Part 11

7.3K 518 17
                                    

Happy Reading, maaf kalo ada typo👸🏻

Acara sarapan pagi di keluarga Federick tampak terasa lengkap bagi Briana, dia terlihat sangat antusias sejak semalam karena anak pertamanya pulang kerumah. Sedangkan Aidan, hanya memandang istrinya jengah karena merasa di abaikan. Walaupun dirinya ikut merasa senang, karena melihat istrinya menjadi lebih bersemangat dan wajahnya juga tampak lebih cerah.

Begitu semua hidangan sudah tersaji dengan sempurna di atas meja makan, Briana mulai menuangkan nasi ke piring Aidan.

"Kemarikan piring mu nak" kata Briana pada Melvin, dan Melvin memberikan piringnya pada Briana.

"Jangan banyak-banyak Mom" ucap Melvin karena dia melihat Briana menuangkan nasinya lebih banyak dari biasanya ke piring Melvin.

Briana menggeleng sambil memberikan piring yang sudah penuh dengan nasi pada Melvin "tidak sayang! Kau harus makan yang banyak. Badan mu terlihat lebih kurus, apa disana kau tidak makan dengan teratur?"

"Jangan berlebihan Ma cherie, anak mu itu sudah besar. Sudah sepantasnya dia mengurus dirinya sendiri." Ucap Aidan.

Briana memandang Aidan dengan tatapan tidak suka, memangnya ada yang salah dengan memanjakan anak sendiri?

"Mom, aku tidak diambilkan nasi?" Tanya Selena dengan nada merajuk.

"Oh iya aku lupa" Briana mengambil piring milik Selena lalu menuangkan nasi pada piring kosong tersebut "ini" Selena mengulurkan tangannya untuk mengambil piring yang sudah di isikan nasi oleh ibunya.

"Terimakasih Mom" ucap Selena.

Sekilas Selena menatap kakaknya yang duduk didepannya, tak ada yang berubah dari Melvin. Pria itu tetap lah sama, terutama ekspresinya, sangat persis dari dulu tidak ada yang berubah. Dan apa-apaan tadi ibunya bilang kalau Melvin kurusan? Ahh terkadang Mommynya itu suka berlebihan.

"Ada apa?" Tanya Melvin karena merasa diperhatikan sedari tadi oleh adiknya.

Selena menggelengkan kepalanya "tidak ada"

Melvin tidak membalas jawaban singkat adiknya, ia hanya kembali memakan makanannya. Dan semua orang dimeja makan hening karena sedang menyantap menu makanan. Tidak ada yang mencoba membuka suara, karena itu melanggar etika meja makan.

Begitu makanan sudah habis, barulah mereka membuka bahan obrolan yang sedari tadi merek simpan dipikiran masing-masing.

"Apa yang membuat dad menyuruh ku pulang?"tanya Melvin to the point.

Aidan berdecak, kenapa harus anaknya yang membuka suara duluan? Tidak kah dia harusnya menghormati dirinya sebagai kepala keluarga disini? "Siapa gadis bernama Gracia Mirabell Hill itu?" Tanya Aidan tanpa berbasa-basi. Karena untuk apa dia basa-basi jika putranya saja sudah menunjukan sikap tidak sabaran begitu.

Melvin menautkan keningnya "pasti guru itu kan yang mengadukan hal ini pada dad?"

"Bukan, tapi Alex yang mengatakannya." Jawab Aidan santai.

Melvin menatap ayahnya yang duduk dibangku utama dengan serius "aku sudah dewasa dad, jangan ikut campur dengan masalah pribadi ku."

Aidan mengangkat sebelah alisnya, ternyata putranya tidak berubah sama sekali. Seingatnya dulu saat Melvin masih kecil dia adalah sosok bocah laki-laki yang periang dan penuh semangat. Tapi entah kenapa kini bocah itu sudah menjelma menjadi sosok pria berhati dingin.

The Devil Prince and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang