Eunha menunggu Jungkook membuka pin apartemen yang berada di lantai teratas di sebuah gedung. Setelah pintu terbuka, Jungkook menarik koper Eunha dan diekori pemilik koper itu.
Begitu masuk, Jungkook melepas sepatu. Eunha mengikuti. Kemudian Jungkook memakai sendal rumahnya yang berwarna hitam polos.
"Oh ya, aku lupa."
Jungkook membuka laci di dekat pintu, kemudian mengeluarkan sebuah sendal rumah berwarna putih.
"Untukmu."
Eunha mengangguk. Ia memakainya, kemudian ia mengikuti Jungkook berjalan.
Sejak masuk tadi, Eunha sudah terkagum-kagum betapa besarnya apartemen milik laki-laki itu. Dengan interior hitam putih yang sederhana namun tetap terlihat elegan serta furniture yang menambah kemewahan apartemen Jungkook.
Karena terlalu terpana, Eunha bahkan tak sadar jika Jungkook sudah berhenti berjalan. Hingga akhirnya, Eunha menabrak mulus punggung Jungkook yang terbalut kemeja.
Dug!
"Aduh.."
Erang Eunha pelan. Ia mundur beberapa langkah sambil memegangi dahinya. Jungkook berbalik melihat Eunha dengan datar.
"Oh ya, kuberitahu isi rumah ini. Lantai satu ada dapur, ruang TV, kamar mandi kecil, dan perpustakaan kecil di bawah tangga. Lantai dua ada tiga kamar, dan studio musik."
Eunha mengangguk paham. Ia memperhatikan perpustakaan yang tampak nyaman di bawah tangga itu. Mungkin efek dari permadani tebal dan tiga buah kursi empuk yang tertata disana.
"Lalu, kau akan tidur di-"
"Oppa? Oppa sudah pulang! Mana donatku!?"
Sebuah teriakan feminin dari lantai dua membuat Eunha dan Jungkook mendongak. Terlihat seorang perempuan dengan poni tipis di dahi sedang berdiri di ujung tangga sana. Ia segera turun dengan selimut yang menyampir di bahunya. Jika dilihat, ia terlihat seperti seorang putri tidur yang berjalan turun dengan gaun yang terseret di lantai.
Eunha sedikit tergagap. Ia menoleh ke Jungkook, laki-laki itu tampak biasa saja. Eunha berpikir jika gadis ini adalah tunangan atau semacamnya. Karena wajah mereka yang sama sekali tidak mirip. Gadis itu dominan orang bule, sementara Jungkook tidak ada satu pun garis wajah orang barat.
Oh, ternyata dia pacar nya.
"Siapa dia?" tanya gadis itu sambil memperhatikan Eunha yang berdiri kikuk.
"Oh ya. Aku lupa memperkenalkanmu. Ini adik tiriku tapi aku tak terlalu mempermasalahkannya karena aku sangat menyayanginya. Kami tinggal berdua."
Eunha mendongak kaget. Ia kemudian tanpa sadar menghela napas lega. Eh?
Gadis yang ternyata adik Jungkook itu mengulurkan tangannya kepada Eunha.
"Aku Jeon Douma. Aish, aku tak suka nama belakangku. Jadi biarkan aku mengulangi perkenalan ku. Aku Somi Matthew. Kau bisa memanggil ku Somi."
Eunha tersenyum hangat sambil membalas uluran tangan itu.
"Jung Eunha, panggil saja Eunha."
"Unnie pacarnya Jungkook?"
Eunha sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. Apalagi melihat Jungkook yang kemudian memukul pelan lengan Somi.
"Jangan sembarangan. Tuh kan, jika ada maunya, pasti pakai oppa. Dasar."
"Ya! Lagipula kau sendiri juga begitu! Aku sudah menunggu donat penuh harap sejak pukul tujuh!"
Eunha tersenyum mendapati pertengkaran saudara ini. Ia baru tahu jika dibalik wajah dingin Jungkook ada kasih sayang yang besar untuk adiknya meski sebatas hubungan tiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
milky way. ✔
Hayran Kurgusince first met, she knew that he's a destiny. ft. jjk & jeb © cheerajung, 2018