Bab 11: Sweet.

4.9K 588 23
                                    

Eunha menaruh piring besar berisi spaghetti bolognese ke meja makan, ia juga menyiapkan mangkuk berisi salad. Tak lupa jus mangga dan dua gelas air putih. Ia menghela napas, berusaha mengendalikan diri untuk tidak gugup di depan Jungkook.

Sejak Eunha menangis di pelukan Jungkook tadi, keduanya menjadi canggung. Bahkan Jungkook hampir memasukkan remotnya ke dalam mulut ketika laki-laki itu bermaksud memakan black forestnya.

"Tak apa Eunha, kenapa kau gugup? Yang memeluk kan dia, jadi jangan salahkan dirimu. Dasar bodoh."

Keluh Eunha pada dirinya sendiri sambil menjitak kepalanya sendiri. Ia melirik ke jam tangannya, tadi sebelum memasak Eunha sudah menyuruh Jungkook mandi dulu. Tapi kenapa sampai sekarang laki-laki itu belum turun?

"Tumben sekali mandinya lama."

Eunha memperhatikan segala sesuatu di meja makan yang sudah ia tata dengan baik. Ia bahkan menaruh hiasan meja kecil berupa lilin kotak beraroma lavender.

Astaga, kenapa ia menjadi seperti ini?

Eunha berdecak gemas sendiri, kenapa Jungkook tidak turun?

"Kuhampiri saja deh."

Eunha akhirnya berjalan naik ke lantai dua. Ia memasuki kamar Jungkook tanpa ragu. Tentu saja, itu karena pintunya sejak tadi terbuka lebar dan itu berarti Jungkook tidak ada di dalam. Ia tak menemukan Jungkook di sana. Hanya menemukan baju putih yang sangat Eunha ingat jika baju itu adalah baju Jungkook sejak pagi.

Eunha mengambil baju itu dan menaruhnya ke keranjang kotor di dekat pintu kamar. Ia kemudian merapikan selimut yang sepertinya baru saja diacak oleh Jungkook.

"Sial, dia tidur dulu sebelum mandi."

Gumam Eunha kesal. Ia tak menyadari bahwa Jungkook sudah masuk ke kamar dan berdiri tepat di belakangnya, dan tentu saja laki-laki itu mendengar umpatan pelannya.

Jungkook tak bisa menyembunyikan senyum mengetahui Eunha ingin tidur sore juga. Ia akhirnya mengeluarkan suara.

"Iri? Setelah merapikan dapur kau boleh tidur kok."

Eunha menegang, ia refleks berbalik dan menabrak dada bidang Jungkook yang terlapis baju tipis.

Eunha tidak munafik, ia tak ingin jadi munafik. Buktinya saja sekarang ia tak mundur atau menjauhi Jungkook, ia malah diam di sana karena nyaman dengan aroma wangi lemon yang keluar dari tubuh Jungkook. Setahunya, Jungkook menggunakan sabun mandi dengan aroma madu.

Tunggu-tunggu, bukankah ini sabun mandi miliknya?

Jungkook sebenarnya juga terkejut karena sampai sekarang Eunha tak berpindah dari dadanya. Takut jantung nya yang berdebar kencang ketahuan Eunha, ia akhirnya menarik kepala Eunha mundur dari dadanya.

"Dasar mesum." ejek Jungkook sambil sedikit terkekeh. Eunha berdesis sambil memukul pelan lengan Jungkook.

"Kau dulu yang salah."

"Kenapa aku?"

"Kau berdiri di belakangku."

"Mengaku saja jika kau menyukainya."

"Aku suka baunya. Kau pakai sabun milikku ya?"

Mendengar itu, Jungkook jadi salah tingkah tanpa sebab. Astaga, kenapa ditanyai sabun mandi ia jadi gugup?

"E-eh... itu..." Eunha masih memperhatikannya, menunggu jawaban Jungkook.

"Sabunku habis. Tadi aku sudah melepas semua pakaianku, masa aku harus keluar mengambil sabun dengan handuk di pinggangku? Aku takut kau nanti mimisan melihatnya. Dih, nanti kan repot."

milky way. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang