Adel POV
Aku bahagia!! Rasanya aku sudah hidup di surga karena kebahagiaan ini, Iya deh aku berlebihan😅.
Sudah 3 hari ini aku selalu mual-mual, kukira hanya masuk angin biasa tetapi ternyata aku hamil!!
Aku bahagia, dan aku juga bisa melihat pancaran bahagia di manik mata Mas Darren.Aku berharap bisa menjalani hari-hari kehamilanku bersama Mas Darren. Semoga saja ia tidak pergi bertugas hingga berbulan-bulan. Aku tidak kuat, lagipula dikehamilan kedua ku ini, aku selalu pengen apa-apa. Setiap liat iklan di tv dan terlihat menarik maka aku akan mengajak Mas Darren untuk membelinya.
"Aska!!", aku memanggil Aska yang bermain badminton dengan teman-temannya di halaman rumah.
"Ayo makan nak, kamu dari pagi belum makan!! Nanti kalau Ayah tau kamu dimarahin lagi loh", aku melihat putraku itu berlari menghampiriku.
"Makan dulu ya, nanti kalau mau main biar bertenaga"
"Siap Bunda!!", ucap Aska sembari mengangkat tangannya mengambil sikap hormat. Aku terkekeh pelan melihatnya.
3 bulan pertama kehamilan
"Mass!! Sini peluk aku!!", aku berteriak saat melihat Mas Darren berjalan menuju pintu. Ia baru sampai di halaman dan sudah ku teriak i seperti itu. Ia sedikit malu saat beberapa tetangga lewat di jalan depan rumah.
"Sayang, jangan teriak-teriak malu di denger tetangga"
"Jadi Mas malu peluk aku!! Mas jahat ya!! Sekarang udah nggak sayang Adel lagi!!", Mas Darren menghembuskan nafasnya kasar. Tapi entah mengapa aku selalu menangis jika ia tidak menuruti permintaanku. Dan kata Mas Darren sekarang aku sangat manja.
Mas Darren membawaku memasuki rumah dan memelukku erat. "Nggak sayang!! Mas sayang kok sama kamu, tapi kalau minta yang peluk-peluk gini jangan teriak-teriak ya, malu didenger tetangga", ia mengusap lembut rambutku dan membawaku duduk di sofa ruang tamu.
Aska muncul dengan susu di tanganya. Ia menatapku dan ayahnya heran, lalu ia terkejut saat menyadari aku sedang menangis.
"Ayah, bunda kenapa kok nangis??", Aska bertanya pada Mas Darren. Lelaki itu menyuruh Aska duduk di sampingnya.
"Ini Bunda sama dedek bayinya manja banget sayang, minta di peluk Ayah", Aska menggangguk paham dan kembali berdiri dan mengembalikan gelas susu yang sudah kosong.Ia duduk di depan tv dan mulai menonton acara favoritnya. Apalagi kalau bukan spongebob. Kartun jaman aku masih kecil banget. Mana cuma di ulang-ulang, ya walaupun ada beberapa episode barunya.
"Mas, pengen seblak!!", Mas Darren hanya tersenyum dan menganggukkan kepala.
"Iya sayang, aku ganti baju dulu ya! Gerah", aku menggangguk senang dan membiarkan Mas Darren ganti baju dan berangkat membelikan seblak untukku.
7 bulan kehamilan
"Ihh..Mas!! Jangan di sini!! Sana kamu bau banget!!", kulihat Mas Darren mencium badannya sendiri dan mengernyitkan dahinya heran.
"Padahal aku baru mandi lo sayang", aku kembali merengek memintanya duduk menjauh dariku. Ia berjalan mendekati Aska yang sedang belajar. Aku berjalan menuju kulkas dan bersiap mengambil es krim saat suara Mas Darren terdengar menggema di ruangan.
"Jangan makan es krim malam-malam kaya gini Adel!!", aku berbalik dan terkejut saat Mas Darren sudah berada di belakangku dan mengambil es krim yang ku pegang.
"Tapi..aku kan pengen banget Mas!!", aku memelas dan mengeluarkan jurus andalanku yaitu bergelayut di lengannya. Ia pasti akan melunak.
"Yahh Mass..pleasee!! Sekali ini aja kok", ia menghela nafas lemah dan menggangguk menyerahkan es krin ke tanganku. Aku menerimanya dengan senang hati.
Mas Darren kembali duduk di samping Aska, aku mengelus perutku yang sudah membesar. Entah mengapa akhir-akhir ini aku selalu mual jika berdekatan dengan Mas Darren. Sebenarnya kasihan juga saat mengetahui ketika ia ingin sekedar mengelus perutku dan aku menolaknya.
Hanya tinggal 2 bulan lagi keluarga ku akan komplit. Ya, janin yang sedang ku kandung berjenis kelamin perempuan. Aku sungguh senang saat mengetahuinya begitu juga Aska. Putraku itu sangat menginginkan adik perempuan.
Mas Darren pun sudah 2 minggu ini selalu pulang cepat. Ia tidak tega membiarkanku mengurus Aska sendirian apalagi dengan keadaan perutku yang semakin besar.
Aku meletakkan es krim yang ku pegang saat merasakan sakit di perutku. Aku berusaha duduk di kursi dan merasakan sesuatu mengalir di pahaku.
Seketika aku panik dan memanggil Mas Darren berkali-kali."Mass..hiks hikss!! Sakitt!!". Aku memeluk erat leher Mas Darren saat lelaki itu menggendongku ke dalan mobil.
Aska pun sudah tidur, mungkin beberapa menit lagi Bunda akan segera datang.
Darren POV
Panik melanda diriku saat melihat raut kesakitan di wajah cantik istriku. Aku segera menggendongnya dan membawanya ke rumah sakit setelah menelfon Bunda dan yang lain.
Aku tidak tega melihat Adel kesakitan seperti itu, bahkan usia kehamilan Adel baru akan memasuki 8 bulan tetapi sepertinya bayiku tidak sabar untuk melihat indahnya dunia.
"Mass..hiks..hikss!!"
"Demi tuhan bersabarlah sayang, kita akan segera sampai", aku mengusap dahinya yang dipenuhi keringat.
Setelah 3 menit dilanda kegelisahan akhirnya kita sampai di rumah sakit. Aku segera menggendongnya dan meminta bantuan suster yang berjaga. Adel segera di tangani oleh dokter dan disinilah aku menunggu. Ya Tuhan..semoga engkau selalu melindungi mereka.
"Keluarga Pasien Ibu Adel"
Aku mendongak saat seorang dokter keluar dari ruangan tempat Adel di periksa. "Iya dok", aku berdiri dan mendekati dokter setengah baya itu.
"Ibu Adel harus segera di operasi demi menyelamatkan bayinya pak"
"Baik dok lakukan yang terbaik untuk istri dan anak saya", aku memantapkan hatiku saat mengingat keinginan Adel untuk melakukannya secara normal. Tapi keadaan sangat mendesak, suka tidak suka ia memang harus di operasi.
Setelah menunggu 2 jam lamanya, akhirnya operasi berjalan dengan lancar. Aku menghembuskan nafas lega saat mendengar suara tangisan bayi yang sangat lemah. Dan ternyata bayi kecilku memang harus masuk incubator karena berat badan yang kurang.
Aku mendekat ke ranjang dimana Adel tidur dengan wajah polosnya. Ia masih saja terlihat cantik walaupun wajahnya sedikit pucat. Aku mengusap pipinya pelan, sungguh aku sangat beruntung bisa menjadi suaminya. Kulihat bulu mataya sedikit bergerak, dan benar saja tidak lama kemudian ia menatapku dengan senyum lemah dibibirnya.
"Mas, dimana..an..anak kita??", aku tersenyum menatapnya.
"Anak kita ada di tempat yang aman sayang, jika keadaanmu pulih kita akan segera menjenguknya"
"Dia cantik sepertimu, terimakasih sayang kamu telah memberiku kebahagiaan yang luar biasa", aku mengusap pipi Adel dan mengecup puncak kepalanya.
Ia menangis haru dan memelukku erat, "I Love you" bisiknya tepat di telingaku.
"I Love you too babe"
Ketua gangster yang dulu ditakuti kini jatuh sejatuh-jatuhnya pada lelaki masa kecilnya. Tak pernah terbayangkan jika takdir akan mempertemukan mereka setelah sekian lama berpisah. Memang, kita tidak tahu rencana Tuhan dan takdir yang Ia siapkan untuk kita.
-FINISH-
Haaaiiiiiii readers tercinta akuuuu😙
Maaf ya aku lamaaaaaaaa banget updatenya. Btw aku baru selesai UN SMK dan soal nya itu hmm susah banget sesusah ngedapetin doi (eh malah curhat😅)
Sekalii lagi maaaaafff banggeett baru update kali ini😢
Terimakasih buat yang udah ngikutin cerita PLFAU dari awal sampai akhirrr🙏
Mas Darren sama Adel mau pamit ya, jangan kangenn😢Hmm..kayaknya aku juga mau bikin cerita lagi yang berbau TNI atau Polisi, nggak tau juga ah!😅
Ya udah aku pamit undur diri aja ya😅
Semoga pembaca tercinta masih setia pantengin lapak aku ya, siapa tau ada info cerita baru😅😅Dadahhhh...see you next time guys😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Love For AU (END)✔
Romance(WAJIB FOLLOW AUTHOR, TERIMA KASIH) Kisah cinta seorang ketua gangster dengan seorang Perwira TNI AU. Apakah kisah cinta mereka berjalan dengan lancar?? Nb : mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam penulisan diusahakan akan dilakukan REVISI # rank...