9.Mata bagus

707 23 11
                                    

Pulang sekolah, Shella berniat mengajak Riki untuk pergi bermain ke mall karena mereka sudah lama tidak pergi bermain seperti itu. "Ani, Ita mau pada ikut gak?" Ajak Shella juga kepada kedua temannya itu.

"Kemana?" Tanya balik Riani sambil terus membereskan barang-barangnya.

"Main ke mall, sama gue sama Riki, ya ki?."

"Ayolah ni, ikut aja yu" pinta Talita.

Riani mengangguk, dan mereka pun pergi ber-empat. Talita menyuruh mereka menunggu di depan gerbang sekolah, ia akan izin dulu kepada Vino untuk pergi sepulang sekolah ini.

"Hadeuhhh... si Ani lama deh" keluh Shella.

"Sabar dulu, kalo ditinggal kasian" kata Riki.

"Tuh si Talitaa" tunjuk Riani ke arah cewek dan cowok yang sedang jalan menghampiri mereka.

"Haii" sapa cowok itu.

"Kak Vino mau ikut."

"Yaudah bagus, biar gue ada temennya" jawab Riki.

Vino mengangguk tersenyum. Akhirnya mereka pergi ke mall ber-5. Sesampainya disana, para cewek pisah dengan para cowok. Riki dan Vino memilih langsung pergi ke timezone untuk bermain. Dan para cewek memilih mencari makan dulu, perut mereka sudah sangat lapar, cacing didalam perutnya sudah pada demo meminta asupan gizi.

Setelah 30menit makan, Shella mengajak Talita dan Riani untuk ke gramedia, Shella ingin membeli novel baru dari penulis favorit nya. Dan berakhirlah mereka disini, berdiri di hadapan buku-buku novel dengan berbagai macam judul.

"Gue juga mau beli deh."

"Ini... atau ini?" Tanya Ita sambil menunjukan dua buah buku novel.

"Baca sinopsisnya ta" suruh Riani.

Mereka sibuk mencari novel yang ingin mereka beli, ketiganya merupakan penggemar novel fiksi terutama Shella. Daya khayal Shella itu sangat tinggi, jadilah ia sangat menyukai novel yang didalamnya selalu terdapat beberapa drama yang bisa memanjakan khayalannya.

"Adeuhhh ini lucu nih novelnya, pacaran tapi kaya bukan pacaran. Hubungan impian gue ini" ucap Talita.

"Lah? Pacaran kayak bukan pacaran? Gimana sih?" Tanya Riani.

"Udah dapet kan? Udah yu."

Mereka berjalan untuk membayar buku yang mereka suka. Setelah itu mereka pergi untuk menyusul Riki dan Vino ke area timezone. Saat sampai disana Shella melihat kedua cowok itu sedang duduk di bangku yang ada di dekat area timezone. "Eehh itu tuh mereka lagi duduk."

Mereka menghampiri keduanya, Shella melihat wajah lemas keduanya. "Kalian kenapaa?."

"Laparr" ucap Vino dengan nada lirih.

Talita mendelik "ya lagian, diajak makan dulu tadi, gak mau!."

"Beliin makanan dong ta, lemes nih" pinta vino dengan memelas.

"Yaudah."

"Riki, lo mau beli apa? Mau gue beliin gak?" Tawar Shella yang berdiri dihadapannya. Shella takut Riki sampai sakit lagi seperti kemarin karena kelaperan. Yang pasti, Shella tidak tega melihat Riki tampak kepalaran seperti itu.

"Boleh deh, ini uangnya. Beli apa aja."

Shella menggeleng dan mendorong pelan tangan Riki yang mengulurkan uang kepadanya. "Gak usah deh, pake uang gue aja."

"Gue gak di beliin juga Shell?" Tanya Vino sambil tersenyum melas.

"Ah elu kak, mau gue yang beliin atau Shella?!."

"Yeuu marah, yaudah ah sono lu beliin."

"Mana duitnya?" Talita mengulurkan uangnya meminta uang.

"Riki aja dibeliin masa gue kakak ngga?" Vino mengerucutkan bibirnya.

"Masa iya ade ngejajanin kakak."

"Ishh itaa, lama deh. Gue duluan ya? Si Riki nanti sakit lagi, kelaperan."

Shella pergi meninggalkan semuanya untuk membeli makanan yang bisa mengganjal perut Riki. Riki yang melihat Shella nampak begitu khawatir kepadanya merasa senang sekaligus bingung. Sekhawatir itu Shella sama gue?. Tanpa diketahui siapapun, Vino pun berfikir sama seperti Riki, namun bedanya hati Vino malah merasa kesal sekaligus bingung.

****

"Nih ki, makan."

Riki mengambil keresek makanan yang Shella berikan barusan. "Makasih ya."

"Hm."

Sambil menunggu Riki dan Vino yang sedang mengganjal perutnya, Shella memilih untuk memainkan ponselnya. Talita dan Riani sedang sibuk membaca novel yang tadi mereka beli.

"Aduhh, enak banget" ucap Riki.

"Iyalah, siapa yang beli."

"Sombong!" Kata Talita.

Shella mengarahkan ponselnya ke hadapan Riki dan juga dirinya, "Riki, foto dong."

Riki mengangguk. Lalu mendekatkan kepalanya dengan kepala Shella. "Matanya doang deh Shell."

"Hmm.."

Cekreekkk..

Satu foto berhasil mereka potret di ponsel Shella. "Mana liat, ada beleknya gak mata gue?."

"Gak ada ki, bersih nih bagus matanyaa."

"Oke,, bagus ya mata gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oke,, bagus ya mata gue."

"Jelek!."

"Tadi katanya bagus."

"Ya gajadi, ini jelek."

"Bilang aja kalo bagus."

"Iyadeh bagus."

"Cieee."

"Apa?."

"Muji mata gue."

"Gajelas lo ki!."

Riki menyengir kuda membalas ucapan Shella. Ia tak menyangka bisa sepede itu semenjak keluar dari rumah sakit. Geli gue, kepedean haha. Batinnya.

•••••

Terima kasih

Kapan jadian?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang