"Jadi, kau sekarang tinggal di rumah laki-laki itu?"
Tanya Bibi Kim sebelum mengunyah tteokbokki yang dibeli Eunha sebelum mengunjunginya. Eunha mengangguk.
"Aku diusir dari kontrakanku, Bibi. Aku hanya berkeliaran dan duduk di depan cafe. Aku menangis, kemudian dia menghampiriku dan mengajakku ke rumahnya. Lagi pula, di sana ada adik dan teman-teman adiknya."
"Namanya tadi siapa?"
"Jeon Jungkook."
Bibi Kim masih mengunyah tteokbokki. Ia mengingat-ingat wajah laki-laki itu setelah merasa tak asing dengan namanya.
"Oh, apakah dia berwajah datar? Yang punya gigi kelinci dan mobil mahal itu?"
Eunha mengangguk. "Apa kemarin Bibi melihatnya?"
Bibi Kim menggeleng. Ia sudah lama bertemu dengan laki-laki itu.
"Sekitar beberapa bulan yang lalu, ia datang menemani temannya mencari bunga. Kemudian ia juga membeli setangkai bunga mawar hitam. Katanya untuk belasungkawa."
Eunya tersenyum kecil. Sepertinya Jungkook selalu suka ke pemakaman.
"Oh ya, soal kau mau berhenti bekerja. Aku tak masalah, lagi pula sekarang kau bekerja di rumah laki-laki itu, kan? Tapi yang penting, sering-seringlah datang kemari. Yerim sangat berisik jika hanya di kamar sendiri dan menari tak jelas."
Eunha tersenyum. Ia kemudian tersenyum memeluk Bibi Kim dengan sayang.
"Terima kasih, Bi! Aku sayang Bibi!"
Bibi Kim tersenyum. Ia mengelus rambut Eunha, gadis yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri.
🍪
Eunha membuka lokernya. Mengambil beberapa buku untuk jam selanjutnya. Ia menatap cermin di balik pintu loker nya, kemudian memperhatikan bajunya. Dalaman hitam dan rok hitam pendek dengan kemeja kotak-kotak biru sebagai outer.
"Akhh!"
Tiba-tiba Eunha berteriak terkejut melihat keberadaan Shinbi yang tersenyum jahil padanya di balik pintu.
"Hei, kenapa kau di sini? Kau mengejutkanku."
Shinbi terkekeh, mendekat ke Eunha yang baru saja terkejut.
"Aku bosan. Yewon tidak masuk. Kau tahu? Aku baru mengobrol dengan teman kelasku, namanya Moonbin. Dia tetanggaku saat di kampung dulu."
Eunha dan Shinbi kemudian berjalan bersama. Walau pun mereka berbeda fakultas, namun mereka masih sering bersama saat jam kosong atau jam makan siang.
Shinbi dan Yewon itu sebenarnya adik kelas Eunha. Tapi setelah lulus SMA, Eunha memilih bekerja setahun karena kendala uang, maka ia ikut pendaftaran perguruan tinggi tahun berikutnya. Meski begitu, Shinbi dan Yewon tetap memanggil Eunha dengan sebutan kakak.
Walau pun kadang tidak sih.
"Oh ya, kemarin aku ke rumahmu. Tapi yang membukanya malah orangtua yang menyebalkan. Katanya kau sudah pindah rumah? Kenapa cepat sekali? Kau bahkan tak memberi tahuku."
Eunha berhenti berjalan. "Kau ke rumahku? Kenapa tak bilang dulu!?"
"Siapa juga yang tak bilang? Aku sudah meneleponmu berkali-kali. Tapi ponselmu tak aktif. Jadinya aku langsung ke rumah deh. Tapi ternyata dirimu tak ada. Kau pindah ke mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
milky way. ✔
Fanfictionsince first met, she knew that he's a destiny. ft. jjk & jeb © cheerajung, 2018