TIGA [Revisi]

32.3K 1.7K 6
                                    

Vote dan Comment please😗
Happy Reading🙏

"Iya, ya sudah yang penting kamu terima dulu aja. Kalau kamu nggak mau juga nggak papa. Mamah sama papah sebenarnya nggak maksa kok"ucap Dira, ia tersenyum lalu mencium pucuk kepala Adel dan pergi menuju kamarnya.

"Kok aku nggak inget apapun tentang Darren ya??", gumam Adel.

-----------

Siang ini Adel berada di kelas dengan dosen yang ceramah di depan membuat beberapa Mahasiswa mengantuk. Yuki duduk di sampingnya dan memperhatikan apa yang dosen itu katakan.

"Hah..aku ngantukk!!", gumam Adel. Ia langsung menyembunyikan mukanya di lipatan lengannya di atas meja. Yuki mengelus pelan rambut Adel yang tergerai indah.

"Yaudah tuan putri tidur aja ya", bisik Yuki. Ia terkikik geli mendengar ucapannya sendiri. Adel mengangkat wajahnya dan mendengus pelan.

"Ohh iya Del, kamu masih hutang penjelasan sama aku loh!", ucap Yuki sambil memainkan bolpointnya di depan muka Adel.

"Hutang apaan sih Yuki?", tanya Adel. Ia sesekali melirik dosen yang masih menampilkan beberapa slide.

"Kok kamu bisa lolos dari hukuman polisi??dan ternyata kita pun sekarang sudah bukan buronan polisi lagi", ucap Yuki membuat Adel terkejut..bagaimana bisa??

"Okee..nanti di kantin aku jelasin, tapi gimana kalian juga bisa bebas dari polisi??", tanya Adel.

"Ntah lah!!Aku juga nggak tau Adel", ucap Yuki. Ia kembali memperhatikan dosen di depan. Karena ngobrol dengan Adel ia jadi tidak paham dengan materi sebelumnya.

"Kok bisa??apa temen papah juga??tapi kan mamah bilangnya cuma aku", gumam Adel penasaran.

Ponsel Adel bergetar menandakan pesan masuk, ia segera mengambilnya dan mendapati 2 pesan dari mamahnya.

^Adel setelah kelas selesai kamu harus segera pulang yah, temen papah ini sudah sampai di bandara dan akan langsung ke rumah kita^

^sebelum pulang kamu perbaiki penampilan kamu dulu ya^

Adel menghela nafasnya pelan, ia menatap Yuki yang masih serius dengan dosen di depan sana. Ia masih penasaran tetapi ia harus segera pulang.

"Yuki!aku nggak jadi cerita hari ini, mungkin lain kali aja ya", ucap Adel dengan nada menyesal.

"Kenapa??", tanya Yuki. Ia melihat sahabatnya sedikit gelisah.

"Aku ada urusan keluarga, mamah minta segera pulang", ucap Adel membuat Yuki menganggukkan kepalanya.

"Okee..nggak papa kok", ucap Yuki sambil tersenyum.

Akhirnya mata kuliah siang ini pun selesai, Adel melirik arloji di tangan kirinya. Pukul 2 siang, ia segera berjalan mencari taksi hingga salah satu taksi berhenti di depannya.
Di dalam taksi ia terpaksa memakai bedak dan sedikit lipstik di bibirnya. Sebenarnya ia benci dengan lipstik, ia hanya terbiasa memakai bedak.

"Semoga gak memalukan, bagaimanapun aku berhutang banyak sama mereka", ucap Adel pelan. Ia mengetahui teman papahnya yang akan datang adalah orang yang sama yang menolongnya kemaren.

Sampai di jalan depan rumah, ia melihat 1 mobil sport dan 1 mobil jeep.
"Astaga!!sepertinya aku pernah melihat mobil itu", gumam Adel saat melihat mobil jeep berwarna biru yang terparkir dengan manis di depan rumahnya.

Ia berjalan dengan sedikit tergesa, hingga sampai di depan pintu ia melihat kedua orang tuanya sedang mengobrol ria dengan sepasang suami istri yang seumuran dengan kedua orang tuanya.
Dan yang paling mengejutkan adalah seorang pria dengan seragam TNI AU yang duduk di samping tamunya. Dia adalah laki-laki yang menolongnya dari pukulan Hito malam itu. Ya dia adalah Darren.

"Kamu sudah pulang sayang? Sini salam sama tante Fia dan om Brian", ucap Dira saat melihat Adel berdiri di depan pintu. Seketika Adel tersadar dan tersenyum kecil. Ia berjalan mendekat ke arah Fia dan Brian.

Fia memeluk Adel dengan erat, "Akhirnya Bunda bisa ketemu sama kamu lagi sayang, kamu nggak kangen Bunda??", tanya Fia membuat Adel binggung.

"Iya tante Adel juga kangen" ucap Adel ragu, dan benar saja Fia langsung melepaskan pelukannya dan menatap Adel dengan heran.

"Kok kamu panggil tante??Dulu kamu selalu panggil Bunda, kamu lupa ya??"ucap Fia sambil mencubit pipi Adel dengan dengan gemas.

"I..iya Bunda"ucap Adel ragu. Mendengar Adel kembali memanggilnya Bunda membuat Fia tersenyum haru.

"Ma..sini biarin Adel peluk papa dulu", ucap Brian saat melihat istrinya tidak mau melepaskan Adel dari pelukannya.

Adel pun mendekati Brian dengan senyum kakunya. Bagaimana bisa ia melupakan orang-orang yang sangat menyayanginya seperti ini??

"Hai anak Ayah!!nggak nyangka sekarang kamu cantik banget padahal dulu ayah yang ngelap ingus kamu saat kamu main di rumah kami", canda Brian membuat Adel membelalakkan matanya. Ia malu!!!

"Dan saat besar kamu nakal ya! Ketua gangster??"tanya Brian, Adel pun merasa kesal dan malu. Ia menatap Brian dengan kesal, hingga membuat Brian tertawa.

"Kamu nggak lupa juga kan sama sahabat kamu itu??", tanya Brian sambil menunjuk Darren dengan dagunya. Adel pun menoleh ke arah Darren yang menatapnya sambil tersenyum kecil.

"Sepertinya dia lupa Pah", ucap Darren membuat Adel menatapnya tajam.

"Kamu kok bisa lupa sama Darren?kamu dulu selalu ikut kemanapun Darren pergi loh, makan aja minta Darren yang suapin", ucap Brian membuat semua orang tertawa. Astaga Adel mau tenggelam di laut aja!!

-----------

Di taman belakang rumah, Adel duduk di ayunan sambil sesekali menatap Darren yang duduk di depannya. Darren terlihat tampan dengan seragamnya, alisnya yang tebal, mata coklatnya semakin bersinar saat terkena sinar matahari walaupun dia bukan laki-laki berkulit putih, maklum seorang tentara jadi wajar jika dia berkulit agak kecoklatan. Walaupun begitu ia terlihat manis dan sangat tampan. Badannya tegap, pelukable bangett!!

"Udah puas liatin aku??sampai matanya mau keluar gitu", ucap Darren terkekeh pelan.

"Yehh..siapa yang liatin kamu!!", sewot Adel, dan semakin membuat Darren tertawa.

"Gimana??kaki kamu udah sembuh??", tanya Darren sambil menatap kaki Adel.

"Udah kok, aku kan kuat jadi sakit kaya gitu bukanlah hal yang perlu di khawatirkan", ucap Adel percaya diri membuat Darren menatapnya geli.

"Kuat kok pingsan?katanya ketua gangster??", ucap Darren membuat Adel menatapnya tajam.

"Jangan bawa-bawa gangster please!!", geram Adel membuat Darren terdiam. Ia menatap Adel yang sedang berusaha menghindari tatapannya.

"Kamu lupa sama aku??", tanya Darren sendu, seketika membuat Adel menatapnya dengan rasa bersalah.

"Maaf", gumam Adel. Ia lalu mengalihkan pandangannya.

"Nggak papa, waktu itu kamu masih kecil jadi pantes nggak inget", ucap Darren sambil tersenyum menenangkan.

"Saat pertama kali aku tolongin kamu di malam itu, sebenarnya aku sempat melihat kalung doraemon mu itu", ucap Darren sambil menunjuk kalung doraemon kecil yang terpasang indah di leher Adel.

"Kau tau, itu adalah pemberianku sebelum aku pindah ke Manado", ucap Darren sambil tersenyum lembut. Adel terkejut bagaimana bisa ia tidak curiga jika kalung ini sudah terpasang sejak ia masih kecil. Ia fikir ini adalah hadiah dari orang tuanya.

"Benarkah??jadi dari awal kamu sudah tau siapa aku??", tanya Adel pelan, membuat Darren menganggukkan kepalanya

"Ya dan itu semua karena kalung itu"

Next🔜
(Maaf jika masih ada typo berkeliaran✌😂)

(Revisi, 9 Juni 2019)

Perfect Love For AU (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang