TIGA PULUH TUJUH

18K 804 17
                                    

~Janganlah seperti ini,aku tidak mau kau meninggalkanku sendirian menghadapi kejamnya dunia..Kumohon bangunlah~

Selama kepergian Darren untuk bertugas,Adel merasa kesepian hingga ia sering menginap di rumah kedua orang tuanya.Ia dengan sabar menanti Darren berdua bersama buah hatinya yang sudah memasuki usia 6 bulan lebih 2 minggu.

Ia merasa bahagia karena telah melewati masa-masa yang sulit walaupun tanpa Darren disisinya.Tapi kebahagiaan itu sirna ketika waktu Darren bertugas telah melebihi jadwal.Sudah 3 minggu dari jadwal seharusnya,tetapi Darren belum juga kembali.

"Mungkin dia mendapatkan tugas tambahan sayang,tenanglah"ucap mama berkali-kali saat melihat Adel melamun.

Adel menatap mamanya sedih,bagaimanapun hatinya tidak tenang.Ia selalu berfikir yang tidak-tidak.
Sudah beberapa hari ini Mamanya menginap di rumah Adel,wanita itu khawatir dengan kondisi Adel yang semakin menurun selama 2 hari terakhir.

"Harusnya dia kembali 3 minggu yang lalu ma,kenapa sampai sekarang belum kembali,dan bahkan tidak ada kabar darinya"ucap Adel sambil memeluk tubuh mamahnya.

"Sabarlah sayang,kau hanya perlu mendoakannya dan berfikirlah positif"Adel menganggukkan kepalanya samar.

Suara bel membuat Adel mengurai pelukan mamanya dan berjalan menuju pintu.
Adel sedikit terkejut dengan keberadaan seorang pria paruh baya dengan seragam yang sama dengan seragam yang biasa Darren kenakan.

"Selamat Siang!Apakah benar dengan Ny.Darren??"tanya pria yang bernama Sabdo setelah Adel membaca name tagnya.

"Iya benar,maaf ada yang bisa saya bantu??"tanya Adel sopan.Tak lama ia merasakan tangan mamanya yang berada di pundak sebelah kanannya.

"Begini Ny,kedatangan saya di sini untuk memberi kabar jika Bapak Darren mengalami kecelakaan saat perjalanan pulang setelah selesai bertugas 2 hari yang lalu.."

Deg!!

Jantung Adel terasa berhenti,darah yang biasa mengalir deras sekarang terasa terhenti.Ia merasa pasokan oksigen di sekitarnya habis.
Adel terduduk dengan tangis yang terdengar sangat menyakitkan.

"Benar kan ma,firasatku hikss..tidak enak sejak kemaren!!hikss..antarkan Adel bertemu Kak Ren sekarang ma"ucap Adel terisak.Sedangkan Pria bernama Sabdo itu membantu Adel berdiri dan berpamitan untuk mengabarkan keluarga korban yang lain.

Adel segera menuju kamar Darren setelah bertanya letaknya pada resepsionis.Ia berjalan dengan bantuan mamanya.
"Tenanglah Adel,perhatikan jalanmu!!"

Adel menunduk takut saat ia akan terjatuh jika mamanya tidak menahan tubuhnya.
Setelah berjalan melewati beberapa kamar,akhirnya mereka sampai di ruang rawat Darren.
Disana berdiri 2 orang tentara yang menjaga kamar Darren.

"Ny.Darren??"ucap salah satu dari mereka yang ternyata sudah pernah bertemu dengan Adel sebelumnya.

Tapi ucapan lelaki itu diabaikan oleh Adel.Ia langsung menerobos masuk ke dalam dan tubuhnya mematung saat melihat suami yang di cintainya terbaring lemah dengan beberapa alat yang menempel di tubuh kekarnya.

Adel tidak bisa membendung air matanya.Hatinya sakit melihat kondisi Darren saat ini.Ia berjalan perlahan mendekati Darren.Menggenggam tangan yang selalu menjaganya selama ini,mengecupnya berkali-kali dengan air mata yang terus mengalir membasahi kedua pipinya.

"Bangunlah sayang,hikss..apa yang kamu lakukan saat ini??Bukankah kau hikkss..berjanji akan pulang lebih cepat??"

"Bangun Kak!!Hiksss.."tangisan Adel semakin menjadi hingga suara pintu terbuka pun tidak membuatnya berhenti.

Perfect Love For AU (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang