EMPAT [Revisi]

30.7K 1.5K 5
                                    

"Benarkah??jadi dari awal kamu sudah tau siapa aku??", tanya Adel membuat Darren menganggukkan kepalanya

"Ya dan itu semua karena kalung itu"

-----------------

Tanpa sadar Adel memegang kalung itu dengan pikiran melayang entah kemana. Darren tersenyum saat mengantarkan Adel ke rumah sakit, saat itu ia tak menyangka wanita itu masih menyimpan bahkan memakai kalung pemberiannya.

"Aku nggak nyangka kamu masih mau memakainya", ucap Darren berbinar sambil mengacak pelan rambut Adel.

"Ahh..jangan acak-acak rambut aku!", ucap Adel kesal dan memukul tangan lelaki itu, Darren terkekeh pelan.

"Kamu nggak niat panggil aku dengan embel-embel kak lagi??itu terdengar manis", ucap Darren sambil tersenyum. Adel menatapnya heran, "big no!!nggak ada untungnya aku panggil kamu kak", ucap Adel sinis.

"Ada, setidaknya kamu tau attitude", ucap Darren membuat Adel menatap lelaki itu tajam.

"Jadi kamu ngatain aku nggak punya attitude??", sengit Adel membuat Darren lagi-lagi tersenyum menatapnya.

"Aku nggak bermaksud ngatain kamu kok, kamunya aja yang sensitif", Adel mendengus pelan.

"Baiklah Kak Darren"ucap Adel sambil memutar matanya dan menekan kata Kak yang ia ucapkan, sesuatu hal yang sangat sepele tetapi membuat Darren terdiam, suara lembut itu terdengar sangat manis saat memanggil namanya dengan embel-embel Kak.

Darren tersenyum puas, "Good girl"

*************

Sudah beberapa hari ini Darren mengantar jemput Adel menuju kampusnya. Awalnya Adel sedikit terganggu tetapi lama kelamaan ia terbiasa. Entah mengapa sampai saat ini ia belum bisa mengingat kenangannya dengan Darren.

Siang ini Darren menjemput Adel dengan mobil sport hitamnya, karena Adel sering mengeluh jika ia menjemput dengan mobil jeepnya gadis itu pasti akan mengomel panjang x lebar, yang katanya ketinggian lah, ini lah, itu lah membuat Darren pusing mendengarnya.

"Kak! mampir ke supermarket depan ya", ucap Adel sambil menunjuk plakat supermarket di depan.

"Baiklah"

Darren memarkirkan mobilnya di depan supermarket yang terlihat senggang. Ia bersiap melepas seat beltnya hingga suara Adel menghentikannya.

"Nggak usah ikut kak, urusan cewek ini", ucap Adel segera saat ia melihat Darren akan turun dari mobil, ia segera berlari ke dalam supermarket dan kembali dengan kantong plastik berwarna hitam??setahu Darren supermarket dengan cabang di mana-mana itu selalu menggunakan kantong plastik berwarna putih.

"Ayo kak!", ucap Adel sambil memasukkan kantong plastik itu ke dalam tasnya.

"Itu apaan??kok aku nggak di bagi??", tanya Darren sambil melirik tas Adel.

"Ohh..kalau kakak mau nggak papa, aku bisa balik lagi ke dalam buat beliin",ucap Adel berusaha menahan tawanya.

"Emang apaan sih"

"Roti cewek", ucap Adel cuek. Ia malu jika harus mengatakannya lebih jelas, tapi lelaki itu masih saja penasaran.

"Emang roti ada cewek cowoknya??", tanya Darren membuat Adel kesal setengah mati.

"Ckkk udahlah kak!!nggak penting, ayo jalan", ucap Adel membuat Darren akhirnya mengangguk pasrah.

Akhirnya setelah di dalam mobil bersama Darren sekitar 15 menit walau terasa seperti 15 tahun ia sampai di depan rumah dengan selamat.

Perfect Love For AU (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang