Happy Reading, maaf kalo ada typo🐈
"Aku tau kau menghindari ku"
Suara itu, Gracia yang tengah melatih kekuatan sihirnya mendadak harus menghentikan kegiatannya karena sebuah suara yang memecah konsentrasinya. Padahal ini adalah waktu yang tepat baginya untuk mengembangkan sihir-sihirnya.
Walaupun kemampuan sihir Gracia sudah bisa dikatakan baik, namun Gracia tak mau berpuas hati. Ia masih harus terus mengembangkan semua ilmu-ilmu yang ia miliki. Dan ja juga masih perlu banyak belajar, terutama untuk ilmu bela diri dan menggunakan senjata. Jujur saja, Gracia sangat tidak bisa ilmu bela diri dan cara menggunakan senjata. Itu salah satu alasan dirinya mau masuk mendaftar untuk belajar di akademik ini.
Gracia harus kembali membulatkan kedua matanya begitu ia berbalik dan melihat dengan jelas siapa yang sudah menggangu konsentrasinya, baru saja Gracia ingin memaki orang itu. Namun, harus ia urungkan ketika ia melihat siapa yang sudah berani mengusik dirinya.
"Tidak usah kaget seperti itu" kata pria yang ada di depannya "maaf soal malam itu, sungguh saat itu aku dalam kondisi tidak baik."
Kali ini Gracia sudah bisa bernafas lega setelah mendengar penjelasan singkat pria bermata biru yang tak ia ketahui namanya siapa. Yang Gracia tau hanyalah sosok didepannya itu adalah Pangeran Federick. Hanya itu.
"Tak masalah" jawab Gracia singkat.
"Nama ku Melvin, siapa nama mu?" Gracia menyerit dan menatap heran pada pria yang menyebutkan namanya Melvin. Perkenalan yang aneh, seperti saat ia masih berumur lima tahun. Tanpa sadar Gracia terkikik geli, dan Melvin merasa tersindir. "Ada yang aneh?" Tanya Melvin lagi.
Karena jujur saja, Melvin sendiri juga merasa aneh pada dirinya sendiri, entah dorongan dari mana dirinya mau menurunkan harga dirinya yang tinggi itu untuk sekedar meminta maaf pada gadis di hadapannya dan belum lagi ia mengajak berkenalan. Seumur hidup Melvin belum pernah mengajak berkenalan seseorang, dan begini lah jadinya.
Gracia menggelengkan kepalanya "tidak ada tuan muda Federick. Nama ku Gracia, tapi kau bisa memanggil ku Grace" jawab Gracia.
Melvin semakin merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya saat menatap mata cokelat itu, seperti ada gelenjar aneh yang menyeruak pada ruang dadanya, dan belum lagi saat ada hembusan angin yang menerpa. Seakan aroma lily tercium begitu menyengat dari arah gadis bernama Gracia yang tengah menatapnya dengan pandangan jahil. Entah apa yang dipikirkan gadis itu yang pasti Melvin yakin gadis itu sedang meledeknya karena perkenalan kaku yang Melvin jalani saat ini.
Salahkan Melvin yang tak pernah mengajak sesorang berkenalan terutama seorang gadis, karena selama ini orang-orang lah yang bersusah payah untuk memperkenalkan diri mereka pada Melvin. Dan harusnya gadis bernama Gracia itu merasa tersanjung karena dirinya telah menjadi orang pertama yang Melvin ajak berkenalan.
"Bisa kita duduk? Rasanya tak sopan jika harus mengobrol sambil berdiri." Ucap Melvin. Dan ia harus merutuki dirinya lagi, kenapa disini kensannya Melvin ingin sekali berbincang dengan gadis itu.
Terlihat Gracia tengah menimang tawaran Melvin namun akhirnya gadis itu menyetujuinya "baiklah"
Setelah mereka sudah duduk di atas rumput dan dibawah rindangnya pohon, Melvin mulai memutar otaknya untuk membuat sebuah obrolan dengan gadis yang sudah membuatnya merasakan hal aneh dari dalam dirinya yang bahkan bagi Melvin sendiri tak tau apa yang ia rasakan. Semua terlalu rumit untuk dirinya terjemahkan, dan Melvin rasa lebih mudah menghafal mantra sihir dibanding meneerjemahkan apa yang tengah ia rasakan saat ini.
"Boleh aku tau tentang diri mu?" Suara Melvin membuat Gracia menoleh ke arah pria tampan disebelahnya, jujur saja bagi Gracia ini adalah suasana terkonyol yang pernah ia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Prince and Me
FantasySequel King Demon's Bride. Melvin Amadeuz Federick, putra mahkota kerjaan Diabolus. Anak dari pasangan Raja Aidan Federick serta Ratu Briana Federick. Harus belajar layaknya warga sipil, di akademi sihir milik ayahnya. Ia menerima pertintah dari san...