Slowly🍃
🍪
Sepanjang perjalanan pulang, Eunha hanya terdiam. Baik Eunha maupun Jungkook tidak ada yang berminat membuka pembicaraan.
Gadis itu hanya terdiam menunduk, sesekali ia mengelus kalung baru nya. Ia suka. Sungguh suka. Pertama kali ketika Jungkook memakaikan nya, ia sudah merasa nyaman dengan kalung ini.
Ketika lampu merah, Jungkook selalu menggunakan kesempatan itu untuk mengusap matanya beberapa kali. Eunha yang sejak pertama kali bertemu Jungkook jadi penasaran, akhirnya bertanya.
"Ada masalah di Kanada?"
Tanya Eunha pelan. Jungkook menoleh, ia tersenyum sambil mengangguk.
"Disana aku tidak bisa tidur karena tidak ada dirimu. Disana aku juga tidak bisa makan dengan lahap karena itu bukan masakan mu. Kau kan tahu, aku susah makan jika itu bukan makanan darimu."
Eunha mendengus pelan sambil memalingkan mukanya.
"Iya, iya. Aku bercanda. Sebenarnya di Kanada aku baik-baik saja. Disana aku dibantu Kris Jo, orang yang dipercaya ayah ku. Kau tahu? Dia selalu dengan senang hati memasak di rumah ku."
"Baguslah kalau begitu." gumam Eunha.
Jungkook menoleh sekilas sambil tetap melajukan mobil nya.
"Memang kenapa?"
Eunha menggeleng. "Aku bingung dengan kacamata mu. Ganti jadi kacamata jalan?"
Jungkook refleks menyentuh bingkai kacamata nya. "Iya. Kecelakaan tiga tahun lalu memberiku hadiah ini."
Eunha menoleh kaget. Jadi ...
Jungkook tersenyum tipis. Ia menghela napas panjang.
"Waktu itu preman nya ternyata bawa pisau lipat. Ketika dia menggunakan nya, aku menunduk, lalu mataku yang kena. Itu juga kena kornea. Waktu itu mataku hampir mengalami kelumpuhan. Butuh waktu lama untuk menyembuhkan ini. Dua tahun dirawat di rumah sakit bukanlah waktu yang singkat dan menyenangkan. Aku dilarang keras mengeluarkan airmata, tapi aku sering menangis ketika mengingat mu dan mengkhawatirkan mu. Airmata sangat berpengaruh. Pernah suatu hari suster menjaga ku bergiliran untuk memastikan aku tak menangis. Karena menangis bisa membuat kornea ku perih dan susah sembuh."
Jungkook sempat melirik ke arah Eunha yang sudah tegang, tangan mungil nya bahkan sudah bergetar. Jungkook mengelus kepala Eunha lembut.
"Kau tak perlu khawatir. Sekarang sudah sembuh. Yah .. meskipun kini rabun ku bertambah sekitar ... 5? Sekitar itulah. Aku bersyukur untuk itu. Akan seram ketika aku sudah tak dapat melihat wajah cantik mu lagi."
Eunha menunduk. Tangannya meremas bandul kalung nya. Airmata nya turun.
Kenapa ia baru mengetahui sekarang?
Kenapa ia begitu egois dengan hanya memikirkan perasaan nya tanpa memikirkan kabar Jungkook?
Kenapa ...
Ia masih saja ragu untuk kembali pada Jungkook?
Jungkook yang menyadari itu segera mengacak acak rambut Eunha.
"Jangan menangis lagi, Ha. Uri bunny ku tak boleh menangis."
Eunha memukul tangan Jungkook keras.
"Kau yang tonggos! Bukan aku!"
"Dih! Kelinci tidak mau mengaku!"
"Jungkook!"

KAMU SEDANG MEMBACA
milky way. ✔
Hayran Kurgusince first met, she knew that he's a destiny. ft. jjk & jeb © cheerajung, 2018