35

143 5 0
                                    

"Ada tamu untukmu, Lisa."

"Siapa, Kaine?" tanya Elsa tanpa melihat ke arah asistennya itu.

"Katanya namanya Rosie."

Elsa langsung berhenti menulis. Ia mendongak ke arah Kaine. "Rosie?"

"Ya. Katanya kau pasti mengenalnya."

Kalau Rosie yang dimaksud adalah adik Nathan, tentu saja ia mengenalnya. "Suruh dia masuk."

Kaine pun mengundurkan diri untuk memanggil Rosie.

Elsa menunggu dengan gugup. Ia tidak bisa memikirkan satu pun alasan yang masuk akal kenapa Rosie datang.

Beberapa saat kemudian, pintu kantornya diketuk lagi. Dan tak disangka-sangka, Rosie masuk bersama Sera dan Emi.

"Do you miss me, Elsa?" sapa Rosie jahil.

Elsa terpana sebentar sebelum bangkit berdiri dan menghampiri mereka. "Halo, Rosie, Sera, Nyonya..."

"Jangan panggil Nyonya," kata Emi tertawa. "Kau sekarang sudah jadi bos besar begini."

"Tapi kau akan selalu jadi majikan favoritku, Tante." Elsa pun tersenyum lebar.

"Sini. Aku mau memelukmu dulu," kata Rosie.

Dengan sedikit canggung, Elsa membalas pelukan itu. Ia memang masih belum terbiasa dipeluk secara spontan seperti itu.

"Elsa, kau masih ingat aku?" Sera menyeletuk.

"Tentu saja, Sera. Kau sekarang sudah besar ya."

Sera terkekeh. "Kok kau bisa langsung tahu kalau aku Sera?"

"Soalnya muka jailmu nggak berubah dari dulu," canda Elsa.

Setelah berbasa-basi sebentar, Elsa pun menyuruh mereka duduk di sofa yang terletak di salah satu sudut ruangan kantornya.

"Kau sekarang keren sekali, Elsa! Kantormu bagus banget," komentar Rosie.

Elsa hanya tersenyum. "Tumben kalian ke sini. Ada apa nih?"

"Ini sih bukan tumben," kata Emi. "Kami tidak tahu kau ada di mana selama ini. Sekarang karena sudah tahu, kami semua bisa mengunjungimu kapan saja."

Elsa tersenyum penuh haru. Keluarga Jurnadi memang selalu sangat baik padanya.

"Tadi aku sempat lihat-lihat sedikit. Hotelnya bagus. Nanti boleh nggak aku nginap gratis di sini sesekali?" tanya Sera riang.

"Boleh. Nanti aku mintain voucher gratisnya ya."

"Asyik!"

"Dasar manusia gratisan," ejek Rosie.

"Biarin." Sera menjulurkan lidahnya ke arah kakaknya.

"Jadi, gimana ceritanya kamu bisa kerja di sini? Dulu kamu ke mana saja, Elsa?" tanya Emi.

Entah kenapa Elsa merasa sangat bahagia saat itu. Tidak pernah ada yang perhatian padanya untuk waktu yang sangat lama. Dan tatapan Emi saat itu begitu hangat hingga Elsa ingin menangis karena teringat ibu kandungnya sendiri yang jelas jauh berbeda. "Aku bekerja pada Paul, pemilik hotel ini. Awalnya sih sebagai pembantu, terus dia akhirnya menyekolahkanku dan mengizinkanku bekerja membantunya di kantor."

"Tidak aneh kalau dia mau menyekolahkanmu. Kau memang selalu bisa diandalkan," kata Emi.

"Terima kasih, Tante."

"Nah, sekarang karena kita sudah bertemu... aku mau memintamu kembali sama Kak Nathan lagi. Tenang saja. Dia masih mencintaimu, kok," kata Rosie tanpa basa-basi.

It Has Always Been You (Years, #3)Where stories live. Discover now