aku mencuri dengar pembicaraan tiga wanita saat dikantin kemarin, saat jam makan siang." Jedanya, Gracia tetap diam dan menunggu kelanjutan Olin dia tidak ingin memotong. "Karena posisinya ada dibelakang ku jadi aku tidak melihat wajah mereka, hanya Mike yang melihat wajah mereka. Tapi ada satu gadis yang aku tau namanya, gadis itu bernama Vanessa dia seorang werewolf." Lanjutnya.

The Devil Prince and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang