Part 36

3.4K 236 6
                                    

Gracia duduk diranjangnya sambil memandang cincin pertunangannya dengan Melvin, belum genap sebulan dia bertunangan dan kejadian diluar dugaannya ini terjadi padanya. Kenapa kejadian seperti ini harus ia alami?

Dibanding kemarin keadaannya saat ini sudah lebih baik, pikiran serta perasaannya sudah dapat ia kendalikan. Ia juga merasa tidak enak pada ayahnya, baru saja ia bertemu ayahnya tapi ia harus memberikan kesan seperti ini. Ya walaupun sebenarnya ayahnya suda bersamanya sejak lama.

"Bagaimana keadaan mu?" Tanya Olin seraya memberikan segelas air putih pada Gracia.

Gracia mengulurkan tangan kanannya untuk menerima segelas air dari Olin dan meminumnya hingga kandas, "ya sedikit lebih baik."

Olin mengambil gelas yang sudah kosong itu dari tangan Gracia dan meletakannya di meja, "aku sudah buatkan mie, ayah dan kakak mu sudah memakannya. Tinggal kau saja yang belum makan."

Gracia menganggukan kepalanya, perutnya juga sebenarnya sudah meminta untuk di isi sejak ia bangun. Tapi rasa malas untuk beranjak dari ranjang ini lebih hebat dibanding perasaannya untuk pergi ke dapur dan makan.

Gracia menyibakan selimutnya dan beranjak dari ranjang lalu keluar kamar, "selamat siang Dad, lalu Richard." Kata Gracia dengan sedikit mengecilkan suaranya saat menyebut nama kakaknya.

"Heeh, masih dendam pada ku kah?" Tanya Richard.

Gracia hanya menyibakan tangannya, dan berjalan ke dapur untuk mengambil makanan, karena cacing-cacing diperutnya sudah berdemo.

Sedangkan di ruang tengah Mir, Richard, serta Olin hanya saling diam tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka. Seperti mereka sedang memikirkan sesuatu sendiri-sendiri. Ya memang situasi saat ini sedang sangat tidak bagus, kericuhan terjadi dimana-mana, mulai dari banyaknya pihak yang menentang naiknya raja baru yaitu Neilson atau masalah lainnya.

Tak lama kemudian terdengar ketukan pintu, dengan sigap Olin pun membuka kan pintu tersebut. Karena dia pun juga sudah tau siapa tamunya.

"Selamat siang dan selamat datang, tuan putri dan tuan Alex." Ucap Olin dengan sopan serta tak lupa memberi hormat.

"Selamat siang." Balas Alex

"Silahkan masuk." Olin mempersilahkan kedua tamunya untuk masuk ke dalam rumah dan untuk duduk disofa.

Begitu Selena dan Alex duduk, Mir membuka suara. "Mana ibu mu?" Tanya Mir pada Selena.

"I-iya ibu masih berada di mansion bibi Laura." Jawab Selena.

"Bukan kah kau sendiri yang bilang ingin mencari tempat aman, tapi kenapa kau masih membiarkannya disana?"

Selena tergagap mendengan ucapan penyihir Mir, ada benarnya memang yang dikatakannya dan dia tidak akan menyangkalnya. Tapi bukankah lebih baik dia lebih dulu datang untuk menyapa tuan rumah nya? Selena menggelengkan kepalanya, baiklah sekarang mungkin lebih baik ia menyuruh Alex untuk menjemput ibunya.

"M-maafkan aku, aku tidak berpikir sampai sana." cicitnya.

Mir menghela nafas, "kenapa kau tidak coba ingatkan hal itu pada tuan putri?" tanya Mir pada Alex.

Alex mengangkat bahunya, "sebenarnya Tobby sudah ada disana untuk melindungi Ratu."

Memang sejak kemarin Tobby selaku tangan kanan Melvin datang ke mansion Laura, walaupun entah kemana dia pergi sebelumnya. karena sejak kekacauan diacara penaubatan Melvin pria itu sudah menghilang dan baru memunculkan batang hidunynya.

Mir menghela nafas lagi seraya mengglengkan kepalanua pelan, bagaimana bisa mereka sesantai itu. Walaupun dia tau kalau Neilson pun tidak akan memburu Briana, ya setidaknya dalam waktu dekat ini.

The Devil Prince and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang