Eunha dan Jungkook sama-sama terdiam. Jungkook diam karena ia masih mengumpat dalam hati karena sudah lancang mencium pipi gadis mungil di sebelahnya dan memberitahu Tzuyu dan Yugyeom jika gadis itu adalah pacarnya. Sementara Eunha, dia diam karena pikiran sedang kacau. PMS membuatnya menjadi bodoh. Bagaimana bisa ia membalas mencium pipi Jungkook?
Salahkan ini semua pada Yugyeom. Laki-laki itu benar-benar membuatnya ... aish! Memikirkannya saja Eunha jadi kesal sendiri. Saking kesalnya, Eunha jadi memukul dashboard tak bersalah di depannya. Gadis itu dan Jungkook sama-sama terkejut dan tersadar dari lamunan mereka.
"Apa-apaan kau?" tanya Jungkook terkejut.
"Ah? Ti-tidak kok. Tadi hanya ada nyamuk, makanya aku tadi memukul dashboard ini."
Jungkook tampak bingung dengan omongan Eunha yang rada-rada ngelantur ini.
"Nyamuk?"
Tanya laki-laki itu tak yakin. Eunha mengangguk. Akhirnya Jungkook membuka jendela
"Cepat cari nyamuknya dan usir dia dari mobilku, Ha."
Eunha tiba-tiba tertawa mengetahui Jungkook terpedaya dengan kebohongan konyolnya tadi.
Jungkook menatap aneh. Entah sekarang siapa yang konyol di sini.
"Kau baik-baik saja?"
Tanya Jungkook heran. Padahal Jungkook sudah mempersiapkan diri untuk segala amukan Eunha setelah makan malam yang lumayan seru itu. Belajar dari tingkah Somi yang suka melempar bantal ketika sedang PMS, Jungkook sudah mempersiapkan apapun yang terjadi. Tapi kenapa Eunha tertawa?
"Tutup lagi saja jendelanya, Jung."
"Nyamuknya bagaimana?" tanya Jungkook polos.
Eunha tertawa lebih lepas lagi. Bagaimana bisa seorang Jungkook manusia beku ini bertanya dengan polos seperti itu?
"Nyamuknya sudah keluar. Tutup saja, Jung."
Jungkook akhirnya menutup jendela. Ketika tertutup, suara angin berderu itu menghilang dan tiba-tiba saja hening.
Eunha sudah tidak tertawa. Ia jadi gugup lagi. Astaga, dia memang sebodoh itu ketika di dekat Jungkook.
"Jung," panggil Eunha pelan. Jungkook berdeham sebagai jawaban, ia menoleh sekilas.
"Apa?"
Eunha melipat bibirnya sebelum berkata lagi.
"Tadi itu, terima kasih ya. Kau sudah mau repot membantuku."
Jungkook mengernyitkan dahi, bingung. Setelah beberapa saat, ia mengangguk mengerti. Toh, ia juga tak masalah merangkul bahkan mengecup pipi Eunha. Karena ia memang nyaman dengan itu walaupun ia hanya teman Eunha. Menurutnya itu masih masuk akal ketimbang tiba-tiba ia mengecup bibir Eunha di depan Yugyeom dan Tzuyu.
Konyol!
Kenapa tiba-tiba ia berpikir seperti itu?
"Maaf." ucap laki-laki itu pada akhirnya. Ia bingung hendak menjawab apa.
Eunha menoleh, bertanya dengan tatapan matanya.
"Tiba-tiba aku mencium pipimu. Sepertinya Yugyeom tidak puas melihatku hanya merangkulmu."
Eunha jadi mengerti kenapa Jungkook mencium pipinya tadi. Astaga, ia juga tadi mencium pipi laki-laki itu.
"Aku juga minta maaf. Tadi balas menciummu." cicit Eunha sambil menunduk. Ia terlalu malu untuk itu.
Tanpa diduga, Jungkook tersenyum tipis dan mengacak lembut rambut Eunha.
"Aktingmu boleh juga." ucap laki-laki sambil tetap tersenyum. Eunha perlahan mengangkat wajahnya, melihat senyum Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
milky way. ✔
Fanficsince first met, she knew that he's a destiny. ft. jjk & jeb © cheerajung, 2018