Bab 41: Remember you.

3.3K 495 37
                                    

"Baik! Sampai sini saja pelajaran saya malam ini. Oh ya, saya ucapkan selamat! Kalian semua sudah menempuh banyak wawancara dan drama begitu banyak, haha! Semoga sukses selalu! Selamat malam!"

Ucap Dosen Park sambil tersenyum manis. Ia melambaikan tangannya sembari melangkah keluar kelas. Semua murid di dalam kelas langsung mengerang bahagia sampai ada yang berpelukan. Kelas ini adalah kelas terakhir mereka. Dan sebenarnya sedari tadi Dosen Park tidak memberikan materi apapun, hanya bercerita sedikit soal pengalamannya dulu saat masa-masa skripsi.

Semuanya juga beramai-ramai untuk berfoto bersama di depan kelas. Mereka tampak sangat bahagia. Bahkan Yuna sampai menangis karena akhirnya dia sudah mau lulus.

Yuna memang terlambat mendaftar karena waktu itu ia sempat operasi usus buntu setelah lulus SMA yang menyebabkan dia tak bisa ikut ujian masuk perguruan tinggi.

Seokmin sendiri masuk ke angkatan ini karena dirinya sempat mencoba setahun di fakultas seni jurusan musik, namun dirinya yang hanya mengandalkan suara tidak memengaruhi nilainya. Akhirnya, tahun berikutnya ia mencoba untuk mendaftar di fakultas sastra.

Setelah riuh, satu persatu mulai beranjak pulang. Yuna menghampiri Eunha karena sedari tadi ia ditahan Eunwoo untuk berbincang bincang. Ia duduk di sebelah Eunha dan memeluknya.

"Ahh~aku bahagia akhirnya bisa lulus! Aku harus bisa menyaingi buku-buku nya Eunha yang sudah jadi best seller!"

Ucap Yuna pura-pura kesal. Seokmin dan Vernon yang masih disana tertawa, mereka mendekat. Seokmin menjitak kepala Eunha.

"Iya! Aku harus mengalahkan Eunha! Tunggu saja Eun! Novel Lee Seokmin sebentar lagi akan ditata rapi disebelah novel mu. Tapi sebelum itu .. "

Seokmin mengeluarkan sebuah novel. Ia membuka halaman pertama, kemudian menyodorkan nya kepada Eunha. Ia menyengir bodoh.

"Aku minta tanda tangan nya, hehe."

Yuna dan Vernon langsung mendesis. Vernon bahkan menggigit bibirnya menahan kesal nya. Yuna langsung memukul kepala pacarnya itu. Eunha tertawa melihat reaksi mereka. Ia mengeluarkan sebuah pulpen, kemudian dengan malu ia melukis tanda tangan nya beserta namanya, dan sebuah note.

Dari Una yang cantik dan tidak sombong. Untuk Seokmin yang pintar nya seperti anak TK^^

Seokmin yang membaca itu langsung memasang wajah heboh.

"Hei! Jangan tulis nama ku disini! Ini punya adikku! Nanti adikku menertawakan ku bagaimana!? Aish! Eunha ih!"

Eunha dan kedua temannya menertawakan Seokmin. "Ya, Seokmin. Salah sendiri kenapa dari awal tidak bilang."

"Kan tadi aku tak tahu jika dapat catatan seperti ini. Aish, Chan pasti menertawakan ku."

Yuna menepuk bahu Seokmin. "Ayo kita pulang. Jimin oppa tidak bisa menjemput ku."

Seokmin mengangguk. Ia memasukkan novel nya lagi.

"Eh, Seok. Memang itu judulnya apa?"

Tanya Eunha ketika laki-laki itu hendak pergi. Seokmin mengerutkan dahi nya.

"Kisah Tanpa Epilog. Kau tahu? Adikku menangis akhirnya. Benar-benar menggantung ya. Sang gadis ditinggal pergi pake sang laki-laki."

Eunha meringis. Ia kemudian tersenyum.

"Sudahlah, aku pulang dulu ya, Eun."

Ucap Seokmin sambil melambaikan tangannya.

"Dah, Eun!" teriak Yuna ketika mereka sudah keluar.

milky way. ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang