59

887 70 4
                                    

"Luhan." Gue agak ragu sebut nama itu. Tapi itu yang terjadi sebenernya.

"Han.. bangun. Lo jangan bercanda. Lo bangun sekarang." Gue goyang-goyangin tubuh luhan yang udah terbut kafan.

"LUHAN BANGUN. Lo udah janjikan buat gue gak nangis. Tapi kalo kaya gini lo buat gue nangis. Luhan bangun." Gue terus goyang-goyang tubuh luhan. Sakit. Sakit ngelihat dia kaya gini.

"Luhan bangun,gue akan maafin semua kesalahan lo. Tapi plis,lo bangun. Bangun han bangun." Gue masih aja goyangin tubuh luhan. Memaksa dia buat bangun.

Dan dari tempat lain kak suho dkk ngelihatin gue yang sedang nangis di depan tubuh luhan. Mereka hanya bisa nahan nangis ngelihat gue yang kaya gitu.

Lalu kak sehun berjalan mendekati gue. Dia peluk gue.

"Yang,jangan kaya gini. Kalo kaya gini kamu makin menyiksa luhan. Kamu gak mau ngelihat luhan sedihkan." Kak sehun mengelus pundak gue. Dia coba tenangin gue.

"Luhan kak...luhan..." gue nangis sejadi-jadinya sekarang.

"Iya. Kamu harus tenang. Kamu gak boleh kaya gini. Kalo kamu kaya gini. Luhan gak akan tenang disana." Nasehat kak sehun.

"Tapi dia udah janji sama aku,gak bakal buat aku nangis lagi. Tapi apa. Dia malah buat aku-"

"Hust.. kamu gak boleh kaya gini." Kak sehun mempererat pelukannya. Membuat gue diam dan menangis dalam pelukan kak sehun.

Tak lama kemudian tante vanya mendekati gue. Dan memegang pundak gue.

"Tzuyu,kamu gak boleh gitu. Kasihan luhan." Nasehat tante vanya yang juga sama dengan kak sehun.

"luhan tante..luhan. itu bukan luhan kan tante. Kemarin luhan masih bisa kok jalan-jalan sama aku. Dan gak mungkin sekarang luhan-"

Gue udah gak sanggup bicara lagi. Mulut gue udah kelu,rasanya gak mungkin luhan udah meninggal.

"iya sayang. Ini luhan. Kalo kamu mau tau semuanya,kamu harus tenangin diri kamu,nanti tante kasih tau." Tante vanya mengelus kepala gue sambil menasehati.

"tan-"

Brukkk...

Gue pingsan. Semuanya pada panik. Kak sehun langsung nolongin gue. dia nyuruh seseorang ngambilin minyak kayu putih buat gue.

"yang...tzu... bangun." Kak sehun menepuk-nepuk pipi gue.

"sayang...bangun." Kak sehun terus nepuk pipi gue buat bangun.

"ini hun minyaknya." Kak lay ngasihin minyak kayu putih ke kak sehun.

"tzuyu... bangun. Kamu gak boleh kaya gini." kak sehun membuka tutup botol minyak kayu putih itu,lalu dia menempelkannya ke hidung gue. biar aroma dari minyak kayu putih itu bisa membuat gue segar dan sadar.

"eughh.." lengkuh gue.

"tzuyu..sayang kamu udah bangun." Kak sehun membantu gue buat duduk.

"kak." Setelah sadar gue memeluk kak sehun.

"kamu tenang. Aku ada disini kok." Kak sehun mengelus kepala gue.

Tak lama kemudian kak sehun melepaskan pelukannya. Dia natap gue.

"kamu mau mengantarkan luhan sampai pusaranya kan?" Tanya kak sehun.

Gue hanya ngangguk aja.

"tapi kamu harus janji satu hal. Kamu gak boleh kaya gini. kamu harus tenang dan kamu harus kuat menghadapi semua ini. Tenang aja,ada kita semua kok disini. Kamu janji kan." Kak sehun memegang kedua pipi gue.

Perjuangan Cinta Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang