"Terima kasih, hyung. Mau mengantarku! Aku pergi dulu!"
Teriak Jungkook pada Wonwoo yang sudah memasang muka datarnya. Jungkook kemudian berlari masuk ke gedung utama tanpa menoleh ke mobil Wonwoo lagi. Karena ia tahu, sepupunya sedang mencari gadis incarannya.
Jungkook berlari menuju lift. Ia segera menekan tombol 3, menuju ruangan Seokjin. Kakaknya itu mengirim pesan padanya untuk segera ke ruangannya ketika sudah sampai karena ada Eunha di sana.
Hei, Jeon Jungkook. Kenapa kau begitu semangat ketika menyangkut Eunha?
...
"Sunbae, kapan kita ke rumahmu?"
Tanya Eunha sedikit tak sabar. Seokjin menoleh, ia yang sedang duduk di sofa hanya tersenyum.
"Tunggu sebentar, sebentar lagi Jungkook hampir sampai."
"Apa? Jungkook?"
Tanya Eunha sedikit memekik. Bersamaan dengan itu, pintu terbuka dan muncul seorang laki-laki yang terengah-engah.
"Aku datang, hyung. Lho?"
Jungkook masuk dan terkejut melihat Eunha duduk di kursi hadapan meja. Gadis itu sama terkejutnya dengan Jungkook.
Yah, asal kalian tahu, Jungkook hanya pura-pura terkejut karena ia suka sekali mempermainkan ekspresi lucu dari Eunha.
"Ya, aku menyuruhnya ke sini. Kita tak mungkin pergi ke rumahku kalau hanya berdua, kan? Sojung pasti akan marah melihatmu."
Eunha terdiam. Iya juga sih, istrinya Seokjin memang sedikit protektif pada suaminya.
"Ya sudah deh. Oke, ayo berangkat! Aku keluar duluan ya! Dah sunbae! Dah Jungkook!"
Eunha membungkuk sebentar pada Seokjin, kemudian ia tersenyum polos pada Jungkook, setelah itu ia keluar mendahului mereka berdua.
Sepeninggal Eunha dari ruangannya, Seokjin memukul pelan kepala Jungkook dengan jam tangannya.
"Aduh! Kenapa?"
"Kau suka padanya? Ternyata pilihan mu selembut itu."
Jungkook menoleh, ia nampak bingung dengan percakapan Seokjin.
"Apa?"
"Ia seperti Sojung. Lembut, suka makan, rajin, menyenangkan. Hei Jung, kau harus tahu jika nanti setelah menikah Eunha akan berubah menjadi protektif seperti Sojung."
"Apa sih, hyung. Kenapa kau berpikir aku menyukai Eunha?"
Tanya Jungkook ketus. Ia menunduk dan menggaruk hidungnya. Astaga, kenapa ia jadi gugup?
Mereka berdua kemudian mulai keluar dari ruangan Seokjin dan berjalan menuju lift.
"Sudah jelas, mana ada seorang Jeon Jungkook mengizinkan seorang perempuan yang baru ia temui tinggal di rumahnya, satu kamar lagi."
"Aku sudah sering melihatnya."
"Benarkah? Lalu kenapa kau tanya padaku di mana jurusannya?"
"Aku tidak bertemu dengannya di kampus."
"Lalu?"
Jungkook belum menjawab karena mereka masuk ke lift dulu. Untung saja di lift hanya ada mereka berdua.
"Pertama kali, di toko bunga gang kecil itu. Saat kau minta ditemani membeli sebuket bunga mawar pink untuk anniversary dengan Sojung nuna, aku juga membeli bunga mawar hitam untuk Tzuyu. Kau ingat? Dia awalnya bekerja di situ."
Seokjin nampak berpikir. Ia masih ingat pada hari itu, itu saat musim semi.
"Ah! Gadis dengan rambut panjang hitam pekat? Yang waktu itu tak sengaja menginjak sepatumu itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
milky way. ✔
Fanfictionsince first met, she knew that he's a destiny. ft. jjk & jeb © cheerajung, 2018