Part 34

3.2K 263 8
                                    

Kabar mengenai kekalahan Melvin dan rencana penaubatan Raja baru yaitu Neilson, sudah tersebar luas. Dan dengan cepat menjadi berita yang paling hangat diperbincangkan.
Apa lagi orang-orang di akademik, mereka lah yang paling heboh membicarakan isu kabar berita itu, tak hanya membicarakan mengenai isi tulisan di surat kabar saja, banyak juga mulut-mulut yang menambah-nambahkan opini mereka sendiri, sehingga banyaknya simpang siur terjadi disana.

Mengenai kabar bahwa keluarga Raja terdahulu yaitu Raja Damien yang sudah tega mengasingkan adiknya sendiri, sehingga salah satu keturunannya datang kembali untuk membalaskan dendam, atau lemahnya Pangeran Melvin sehingga tidak bisa menjaga kekuasaannya sendiri, dan masih banyak lagi.

Hal mengenai beralihnya kekuasaan ini tentunya juga membuat masalah bagi para bangsawan lainnya juga. Karena datangnya ahli waris lainnya yang tiba-tiba ingin mengambil tahta, dan mengenai garis keturunan Neilson yang merupakak anak haram.
Semua itu menjadi masalah bagi bangsawan.

Namun, secara garis keturunan Neilson memang berhak mendapatkan tahta tersebut, selama dia bisa menyingkirkan Aidan dan juga Melvin. Dan hal tersebut sudah ia lakukan dengan bersih dan rapih.

Sementara itu, lima orang yang mengetahui permasalahan tersebut secara keseluruhan pun sedang menyimak kabar tersebut.

Gracia yang tengah tertidur dikamarnya, karena nyaris meledak setelah mendengar kabar mengenai kekasihnya. Sedangkan Richard, Olin, Mike, dan juga ayah Grace yaitu Mir, membicarakan rencana untuk menyelesaikan masalah ini.

Mir sendiri sudah menghubungi pihak dari anggota kerajaan terdahulu, dan sedang menunggu surat balasan.

"Aku masih bingung, kenapa Raja Aidan begitu mudanya dikalahkan bajingan itu!" Seru Richard seraya mengepalkan kedua tangannya.

Mir melirik ke putra pertamanya, walaupun Richard tumbuh tanpa pengawasannya, tapi dia tau betul bagaimana sifat laki-laki yang hampir menyerupai dirinya itu.
Keras kepala, agak kasar, egois, namun walau begitu Richard adalah tipekal penyayang keluarga.

"Ya mungkin saja memang bajingan itu yang hebat, buktinya saja Melvin juga dia kalahkan." Jawab Mike, dengan nada acuh.

"Hah sialan! Kau bercanda? Raja Aidan adalah Raja yang paling hebat."

"Berarti Neilson itu adalah Raja yang lebih hebat lagi."

Richard beranjak dari duduknya dan mencondongkan tubuhnya ke arah Mike yang sedang duduk disofa depannya, "Kenapa kau jadi membela bedebah sialan itu, hah?!"

Mike berdecak malas, sudah sedari pagi sejak surat kabar itu tersebar laki-laki berambut silver itu terus saja menggerutu dan memaki. Bahkan ketika adiknya nyaris pingsan karena terkejut, dia tidak mencoba untuk menenangkan Grace. Malah dirinya terus saja memaki Neilson dan mengutuk Melvin yang dianggapnua tidak becus.

"Oi! Sudah hentikan. Memangnya dengan berdebat begitu semua masalah jadi selesai?" Ucap Mir, tanpa menatap Mike dan Richard.

"Minumlah." Kata Olin, seraya meletakan cangkir berisi teh lavender yang hangat ke meja dari nampan yang ia bawa.

"Ah, terimakasih. Bagaimana Grace?" Tanya Mir.

Olin meletakaj bokongnya disofa samping Mike, "yah dia masih tertidur pulas. Sepertinya mantra mu sangat mujarab." Jawab Olin.

Mir memang sengaja memberikan mantra pada putrinya, agar Grace bisa istirahat. Karena jika tidak mungkin saat ini Grace sudah berlari ke istana sambil menangis-nangis untuk menemui kekasihnya.

***

"Bagaimana? Kau sudah membalas suratnya?" Tanya Alex pada Selena.

Selena melipat kedua tangannya di dada, "sudah kok sudah ku kirim tadi" Jawabnya.

The Devil Prince and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang