Kapan jadian?

4.Kak Vino

Shella berjalan bersama Riki di lorong menuju kelasnya. Sampainya dikelas ada seseorang yang menyapa Shella, "selamat pagi Shella."

Riki pergi duluan ke dalam kelas. "Eh.. kak Vino, selamat pagi. Tumben kesini, ada apa?" Kata Shella.

    "Ini gue abis anterin surat sakit si Talita."

    "Ita sakit? Sakit apa kak?."

    "Demam tinggi."

    "Salam ya kak, bilangin cepet sembuh."

Vino mengangguk dan tetap tersenyum, "nanti gue sampein. Yaudah, gue duluan ya."

Shella mengangguk, lalu ia buru-buru masuk kedalam kelas dan memberitahukan Riki tentang Talita yang sakit. "Lo mau jenguk?" Tanya Riki.

Dibangku depan Shella, Riani yang memang sudah mengetahui bahwa teman sebangkunya yaitu Talita sedang sakit langsung ikut nimbrung di obrolan itu. "Mau jenguk Tata? Hari ini yu bareng gue" ajak Riani.

   "Iya ni ayo sekarang pulang sekolah. Ki, ikut yu."

Riki sempat berfikir sejenak, jika ia ikut berarti Riki cowok sendiri, jika ia menolak ia tak enak dengan Shella. Riki tak pernah bisa menolak apapun permintaan dan ajakan Shella selama ia bisa. "Oke, gue ikut. Tapi gue tunggu diruang tamu aja. Pokonya gue gak ikut masuk kamar Tata."

    "Kenapa?" Tanya Riani.

    "Gak sopan cowok masuk kamar cewek."

Shella tersenyum, ternyata sifat Riki tak berubah dari sejak kecil, ia masih tetap mempertahankan prinsipnya untuk selalu menghargai perempuan. "Yaelah ki, niatnya kan gak macem-macem" ucap Riani.

Riki menggeleng, "tetep aja ni, gue gak berani masuk kamar cewek, nanti gue titip salam aja."

    "Terserah lo deh. Gue minta lo jangan ketularan si Shella ya."

Riki mengerutkan dahinya, merasa bingung dengan perkataan Riani baruan. Seakan mengerti Riani langsung berkata lagi "jangan ikut-ikut ketularan manggil gue Ani."

Riki tertawa ringan, "gapapa deh ya, maafin."

    "Semerdeka kalian."

Bel pulang sekolah telah berbunyi sejak 5menit yang lalu. Shella, Riki, dan Riani sedang berdiri di halte bus. Mereka akan menuju ke rumah Talita. Riki jarang membawa motor ke sekolah, ia membawa motor jika memang sudah telat.

Sekitar 15menit, akhirnya mereka sampai di halte dekat komplek rumah Talita. Rumah Talita tidak terlalu jauh dari sekolah, cukup memakan waktu 15-20 menit untuk sampai.

Mereka langsung berjalan ke rumah Talita, sampainya disana Riani langsung mengetuk pintu utama rumah Talita. Pintu rumah itu langsung terbuka menampakan Vino dengan masih memakai seragam SMAnya.

    "Eehh kalian, mau jenguk si Tata ya?."

Riani tersenyum ramah, "iya kak."

Vino langsung mempersilahkan mereka untuk masuk, "eum.. kak, gue disini aja" kata Riki.

    "Lohh gak ikut masuk kamar si Tata? Jenguk langsung."

Riki menggeleng sopan, "yaudah lu ke kamar gue aja, main PS disana temenin gue. Tuh pintu yang beda sendiri di sebelah sana. Masuk duluan aja, gue ambil makanan sama minuman dulu."

Riki mengangguk lalu ia menuju kamar Vino yang sudah diarahkan tadi. Riki langsung masuk, dan ia duduk di sofa kecil sebelah kanan kamar itu. Tak lama, Vino datang dengan beberapa cemilan dam minuman kaleng ditangannya.

    "Lahh malah duduk, itu PS nyalain ki. Gue ke kamar mandi bentar."

   "Oke kak."

    "Panggil nama aja, sama gue selow" pinta Vino.

Riki merasa mempunyai teman baru. Ia fikir Vino itu orangnya jutek, gak pedulian. Ternyata Vino adalah orang yang ramah dan gampang akrab.

Sekitar 2 jam mereka bermain PS, terdengar dering telpon dari ponsel Riki. Ia merogoh ponselnya dari dalam tas, ternyata Shella yang menelponnya. Langsung ia menekan tombol berwarna hijau dilayar ponselnya.

"Ki, mau balik gak?."

"Iya mau, tungguin."

"Oke"

Terputuslah sambungan telpon itu, "kak gue balik ya, si Shella udahan jenguknya" pamit Riki.

    "Yaahh bentar banget, nanti main lagi ya ki. Jangan sungkan ke sini, gue seneng temenan sama lo."

Riki tertawa, "siap kak."

Setelah itu Shella, Riki, beserta Riani pamit pulang. Riani pulang sendiri karena beda arah.

•••••

Terima kasih