"Aku pulang."
Jungkook berjalan melewati ruang tamu, menuju ruang TV dengan keranjang berisi baju bersih nan wangi di dalam nya. Setelah sampai, ia menaruh keranjang itu di dekat sofa.
"Kau sudah pulang?"
Tanya Eunha pada laki-laki yang sekarang sudah menjatuhkan diri duduk di sebelah nya. Ia menaruh kepala nya di kepala sofa dan memejamkan mata.
Eunha terkekeh hambar, merasa bersalah pada Jungkook karena harusnya yang baru saja pulang dari laundry adalah dirinya, bukan Jungkook.
"Berat ya? Maaf ya, gara-gara kakiku, kau yang mengambil baju nya."
Jungkook menggeleng, tidak setuju dengan pendapat Eunha. "Aku mau minum."
Pinta nya pada gadis mungil di sebelah nya. Eunha mengangguk sambil menaruh bantal nya ke paha Jungkook. Kemudian ia berjalan mendekati kulkas, mengambil sebotol jus jambu yang baru tadi sore ia blender. Ia kembali berjalan menuju ruang TV dan memberikan botol itu kepada Jungkook. Ia mengambil posisi duduk agak jauh dari Jungkook. Langkah pertama untuk mengantisipasi perasaan nya agar tak bergejolak lagi.
Jungkook segera meminum nya sampai habis setengah, kemudian ia memberikan botol itu pada Eunha. "Minum saja sisa nya."
Eunha mengangguk mengiyakan, ia kemudian meneguk jus jambu buatan nya itu sambil mendengarkan celotehan Jungkook.
"Kenapa baju-baju nya berat? Dan kenapa dari kemarin kau tidak mengeluh jika itu berat? Huh, ternyata dari dulu begini nasib Hong Ahjussi yang mengantarkan baju-baju laundry an."
Eunha menutup botol yang kini sudah kosong. Ia tersenyum geli.
"Kenapa aku harus mengeluh jika nanti nya aku akan mendapat balasan yang setimpal? Bukankah memang begini kerjaan ku, hm? Aku malah bersyukur karena setelah menjalani hari yang melelahkan, aku dibiarkan majikan ku sendiri untuk tidur di kasur nya. Hahahaha, pembantu macam apa aku ini, Jung?"
Tanya Eunha sambil terkekeh. Merasa jika kegiatan dalam hidup nya adalah lawakan yang lucu.
Jungkook hanya diam. Ia menatap Eunha yang terlihat sekali sedang tertawa hambar. Gadis itu akhirnya berhenti tertawa karena mulutnya pegal. Ia menghela napas di akhir tawa nya.
"Sudahlah, ini memang garing. Oh ya, habis ini aku boleh ke kamar tengah, kan? Tunggu! Jangan protes dulu! Aku kesana hanya ingin mengerjakan tugas ku. Bagaimana?"
Jungkook tetap menggeleng. "Kau bisa mengerjakan tugas di kamar ku. Kenapa harus ke kamar tengah? Masih wangi kamar ku juga."
Eunha mendengus. "Tugas ini rahasia, Jung. Hanya aku, Tuhan, dosen Kim, dan laptop ku yang tahu tugas ini. Oh ayolah, aku janji habis mengerjakan tugas aku segera kembali ke kamar mu."
Jungkook menatap Eunha yang sudah sangat berharap itu.
Aish.
Lihatlah wajah mungil penuh aegyo itu. Jika saja Eunha tidak punya hobi membuat lengan nya sakit, mungkin sekarang ia sudah menyubit kedua pipi gembul milik Eunha itu.
Tak tahan dengan wajah memelas itu, akhirnya Jungkook berdiri sambil berteriak. "Iya iya! Sana ambil laptop mu cepat!"
Eunha tersenyum lebar. "Aye! Akhirnya! Aku naik dulu ya!"
Eunha segera menaruh botol kosong yang tadi ia pegang itu ke wastafel. Ia akan menyuci alat dapur yang kotor itu besok pagi saja. Setelah itu, Eunha segera berlari ke tangga. Namun sampai di pertengahan tangga, ia berhenti dan berbalik. Ia ingat ingin menanyakan sesuatu pada Jungkook.

KAMU SEDANG MEMBACA
milky way. ✔
Fiksi Penggemarsince first met, she knew that he's a destiny. ft. jjk & jeb © cheerajung, 2018