Part 16

7K 509 24
                                    

Happy Reading, maaf kalo ada typo✌🏾

Hari ini Gracia tampak lebih bersemangat dan cerah dari pada kemarin-kemarin.
Tampak ia sedang menatap cincin berlian putih berbentuk mahkota di jari manisnya, ia tersenyum senang  sambil membayangkan kejadian malam hari, saat dirinya dan Melvin ada di kamar penginapan  kemarin.

Flashback on.

Gracia yang habis selesai mandi keluar dari kamar mandi dengan handuk yang dililitkan pada tubuhnya, serta satu handuk lagi untuk mengeringkan rambutnya yang basah karena habis keramas.

Begitu ia mengangkat kepalanya ia langsung melebarkan kedua matanya, seorang pria tampan yang sedang duduk dikasurnya sambil bersandar pada sandaran ranjang dan menatapnya dengan tatapan yang sulit ia artikan.

"Apa yang kau lakukan dikamar ku?" Tanya Gracia.

Melvin menaikan sebelah alisnya dan beranjak dari kasur, lalu berjalan mendekati Gracia yang sedang membuka lemari untuk mengambil baju ganti.

Tubuh Gracia menegang, begitu merasakan sentuhan halus dikedua lengannya serta hembusan nafas hangat di telinganya. Gracia ingin berbalik untuk menatap Melvin, tapi pria itu sudah lebih dahulu mendekapnya dari belakang.

"A-apa yang kau lakukan?" Tanya Gracia dengan sedikit tergagap.

"Memeluk mu." Jawab Melvin santai.

Gracia mengenggam erat kaus yang sudah ia ambil dari lemari tadi. "Aku harus berganti pakaian."

"Nanti saja." Pinta Melvin dengan suara yang sedikit serak dan dalam.

Gracia merasa suara Melvin begitu seksi dan membuat gairahnya muncul, jujur saja Gracia tidak pernah merasakan hal ini. Tidak dengan pria mana pun, hanya pada Melvin dirinya mendadak berubah menjadi seperti ini.

"Shit!" Umpat Melvin seraya membalikan tubuh Gracia untuk menatap ke arahnya, ditatapnya Gracia dengan tajam. Gracia merasa dirinya sudah ditelanjangi Melvin melalui tatapan tajam itu.

Gracia menelan ludahnya dengan susah payah, untuk membahasi kerongkongannya yang mendadak kering.

"Aku sudah tidak tahan Grace." Ungkap Melvin.

Gracia baru mau menanyakan tentang maksud dari ucapan Melvin, tapi Melvin sudah lebih dulu membungkam mulutnya melalui ciuman. Untuk kesekian kalinya, Gracia harus mengakui kalau ia tidak akan pernah bisa menolak sosok Melvin.
Dia juga tidak tau mengapa. Tapi dia selalu merasakan bahwa dirinya seperti memiliki ikatan dengan pria yang sedang mencumbunya dengan begitu rakus.

"Engghh.." Gracia mengeluh, saat tangan besar Melvin meremas payudaranya. Melvin membawa tubuh Gracia ke kasur tanpa melepas ciuman panas mereka.

Melvin menghentikan ciuman mereka dan menatap Gracia yang juga sedang menatapnya dengan tatapan sedikit bergairah. Melvin mengelus pipi Gracia dengan lembut, "a-aku sudah tidak tahan Amore"

"Just do it" jawab Gracia.

Begitu mendapatkan persetujuan dari Gracia, Melvin melumat bibir ranum Gracia kembali. Lalu beralih menciumi leher jenjang Gracia dan dengan sesekali menjilatnya membuat Gracia mengeluh dan mendesah pelan.  Melvin benar-benar sudah tidak bisa menahan seluruh hasratnya, matanya juga sudah berubah menjadi semerah darah.

Ia membuka handuk yang melilit ditubug Gracia, dan melihat bertapa indahnya tubuh mulus milik gadisnya. Ohh mungkin, sekarang Gracia sudah akan menjadi wanitanya.
Kemudian Melvin mengeluarkan taring tajamnya, dan menancapkan taring tajam itu ke leher jenjang Gracia bersamaan dengan ia memasukan miliknya ke milik Gracia, membuat wanita itu menjerit kesakitan.

The Devil Prince and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang