11

213 9 0
                                    

Siang itu, Nathan pergi keluar untuk mencari makan di sekitar kompleks perumahannya. Kebetulan sekolahnya sedang libur karena ujian sudah selesai. Ia hanya sedang menunggu hasil rapor akhir semester.

Saat itu pertengahan bulan Desember dan udaranya terasa sejuk menyenangkan. Sambil berjalan, Nathan memperhatikan suasana sekitarnya dengan penuh minat.

Tujuannya kali ini adalah Restoran Isadora's Pasta yang pemiliknya adalah salah satu penghuni kompleks perumahannya. Restoran itu juga masih berada di kawasan perumahannya. Ia lumayan sering makan di situ, bahkan ia juga suka delivery makanannya ke rumah sampai-sampai dirinya sudah dikenal seluruh pegawai restoran itu.

Sesampainya di restoran kecil itu―rumah biasa yang bagian depannya ditata seperti restoran―ia langsung memesan makanan untuk dibawa pulang. Karena adik-adiknya juga sedang libur, ia akan membelikan makanan buat mereka.

Ia memesan pizza, spageti, sup, dan roti-roti kecil.

Pelayan laki-laki bernama Oden mencatat pesanannya. Ia mengobrol sebentar dengan pelayan itu, membicarakan hal-hal sepele seperti kabar tetangga-tetangga yang suka datang ngerumpi di restoran itu. Setelah Oden berlalu, Nathan pun duduk di kursi kosong sambil menunggu.

Dan saat seperti itulah―melamun dan tidak ada kerjaan―ia jadi teringat oleh satu orang yang tinggal di rumahnya.

Tanpa sadar, Nathan mengerang. Ia sudah bosan dengan Elsa yang selalu muncul di pikirannya.

Karena teringat Elsa, ia jadi kepikiran mau membeli makanan buat gadis itu. Tampaknya Elsa belum pernah makan makanan enak yang mahal. Mungkin sekali-sekali ia perlu mentraktir gadis itu untuk makan di luar.

ASTAGA! Pikiran apa itu?

Nathan langsung memanggil Oden lagi. "Saya pesan...," katanya sebelum berhenti memutar otak. Kira-kira Elsa suka makan apa ya? Bisa jadi Elsa tidak suka makanan Italia. Ah, tapi peduli amat. "Ya, sudah. Saya pesan maccaroni and cheese satu ya. Dibungkus juga sama yang tadi."

Oden mengangguk dan pergi meninggalkan Nathan yang kembali sibuk dengan pikirannya sendiri.

*****

"Rosie, Sera, Jerry, aku beli pizza di Isadora!" seru Nathan seraya menaruh belanjaannya di atas meja makan.

"Mau!" teriak Sera dari lantai atas.

Terdengar pintu kamar dibuka dan langkah-langkah kaki tak sabaran.

"Itu. Kau makan dulu, gih," ucap Elsa yang saat itu sedang asyik mengobrol berdua dengan Rosie sebelum diganggu oleh kedatangan Nathan yang heboh.

Rosie bangkit berdiri. "Ya, sudah. Nanti kita diskusi buku lagi ya, Elsa."

Elsa hanya tersenyum mengiyakan.

Beberapa saat kemudian, Elsa bisa mendengar keributan di ruang makan. Ia hanya duduk di lantai teras belakang sambil menghela napas dalam-dalam. Ia suka hari libur karena rumah keluarga Jurnadi menjadi ramai dengan canda tawa.

"Elsa."

Suara itu membuatnya berbalik. Ia langsung berdiri. "Hei, Nathan."

Nathan tersenyum kecil. "Aku membelikanmu sesuatu," katanya seraya mengulurkan plastik. "Aku tidak tahu apakah kau suka maccaroni and cheese atau nggak. Yah, siapa tahu kau belum pernah mencobanya."

Wajah Elsa langsung berubah kaku. Ia hanya memandangi plastik putih berisi bungkusan makanan di dalamnya dengan terpana.

"Elsa, kau kenapa?" tanya Nathan cemas.

It Has Always Been You (Years, #3)Where stories live. Discover now