Part 21

6.3K 490 17
                                    

Happy Reading and happy long weekend, maaf kalo ada typo🐠

Begitu sampai di depan ruang kepala akademik, Melvin langsung masuk kedalam ruangan itu tanpa mengetuk pintu. Mike dan Gracia hanya saling diam dan mengikuti langkah Melvin.

Terlihat kepala Akademik yang sedang memeriksa beberapa berkas, menoleh ke arah Melvin.

"Ada apa tuan muda?" Tanya si kepala Akademik.

Melvin menyerahkan buku mantra itu kepada Alex —kepala akademik— mata Alex membulat sempurna begitu melihat buku yang sudah dirinya dan Max cari setengah mati, ke seluruh penjuru Orbis. Memang tak perlu diragukan lagi kemampuan putra tunggal Aidan.

"Bukan aku yang menemukan buku itu." Ucap Melvin, "tapi Gracia." Lanjutnya.

Alex terngangga mendengar sebuah fakta yang terlontar di mulut Melvin. Apa dia bilang? Gracia? Matenya Melvin itu? Bagaimana bisa matenya Melvin menemukan buku yang hanya orang-orang tertentu saja, yang dapat melihatnya?

Siapa sebenarnya Gracia itu? Pikir Alex.

Begitu buku itu sudah ada ditangan Alex, tiba-tiba sebuah bayangan hitam merampas buku itu dari tangan Alex dengan tiba-tiba. Membuat semua yang ada diruangan tersebut kaget dan reflek semuanya berlari keluar ruangan. Mencoba mengejar bayangan hitam misterius yang sudah merampas buku mantra legendaris.

"Sial!" Umpat Melvin begitu bayangan hitam tersebut sudah pergi begitu cepat, sangat cepat. Bahkan Melvin yang notabanenya adalah makhluk tercepat di dunia tidak dapat mengejarnya.

Mata Melvin tertuju pada sebuah benda yang ada dilantai, ia berjalan pelan untuk mengambil benda yang tergeletak di lantai. Tenyata buku tua legendaris itu jatuh dilantai.
Kening Melvin menyerit, ia mengulurkan tangan kanannya untuk mengambil buku yang sempat di ambil oleh bayangan hitam itu.

Untuk apa bayangan hitam misterius itu, merampas buku ini jika tidak dia ambil? Batin Melvin.

"Bagaimana? Kau mendapatkannya?" Tanya Mike tiba-tiba. Bertepatan dengan itu Alex dan Gracia juga baru saja tiba.

Melvin hanya menoleh sekilas pada Mike tanpa menjawab pertanyaan pria itu.

Melvin meneliti buku tua itu, seingatnya buku ini masih di gembok. Dan gemboknya hanya dapat dibuka oleh orang yang memiliki darah kerajaannya saja. Darah pewaris klan iblis Diabolus.
Lalu saat ini buku itu sudah terbuka, dengan dua lembar bagiannya tersobek. Dan, sobekan itu adalah halaman dimana bagian mantra waktu berada.

Melvin mendongakan kepalanya, ia menatap Alex dengan tatapan khawatir.

Alex mengerti arti tatapan Melvin, ia menganggukan kepalanya. "Kita temui ayahmu sekarang Pangeran!" Kata Alex.

"Baiklah." Jawab Melvin.

"Aku bisa membawa kalian cepat dengan teleportasi." Ucap Gracia tiba-tiba.

Alex yang mendengar ucapan gadis itu kaget, bagaimana bisa wanita semuda Gracia sudah bisa menguasai ilmu teleportasi? Dari mana gadis itu mendapatkan ilmu sihir tingkat atas semacam teleportasi? Bahkan dirinya sendiri harus berpuluh-puluh tahun dulu baru dapat menguasai ilmu sihir itu.
Lalu, Alex sendiri yakin kedua pangeran didepannya itu belum dapat menguasai sihir teleportasi itu.

"Kau bawa Pangeran Mike, aku yang akan membawa Pangeran Melvin." Jawab Alex.

Gracia yang ingin membalas perkataan Kepala Akademik itu, menutup mulutnya kembali karena Melvin sudah lebih dulu menyelanya.

"Aku dengan Grace, biar Mike dengan mu saja paman Alex." Sahut Melvin.

Gracia mendengus kesal. Bisa-bisanya Melvin bertingkah possessive disaat-saat genting seperti ini, sedangkan Alex hanya terkekeh mendengar bantahan keponakannya itu. Benar-benar mirip dengan ayahnya Pangerannya itu.

The Devil Prince and MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang