22.Pagi Hari

484 19 0
                                    

     Pagi ini Shella datang paling pertama di kelasnya. Lalu disusul anak-anak rajin, mereka sedikit heran dengan keberadaan Shella sepagi itu, tapi itu hanya berlangsung sebentar. Shella sibuk membaca novel yang baru ia beli 2hari yang lalu. Dan baru sekarang Shella membawanya ke sekolah.

      Shella hobby membaca, tapi jika sudah berhadapan dengan novel dirinya pasti bisa lama menghabiskan halaman novel itu. 400 halaman bisa dihabiskan dalam seminggu bahkan lebih dari itu.

      Shella tak menyadari kehadiran Riani dan Talita bahkan Riki yang sudah duduk di bangkunya masing-masing. Mungkin karena terlalu sibuk dengan novelnya.

     Sesekali Shella terkikik karena merasa konyol dengan tingkah pemeran di novel itu, sedetik kemudian ekspresinya bisa menjadi cemberut karena kesal oleh tokoh antagonis di novel tersebut. Begitulah sekiranya keadaan Shella jika sedang membaca novel.

     Riki sempat melirik buku yang dibaca Shella, dirinya jadi teringat beberapa hari yang lalu Shella meminta ditemani membeli novel itu tapi gagal karena Najwa. Dan Riki semakin merasa bersalah karena 2 hari yang lalu dirinya pergi ke gramedia bersama Najwa.

     Riki sempat ingin membelikan novel itu untuk Shella, tapi dia urungkan saat di gramedia tempo hari Riki sempat melihat punggung Shella. Memang, Riki agak sedikit ragu waktu itu, tapi sepertinya punggung yang ia temui di gramedia itu memanglah punggung Shella.

     "Beli novel itu sendiri Shel?" Tanya Riki setelah menyelesaikan pikirannya.

     "Sama tu anak" jawab Shella dengan menunjuk dua orang yang duduk di hadapannya menggunakan dagu.

     "Ooohh, pantes."

     Shella menutup bukunya setelah meletakkan pembatas di halaman yang ia baca, lalu Shella menoleh ke arah Riki. "Apanya?"

     "Pantes lo udah beli buku itu, pas gue ke gramedia sama si Ajja, gue sempet liat lo. Tapi ragu, kalo ternyata cuma mirip."

     "Oh.. iya gue juga liat lo sama si kak Najwa waktu itu."

     Shella merasa senang karena sifat jujur Riki masi ada, dirinya tak segan-segan jujur bahwa dirinya pergi ke gramedia bersama Najwa. "Maaf ya Shel, gue gak nganter lo ke gramedia, tapi si Ajja gue anter" ujar Riki akhirnya.

     Shella menepuk pundak Riki, "santuy ae lah Ki."

     Riki mengangguk.

    Hening. Untuk beberapa saat keduanya sama-sama bungkam, Riki merasa canggung dengan Shella, lebih tepatnya masih merasa tidak enak. Sebaliknya dengan Shella, dirinya stay enjoy walaupun jantung berdetak tak karuan setiap dekat dengan Riki. Shella seakan sudah bersahabat dengan detakan seperti itu jika bersama Riki.

      "Em.. tadi gue ke rumah lo buat jemput, gue bawa motor. Kata Mama, lo udah berangkat dari jam 6 pagi. Rajin amat? Tumben."

       "Oh lo ke rumah gue? Gak bilang dulu sih, jadinya gue duluan tadi. Pengen baca novel ini biar memecah rekor 400 halaman satu minggu" jawab Shella dengan ceria.

       "Gue kira gak usah bilang karena biasanya kalo gue bawa motor ya langsung ke rumah lo aja, padahal tadi gue udah berangkat setengah 7 kurang loh."

      Shella mengangkat kedua alisnya, "ya gue kira lo bareng sama si kak Najwa lagi."

     Riki diam ketika mendengar jawaban Shella barusan. Benar kata Shella, mungkin akhir-akhir ini dirinya terlalu sering berangkat bersama Najwa sehingga Shella tak pernah lagi mengharapkan jemputan dari Riki ketika dirinya mau membawa motor.

     "Kalo gitu pulang ekskul gue jemput ya Shel, jam biasa kan?" Tawar Riki, mungkin sebagai permintaan maaf.

     Hari ini memang jadwal Shella latihan karate, dan Riki sudah hafal sampai jadwal pulangnya pun.

     "Lagi dikasih bawa motor ya lo sama bunda?" Tanya Shella tanpa menjawab tawaran Riki tadi.

     Riki hanya mengangguk lalu tersenyum manis. "Yaudah oke kalo gitu," jawab Shella dengan harapan kali ini Riki benar-benar menjempunya.

      "Kalian tu kaya pasangan lagi marahan tau, cowoknya kaya lagi coba ngerayu buat minta maaf, eh ceweknya stay cool" ujar Talita yang sedari tadi memperhatikan kedua sejoli itu.

     "Iya bener Ta, gemes gue liatnya. Gue kawinin juga lo pada" ucap Riani.

     "Maen kawinin aja lo! Jadian aja ngga!" Sergah Shella.

     "Ya makanya, jadian aja kenapa sih!" Suruh Talita dengan enteng.

     "Bodo ah, gak denger gue kalian ngomong apa!" Balas Shella lalu kembali membuka novelnya.

     "Bukan ngga Shell, mungkin bisa aja belum" ujar Riki.

  .......

Terima kasih banyak, terima kasih sekali, terima kasih sangat pokonya makasihhhh atas 1k pembaca, aslian seneng banget. Mood aku gak usah neko neko hal menakjubkan dsb. Cukup liat berapa jumlah pembaca juga udah cukup ko.

I Love You😍


Pujaan Hati*

(Makanya gak usah geer napa! Ntar di php-in kaya barusan👆) mampus kan lo pada . Wkwkwk canda yaaa✌🏻✌🏻🤣🤣

Udah ah terima kasih,

Klik bintang jangan lupa 😘

Kapan jadian?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang