30. Ulang Tahun

379 15 8
                                    

Hari ini ulang tahun Riki, biasanya dari pagi Shella sudah sibuk untuk membuat kue ulang tahun. Untuk kali ini, Shella rasa tidak perlu membuatnya. Cukup memberikan kado saja.

2 hari yang lalu, Shella mendapat pesan dari Riki. Bisa dibilang, isi pesan itu pemberitahuan acara pesta perayaan ulang tahun Riki. Cowok itu meminta Shella untuk membantu menghias taman belakang rumahnya. Tapi Shella menolak, mengingat Riki sudah punya pacar jadi Shella menyarankan agar meminta bantuan Najwa saja.

Shella melirik kado yang telah terbungkus rapi di atas meja belajarnya. Semoga kepake dah tuh hadiah dari gue. Batin Shella.

Ia beranjak untuk bersiap pergi ke acara Riki. Setelah mandi dan berganti pakaian Shella meraih ponselnya yang sedari tadi terus berdering. Ia melihat ada sekitar 10 pesan dari Riki, isinya hanya menanyakan kapan Shella akan datang kerumahnya.

Acaranya jam 7 malam. Harusnya dari sehabis dzuhur Shella datang bersama Riani, Talita, kak Vino dan kak Jeje. Tapi Shella memilih datang jam setengah 5 sore.

......

   Acara sudah dimulai, di depan sana terlihat Riki dan kedua orangtuanya, ada Najwa, kak Vino, Riani, dan Talita juga menemaninya. Shella memilih berdiri di dekat makanan dan minuman untuk para tamu. Sedari tadi Riki terus memandang Shella, memintanya untuk berdiri disampingnya juga seperti sahabatnya yang lain.

     Pembawa acara memberitahukan bahwa acara selanjutnya adalah pemotongan kue lalu potongan itu diberikan kepada orang-orang yang dianggap spesial. Potongan pertama Riki berikan kepada bundanya, dan potongan kedua ia berikan kepada ayahnya.

     Shella sibuk mencomot beberapa makanan yang ada di dekatnya, Shella yakin potongan kue ketiga akan Riki berikan kepada Najwa sebagai pacarnya. Untuk menghindari rasa patah hati, Shella memilih menpokuskan pandangannya kepada makanan.

     "Ekheemmm.."

     Shella terlonjak kaget, "ehh, kak Jeje."

     "Hehe.. sorry, ngagetin."

     "Untung jantung gue gak kenapa-napa nih."

     "Ahahha... Btw, kenapa gak di sana Shell?"

     "Hah? Disana dimana?"

     Jeje menunjuk ke arah Riki "itu disana, nemenin si Riki kaya yang lain."

     Shella bingung harus menjawab apa. Sangat tidak lucu jika Shella menjawab nanti patah hati liat pemilik potongan kue ketiga.

    Akhirnya Shella menjawab, "enakan disini kali kak, banyak makanan."

    Jeje menaikkan sebelah alisnya mendengar jawaban dari Shella "dasar!!"

    Shella tersenyum lebar. Melihat itu Jeje pun menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menpokuskan lagi pandangannya ke arah Riki.

     "Ayoo.. Riki, potongan ketiga mau dikasih ke siapa?" Terdengar suara pembawa acara itu, yang tak lain adalah om nya Riki.

     Shella menoleh ke arah depan, ia tidak menemukan Najwa disana. Pantas saja kue tersebut belum diberikan, ternyata pemiliknya sedang pergi. Mungkin ke toilet.

     "Ayo Riki... siapa nih pacarnya? Atau gebetannya? Kasih aja, gak usah malu" ucap pembawa acara itu lagi.

     Shella melihat Riki memberikan isyarat kepadanya agar menghampirinya. Shella menggelengkan kepalanya tanda tidak mau. Riki bersikeras meminta Shella menghampirinya ke depan sana.

     "Buruan tuh samperin, Shella.." ujar kak Jeje.

     "Ah gamau."

     Shella menoleh ke arah kanan, tak jauh dari ia berdiri sekarang terlihat Najwa sedang bersama teman-temannya. Ternyata bukan pergi ke toilet, tapi cewek itu berkumpul bersama teman-temannya yang sepertinya baru datang.

     Shella melihat tatapan tidak suka dari Najwa kepadanya, sepertinya Najwa menyadari kalau Riki menyuruh Shella untuk ke depan. Menghindari tatapan itu, Shella memilih menunduk melihat kakinya yang menginjak rumput taman rumah ini.

     "Ooh itu pacarnya Riki, kesini dong" ucap samg pembawa acara lagi.

     Shella sadar ajakan pembawa acara itu tertuju kepadanya, ia juga sadar sekarang telah menjadi pusat perhatian semua tamu. "Orang gue bukan pacarnya!" Gumam Shella.

     "Shella, kesini. Itu sahabat aku dari kecil." Ahh itu suara Riki.

     Shella tetap kepada pendiriannya, ia tidak akan pergi kedepan, tidak mau. Apa Riki gak sadar dengan tatapan mematikan dari Najwa. Dasar!

     Tiba-tiba Shella melihat sepasang sepatu di hadapannya. Ia mendongak melihat pemilik sepatu itu. Ternyata Riki. "Apasih ki?" Tanya Shella berbisik.

     Riki memotong kecil kue yang dibawanya dengan garpu. Lalu menyodorkan gue itu ke depan mulut Shella. "Ihh gamau."

     "Yaelah tinggal mangap Shell" ucap kak Jeje sambil tertawa, ternyata ia masih berdiri di dekatnya.

     "Ayodong. Ceweknya malu-malu ya Riki!!" Goda pembawa acara itu. Tak henti-hentinya Shella memaki pembawa acara itu dalam hati. Maafkan Shella om, Shella kesel sama om.

     Akhirnya Shella membuka mulutnya dan memakan kue itu. Ia tersenyum kepada semua tamu yang memandangnya. Ia tersenyum pula kepada bunda dan ayahnya Riki yang juga sedang tersenyum kepadanya. Senyum Shella itu, senyuman paksaan.

     Shella melirik ke arah Najwa, cewek itu mendelik lalu pergi entah kemana.

••••••

السلام عليكم

Haiii... maaf nih lama next nya.. hehe☺️☺️
Terima kasih untuk yang masih nunggu.. terima kasih untuk yang udah vote dan koment. Kalian mood banget huhuuy... hahahah🤣🤣☺️☺️
Kalian mood banget buat aku, tapi kayaknya aku gak tau diri deh, soalnya up nya lama gitu. Wkwkwkk...

Minal Aidin Walfa Izin yaaa semuaaa🙏🏼🙏🏼🤗.... maafkan author yang salah salah kata mulu, yang bahasa di setiap ceritanya nya gak dimengerti atau banyak salah.. yang banyak typo ngetiknya.. mohon maaf untuk segalanya pokonya😘😘

والسلام عليكم

Kapan jadian?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang