Bab 21: Sorry difficult.

3.7K 516 14
                                    

Eunha memasak dengan diam. Tidak ada senandung kecil ataupun obrolan ringan dengan Jungkook yang sedang duduk di meja makan sambil memperhatikannya. Sebenarnya Eunha tidak tahu kenapa Jungkook bisa semarah ini hanya karena ia nonton bersama Mingyu.

Begitu matang, Eunha menaruh masakannya ke piring. Ia menaruh piring tersebut dan mangkuk nasi milik Jungkook. Setelah semuanya ia taruh, pemuda itu menahan tangannya.

"Duduk."

Seperti Cinderella yang pasrah, Eunha menuruti perintah Jungkook. Ia duduk di hadapan laki-laki itu. Memperhatikan Jungkook yang makan dalam diam.

"Kenapa kau bisa jalan dengannya?"

Tanya Jungkook setelah membiarkan beberapa suap ia telan. Eunha mendongak, sempat menggigit bibir bawahnya ragu.

"Tadi, saat makan siang dengan Hansol, tiba-tiba kami berdua bertemu dengan Mingyu. Kemudian, Hansol pergi menjemput adiknya. Lalu Hansol menyuruh Mingyu mengantarku pulang."

"Lalu kau mengiyakan saja, begitu?" potong Jungkook kaget. Dengan ragu Eunha mengangguk.

"Aku ... sedang malas naik bis."

Eunha melihat Jungkook memutar bola matanya. Eunha meringis, kemudian cepat-cepat ia menambah kalimatnya lagi.

"Tapi, soal nonton itu. Mingyu memang yang mengajak, tapi aku yang menerima dan memaksanya. Ini semua ... salah ku, Jung."

Eunha kemudian menunduk, tak berani membalas tatapan Jungkook yang menyorot padanya. Ia heran kenapa gadis ini bisa semudah itu percaya dengan orang asing.

"Kau kan baru mengenalnya, Ha. Bagaimana bisa kau dengan semudah itu menerima ajakannya menonton?"

"Tapi dia sudah dua kali menolongku, Jung. Saat aku ketiduran di perpustakaan sastra sampai malam itu, waktu itu yang memberiku payung itu ternyata Mingyu. Dan kemarin saat pulang dari rumah Seokjin sunbae, dia yang mengantarku."

Jungkook menaruh sendok ke meja dengan keras hingga mengejutkan Eunha. Gadis itu menunduk kembali, ia menggigit bibirnya, berharap air matanya tidak jatuh.

"Jangan salahkan Mingyu, Jung. Aku yang memaksanya." ucap Eunha memelas. Jungkook menatap Eunha dingin. Ia benar-benar heran apa yang ada dipikiran gadis itu sebenarnya.

"Kenapa kau sejak tadi membela nya?" tanya Jungkook lagi.

Eunha menghela napas. "Itu karena aku yang salah."

"Tapi kesalahanmu juga karena dia. Jika dia tidak mengajakmu nonton, kau tak mungkin mengajaknya kan?"

Eunha terkejut mendengar amarah Jungkook yang tiba-tiba meledak ini. Setetes air mata lolos dan Eunha dengan cepat mengusapnya.

"Tapi kenapa kau marah seperti ini, Jung? Dan kenapa kau merasa Mingyu  ... tidak baik?" tanya Eunha lembut. Ia berusaha keras untuk tidak terpancing emosi.

Jungkook berdecak, ia menatap Eunha dingin. Sangat dingin. Sampai Eunha merasakan hatinya tertusuk dengan es runcing yang diberikan Jungkook.

"Karena ia bukan orang yang baik seperti yang kau kira, Ha! Kau tak tahu masa lalunya! Dan aku saat ini berusaha melindungimu darinya!"

Bentak Jungkook berdiri tiba-tiba. Kursinya terdorong hingga terjatuh ke lantai. Eunha tersentak mendengar itu. Kali ini air matanya turun beriringan, bibirnya sudah kelu untuk berbicara. Eunha menunduk dalam-dalam, membiarkan rambut panjangnya menutupi wajahnya.

Jungkook berdecak. Ia mengambil kunci mobil dan jaketnya, kemudian tanpa berpamitan ia segera pergi keluar rumah.

Setelah mendengar suara pintu yang dibanting, tangis Eunha meledak seketika. Hati nya sakit melihat Jungkook sedingin itu dengannya. Entahlah, ia merasa laki-laki itu benar-benar marah.

milky way. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang