Hari-hari Jassy belum pernah sesuram ini.
Belum pernah Jassy merasakan beratnya melewati satu hari. Setelah satu hari buruknya lima hari yg lalu, Jassy nggak menduga bahwa hari-hari selanjutnya akan lebih buruk dari itu.
Jassy terlalu percaya diri mengira Baekhyun nggak akan pergi semudah itu.
Jassy terlalu percaya diri mengira Baekhyun masih akan menghubunginya atau paling nggak mengiriminya pesan.
Jassy terlalu percaya diri mengira Baekhyun masih mau memperjuangkan hubungan mereka.
Kenyataannya, yg Jassy terima cuma kecewa. Kekecewaan yg dibuat dan didapatnya sendiri.
Baekhyun semakin jauh.
Di saat seperti ini, Jassy pengen sekuat dan setegar Nami atau paling nggak secuek dan se-masa-bodoh Hana yg akan melanjutkan hari-harinya pasca patah hati dengan tertawa seperti biasa bersama teman-temannya.
Tapi Jassy tetaplah Jassy, yg akan marah ketika kesal, dan menangis ketika sedih. Dia belum bisa sekuat kedua temannya.
"Jas!"
Jassy buru-buru membereskan tisu yg berceceran di atas tempat tidurnya ketika mamanya memanggil dari balik pintu kamar. Kakinya melangkah malas menuju pintu lalu membukanya.
"Tumben dikunci, udah makannya?"
Makan?
Oh, ya ampun, Jassy baru ingat tadi dia membawa sepiring makanan ke kamarnya. Jassy menolak makan bersama di meja makan dengan alasan makan di kamar sambil mengerjakan tugas.
Makanan itu masih utuh dengan tekstur yg sudah tak sesegar pada awalnya.
"Lupa ma."
"Lagi?"
Ya, lagi. Jassy lagi-lagi melewatkan makan siangnya setelah pagi hari cuma menggigit setengah potong apel sebagai sarapan sebelum berangkat ke kampus.
"Sesibuk apa sih kamu, Jas? Makan aja sampe lupa. Kenapa kamu? Ayo dong, Jas, mama udah pusing masalah kakak kamu, sekarang malah kamu tambahin."
Setiap kata yg keluar dari mulut sang mama hanyalah sebuah kata bagi Jassy. Rasanya sulit untuk berkonsentrasi barang semenit. Yg Jassy tau, mamanya sedang marah. Cuma itu.
"Aku nggak enak badan, ma."
"Nah, kan?"
Jassy pasrah ketika mendengar omelan sang mama yg lagi-lagi sulit Jassy pahami kalimatnya karena sulitnya dia berkonsentrasi. Mamanya terus mengomel sambil masuk ke kamar Jassy untuk mengambil sepiring makanan yg tadi Jassy bawa.
"Ngerti kamu?" Suara mama mengejutkan Jassy.
Ngerti apa? Jujur, Jassy nggak yakin apa tadi dia cukup mendengar ucapan sang mama.
Separah inikah efek gengsinya itu?
Beberapa hari belakangan ini Jassy jadi linglung. Jassy jadi suka nggak nyambung ketika diajak bicara. Dia juga meminimalisir pertemuannya dengan siapapun, selalu berdiam diri di kamar ketika sudah bebas dari kegiatan di luar sana.
Gak kehitung berapa kali teman-temannya mencari via telepon atau pesan, juga Johnny.
Jassy yg langsung menghilang tanpa kabar sudah pasti membingungkan Johnny. Terakhir kali Johnny menghubunginya via LINE, Jassy langsung memblokirnya.
Rasanya Jassy benar-benar kehilangan arah. Bingung akan kemana dan bagaimana. Semua orang di rumahnya terlalu sibuk dengan urusan Jongin sampai-sampai Jassy merasa terbengkalai. Padahal itu cuma perasaan dan ilusi yg diciptakannya sendiri.