14.Jadi Diri Sendiri

550 17 0
                                    

Jam istirahat. Seperti biasa, Shella segera menarik tangan Riki untuk pergi ke kantin. Apalagi kalo bukan makan? Di tengah jalan menuju kantin, ada 3orang cewek yang Shella tebak mereka adalah kakak kelas 12. Salah satu cewek itu tersenyum ke arah Riki, membuat Shella merasa Risih.

"Riki! Yang tadi itu cewek lo kenal?"

Riki menggeleng.

"Tadi kok senyum sih ke lo."

"Ya.. mana gue tau. Liat aja ngga."

"Ish" Shella mengerucutkan bibirnya, cemberut. Shella sangat kesal terhadap cewek tadi yang tersenyum kepada Riki. Cemburu? Mungkin. Riki pun berpikir demikian.

Riki menarik tangan Shella untuk berjalan cepat supaya sampai kantin. "Udah gak usah cemberut gitu, kenapa emang?."

"Gak suka gue" entah sadar atau tidak, Shella sangat frontal mengucapkan isi hatinya.

Riki terkekeh, sepertinya dugaannya benar jika Shella sedang cemburu. Untuk apa dia cemburu?. Pikir Riki.

"Kenapa gak suka?" Riki terus mencoba untuk memancing Shella. Ia berharap gadis ini akan lebih terbuka tentang perasaannya. Tidak peduli apakah nantinya kata-kata yang Shella ucapkan tulus atau hanya sekedar keceplosan.

"Eum.. gak suka aja."

"Cemburu?" Tanya Riki yang sudah mulai sangat penasaran.

Shella gelagapan dengan pertanyaan Riki barusan. Singkat namun sangat sulit untuk ia jawab. Lebih sulit daripada ulangan Fisika. Shella bingung harus menjawab apa, bibirnya terasa seperti di lem. Susah sekali untuk dibuka, sangat rapat.

"Heyy,, jawab dong Shell."

"Apaan deh! Kegeeran lo."

Setelah itu Shella berjalan cepat meninggalkan Riki. Yaa iya sih, buat apa Shella cemburu. Geer banget gue. Batin Riki.

Riki berlari mengejar Shella yang sekarang sudah duduk di salah satu bangku kantin. Riki berdiri di samping gadis itu untuk bertanya Shella akan makan apa hari ini.

Dengan sangat singkat Shella menjawab "biasa," untungnya Riki mengerti makanan dan minuman yang biasa Shella pesan, dan termasuk kedalam makanan favoritenya di kantin sekolah.

Tak lama, Riki datang dengan nampan berisi 2mangkuk mie ayam dan es teh manis. Dengan lahap Shella menyantap makanan itu. Riki merasa tidak enak terhadap Shella setelah kejadian tadi. Shella diam tanpa ocehan yang biasa Riki dengar. Itu lebih membuat Riki risih. Lebih baik mendengarkan ocehan Shella sepanjang masa dari pada harus melihat Shella bungkam seribu bahasa terhadapnya.

"Shell, minta maaf yaa."

"Emang lo salah apa? Lo kan gak salah apa-apa. Lo buat gue nangis? Lo buat gue kecewa? Lo jahatin gue? Lo khianatin gue? Lo bikin gue kes--"

"Iyaa.. gue bikin lo kesel kan tadi?"

"Eum.. ngga kok, gue aja baperan ahhaha" jawab Shella mencoba menyembunyikan perasaan yang sebenarnya. Tapi Riki sangat tau jika Shella sedang kesal kepadanya. 10 tahun Riki bersama Shella, dan itu membuat Riki hafal apapun tentang Shella.

"Kalo kesel gapapa kok, marahin aja gue. Bawelin gue kaya biasa, jangan diem kaya tadi. Lo gak boleh pendiem, gue gak suka. Gue risih kalo lo begitu."

Shella melongo mendengar ucapan Riki barusan, ia bingung. Soalnya, selama ini malah Shella yang merasa tidak enak kepada Riki karena mulutnya yang kelewat bawel serta sifatnya yang manja.

"Lo gak risih gue bawel? Ngoceh gak jelas?"

"Gue suka lo kaya gitu."

Shella menunduk malu mendengar kata suka yang barusan Riki ucapkan. Baper? Wajar kan jika seorang cewek baper dibilang begitu? Apalagi cewek itu punya perasaan lebih terhadap cowoknya.

"Lo cerita kaya biasa aja. Bahkan lo cerita yang udah lo ceritain ke gue 10 kali pun boleh."

"Ha?"

"Intinya lo bawel aja lagi. Maafin gue kalo gue bikin kesel."

"Iya" jawab Shella singkat. "Terus ini kenapa malah lo yang bawel dan gue yang singkat?."

Riki mengangkat alisnya tersadar dengan apa yang ia lakukan barusan. Sebawel itu Riki kalo Shella jadi pendiam? Bukannya bagus kalo Shella diam? Tidak meresahkan orang lain, bukan? Tapi kenapa Riki malah lebih suka kebawelan Shella?

Riki cengengesan "hehe hehe.. gatau deh."

"Disaat orang lain minta gue buat diem dan belajar gak bawel? Lo malah minta gue buat terus bawel?"

"Lo tau gak ki? Kalo gue lebih bakal lakuin apa yang lo minta daripada orang-orang yang minta gue supaya diem dan gak bawel?"

Riki diam mendengarkan apa yang Shella ucapkan, ia sedang berusaha mencerna apa makna dari kalimat itu.

"Alasan lo apa? Lebih suka gue bawel?" Tanya Shell dengan tatapan yang sangat intens.

Riki tersenyum "karena gue tau lo dari lo bocah. Gue kenal lo dari lo bego. Gue tau karakter lo dari lo kecil, dan gue gak suka kalo lo jadi orang lain."

•••••

Haii👋👋👋 oke part ini gajelas. Alurnya kemana-mana. Maaf yaa, pengen up, tapi gak punya ide jadi begini jadinya. Hahaha biarin yaa.

Aduh gatau deh sama ini part, asli yaa alurnya ribet masa?? Otak aku aja kali ya yang ribet ahhaha.

Terima kasih

Kapan jadian?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang