Happy Reading💙
"Terimakasih untuk semuanya. Aku bahagia", ucap Adel pelan. Ia semakin mengeratkan pelukannya membuat Darren membalasnya dan mengusap rambut Adel dengan lembut dan penuh kasih sayang.
--------------
"Jadi kamu sudah mengingat kenangan kita??", tanya Darren membuat Adel menganggukkan kepalanya dan terus menyembunyikan wajahnya di dada Darren. Ia sedikit malu saat mengingat bagaimana tingkah alaynya sewaktu kecil.
"Kamu inget nggak kamu dulu----", ucapan Darren terhenti saat Adel menyelanya.
"Tau banget!! Aku dulu alay!!", ucap Adel kesal, ia menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. Ia malu!!."Kamu sok tau sekali sih Dek!! Aku kan mau bilang kalau kamu dulu sangat menggemaskan. Kamu tau aku tidak bisa hidup tenang saat di Manado", ucap Darren pelan. Ia duduk di sofa bed dan menyandarkan punggungnya. Ia melihat bintang-bintang bertaburan menghiasi langit malam yang menemani suasana hangatnya bersama Adel .
"Sebenarnya dulu aku nggak rela ninggalin kamu di sana, yah walaupun ada orang tua kamu yang menjaganya, tapi kamu ingat kan waktu kecil kamu nggak punya temen kecuali aku?", ucap Darren terkekeh pelan, ia menarik pergelangan tangan Adel lembut hingga membuat Adel terduduk di sampingnya.
"Kamu nggak nyeselkan nikah sama aku??", tanya Darren serak, Adel segera menggelengkan kepalanya. Ia tidak tau kenapa, tetapi ia merasa sedikit bahagia bisa menikah dengan Darren.
"Kak"
"Hmm??"
"Aku nggak tau apa yang kamu suka dan apa yang tidak kamu suka, boleh kasih tau aku??"
Darren menatap Adel dan tersenyum manis, "Aku suka deket sama kamu, suka cubit pipi kamu, kalau makanan semua aku suka kecuali brokoli sama kecambah, kalau minuman semua suka kecuali susu putih, udah sih itu aja"
Adel menganggukkan kepalanya. Ia kembali menatap bintang yang bertaburan di malam yang gelap dan sinar rembulan yang sedikit tertutup awan.
"Kamu itu suka es krim vanilla, nggak suka kalau miliknya direbut orang lain, kesel kalau digodain, marah kalau rambutnya ditarik-tarik, susah dibangunin, males mandi, nggak suka bau melati, paling suka bunga mawar, paling takut sama belalang, takut kalau sendirian di lift, takut---"Ucapan Darren terhenti saat Adel memeluknya erat. Suara isak tangis terdengar samar-samar. Kaos yang di pakainya pun terasa basah.
"Heii..kamu kenapa sayang", ucap Darren lembut sambil mencoba melepaskan pelukan Adel. Ia mengangkat wajah Adel yang tertunduk.
"Stt..jangan nangis Dek, aku nggak suka lihat kamu nangis", ucap Darren sambil menyeka air mata Adel yang membasahi pipinya.
"Maaf Kak..maaf Adel nggak tau apa-apa, sedangkan kamu mengetahui semua tentang aku", ucap Adel terisak. Entah mengapa ia merasa bersalah. Jantungnya berdetak lebih cepat saat mengetahui Darren mengetahui semua tentangnya. Ia bahagia, Sangat!
Ia yakin, tidak sulit untuk lelaki yang sangat mencintainya ini."Kamu nggak perlu minta maaf sayang, kamu nggak salah.", ucap Darren lembut, ia tersenyum menenangkan dan membuat Adel merasa lebih tenang.
Darren melepaskan pelukannya dan menghapus jejak air mata di pipi Adel. Ia tersenyum lembut dan menyentuh bibir bawah Adel, lelaki itu mulai mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya pada bibir Adel yang terasa lembut. Ia mencium gadisnya dengan penuh kelembutan dan rasa cinta yang ia salurkan melalui ciumannya.
Adel bahagia, ia merasa dicintai begitu dalam. Ia bersyukur karena mendapatkan suami yang sangat mencintainya walaupun ia belum sepenuhnya mencintai Darren. Ia akan mencoba belajar mencintai Darren. Ia yakin tidaklah sulit untuk mencintai laki-laki yang sudah menjadi suaminya. Ia pun akan menyerahkan semuanya kepada Darren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Love For AU (END)✔
Romance(WAJIB FOLLOW AUTHOR, TERIMA KASIH) Kisah cinta seorang ketua gangster dengan seorang Perwira TNI AU. Apakah kisah cinta mereka berjalan dengan lancar?? Nb : mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam penulisan diusahakan akan dilakukan REVISI # rank...