71

911 76 19
                                    

"Aku mau putus."

"Enggak. Aku udah bilang kan,kalo kamu lagi marah jangan pernah kamu bilang itu." Kak sehun genggam tangan gue,tapi langsung aja gue tepis.

"Pokoknya aku mau putus."

"Kamu kenapa sih sayang."

"Aku mau putus,aku mau putus,aku mau putus."

"Em...kalian bisa keluar sekarang." Kak sehun menyuruh anggota osis lainnya buat keluar.

"Gak,gak perlu. Gue yang akan keluar."

"Yang." Bentak kak sehun.

Sakit woy,sakit di bentak kak sehun.

"Jangan pernah panggil gue sayang lagi. Gue udah putus dari lo." Gue panggil kak sehun dengan panggilan 'lo' 'gue'.

"Kalian keluar sekarang." Kak sehun menuntun anggota osis buat keluar ruang osis. Lalu dia kunci pintunya.

"Kak." Teriak gue.

"Apa? Kamu mau ngomong apa?" Kak sehun mendekat ke gue.

"Buka pintunya sekarang." Pinta gue.

"Enggak."

"Buka."

"Enggak."

"Buka kak."

"Enggak. Sekali enggak ya enggak." Kak sehun mulai emosi dengan sikap gue.

"Mau lo apa sih."

"Aku mau kita gak putus." Kak sehun genggam tangan gue lagi,tapi untuk kesekian kalinya gue menepisnya.

"Enggak bisa. Gue mau putus sama lo."

"Tzu." Panggil kak sehun. Gue gak sahutin panggilan kak sehun.

"Yang." Kak sehun panggil gue lagi.

"Sayang." Kak sehun mengelus pipi gue lembut. Tapi dan lagi-lagi gue tepis tangan kak sehun.

"Siapa yang nyuruh kamu putus sama aku? Siapa yang menekan kamu? Siapa yang buat kamu berubah kaya gini? Siapa?" Tanya kak sehun lembut.

"Gak ada."

"Kamu jujur sama aku. Kalo kamu kaya gini,semua masalah gak akan berakhir."

"Yang." Panggil kak sehun.

"Apa lagi sih. Bukain gak pintunya. Gue mau pulang." Gue mengalihkan pembicaraan.

"Yaudah kalo kamu belum bisa jujur sama aku. Tapi kamu harus tau kalo aku sayang sama kamu. Aku gak mau putus sama kamu."

"Terserah. Pokoknya aku anggap kita udah putus."

"Aku anterin ya pulangnya. Bahaya kalo cew-"

"Gak usah."

"Yaudah,aku pesenin taxi."

"Gak usah. Cepet buka pintunya." Gue udah di ambang pintu sekarang.

Lalu kak sehun buka pintunya.

"Hati-hati di jalan. Sampai di rumah langsung istirahat. Jangan mikir yang macem-macem." Kak sehun membelai rambut gue.

Gue nyelonong pergi begitu aja tanpa mempedulikan kak sehun





Sekarang gue lagi di halte. Kalo bus sekolah jam sekarang ini udah lewat,jadi gue nunggu taxi aja.

Sekarang gue lagi nangis di halte. Gak elit banget ya gue,nangis di halte. Tapi mau gimana lagi,dari tadi gue bertengkar sama kak sehun itu gue gak nangis. Gue berusaha untuk menahan air mata gue. Gue gak mau kak sehun lihat gue nangis.

Perjuangan Cinta Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang