29. Hari minggu

474 23 2
                                    

Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Kini hubungan Riki dengan Najwa sudah berjalan 2 bulan. Shella selalu ingat tanggal jadian mereka bedua, hal itu juga selalu membuat hati Shella seperti tersayat oleh pisau tajam.

Hari minggu kesekian, Shella hanya duduk di sofa ruang keluarga sambil menonton televisi. Tangannya terus bermain di atas remote untuk mengganti siaran yang ada di layar televisi.

Elin berjalan mengampiri anaknya dengan dua gelas jus jeruk di tangannya. "Itu kok dipindah-pindah terus, mau nonton apa?" Tanya Elin dengan lembut. Ia mendudukan bokongnya di samping Shella, lalu meletakan kedua gelas jus itu.

Shella meraih satu gelas jus jeruk, lalu diteguknya hingga habis setengah. Elin hanga tersenyum menatap anaknya. "Kok gak pergi main?" Tanya Elin dengan melirik jam dinding yang tertempel di ruangan itu. Menunjukan pukul setengah 9 pagi.

     "Mau main sama siapa? Gak ada yang ngajak."

     "Riki?" Dengan hati-hati Elin menyebut nama itu.

Shella mengeddikan bahunya acuh. "Jangan ngambek dong sayang sama Riki" nasehat Elin sambil mengusap rambut Shella.

     "Shella ngga ngambek, Shella gamau ganggu Riki, nanti pacaranya marah dan cemburu gara-gata Shella, kasian."

     "Jangan pernah libatkan Shella dalam apapun yang terjadi di antara lo sama gue."

     "Gimana gak gitu? Setiap aku marah dan cemburu sama kamu itu selalu karena Shella!!."

Ya.. Shella mendengar semua kata-kata cemburu yang diucapkan Najwa kepada Riki. Bahkan Shella tidak sama sekali berniat untuk itu, ia tidak ingin hal itu terjadi. Lebih tepatnya Shella tidak mau disalahkan.

Shella selalu mengingat kalimat itu, bukan mengingat tapi terpaksa ingat karena kalimag itu selalu terngiang di kepalanya, sudah seperti kaset rusak.

     "Tapi jangan cuekin Rikinya, sayang. Setidaknya bersikap biasa aja tapi tetap jaga jarak."

     "Aduu mamah, apa bedanya itu?"

Elin hanya mengedikan bahunya, lalu meminum jus jeruknya.

Tiba-tiba ponsel Shella berbunyi, pertanda ada pesan yang masuk. Segera Shella meraih ponsel itu yang ia letakan di sampingnya. Ternyata ada SMS dari Riani yang berisi ajakan lunch bareng di tempat ramen.

Shella
Kuy!!! Habis dzuhur ketemu
disana langsung😘😘

Shella terkikik geli setelah mengirim balasan itu, terasa jijik melihat emot yang ia pakai, tapi tak apalah, sesekali.

Riani
Okaayyy!!! Gue tunggu..

Btw gue jijik ya sama emot
lo😅😅
(Read)

Bodo amat, ia tidak berniat membalasnya lagi. Dan akhirnya, ada yang mengajaknya pergi di hari minggu ini. Shella melirik mamahnya yang tampak sedang pokus menonton film yang selalu disiarkan oleh Indosiar. Salah satunya seperti Kisah Nyata.

     "Mah, Shella mau pergi lunch sama Riani sehabis Dzuhur" izinnya.

Elin hanya mengangguk pertanda memberi izin. Shella mendengus, tadi nanya kenapa gak main, giliran izin buat pergi main gitu doang respondnya, gara gara si Kisah Nyata Nih. Batin Shella.

Ia beranjak ingin pergi ke dapur untuk mancari cemilan. Ia berniat menonton drakor di dalam kamarnya.

     "Loh.. Shella mau kemana? Temani mamah disini."

Kapan jadian?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang