26. Perpustakaan

465 17 2
                                    

Tiga hari setelah Riki resmi menjadi pacar Najwa. Shella mulai menunjukan bahwa dia harus menjauh. Alasannya bukan karena cemburu atau masih marah, tapi karena ia sadar, kedekatannya dengan Riki bisa membuat Najwa cemburu dan marah. Shella harus menghargai hubungan mereka sekarang. Riki tidak lagi seperti dulu, sekarang waktu dengan Shella harus terbagi dengan Najwa. Sebisa mungkin Shella memahami dan menerima itu.

Jam istirahat, biasanya dihabiskan berempat bersama Riki, Talita, Riani dan dirinya sendiri, Shella. Tapi sudah tiga hari ini Shella lebih memilih diam di perpustakaan, bukan untuk membaca buku, tapi untuk tidur siang. Bahkan kemarin Shella bolos jam pelajaran ke 3 karena terlalu nyenyak tertidur di pojok perpus.

Istirahat hari ini pun, Shella berniat untuk langsung pergi ke perpustakaan walaupun perutnya lapar. Tidak peduli, Shella malas pergi ke kantin.

Triiinggggg!!!!!!

Bel istirahat baru saja berbunyi. Setelah guru yang mengajar keluar kelas, dengan segera Shella beranjak untuk pergi ke perpus. Tapi langkahnya terhenti ketika tangannya di genggam oleh orang disampingnya. Shella tau itu Riki.

     "Kantin yuk Shel," ajak Riki.

     "Ngantuk!"

     "Perut lo dari tadi bunyi, laper kan?" Tanya Riki.

Shella menoleh ke arah Riki, ia tersenyum kecil lalu melepaskan genggaman tangan Riki "sok tau ah lo, tuh di depan ada kak Najwa," setelah itu Shella pergi keluar kelas.

Shella sempat berpapasan dengan Najwa di pintu kelas, tapi tidak sedikitpun Shella menoleh ke arahnya. Langkah Shella lurus tanpa memperdulikannya sama sekali, Shella tau bahwa Najwa sempat memperhatikannya, tapi ia masa bodo amat.

Sampai di perpus, Shella langsung menuju bangku pojok dan menenggelamkan kepala di lipatan tangannya. Shella sulit untuk memejamkan matanya, perutnya sangat lapar. "Sabar dong perut! Sampe pulang sekolah jangan lapar ah! Manja lo pake lapar-lapar."

Shella merasa ada yang duduk di sampingnya, ditempat yang ia punggungi. Shella mendongak, dan melihat orang yang duduk disampingnya. Orang itupun menoleh dan menatap Shella juga.

     "Eh, elo Shel. Kirain siapa" ujar orang itu.

Shella cengengesan, "kak Jeje, ngapain di sini?" Tanya Shella.

      "Ya baca buku lah."

Shella hanya ber-oh ria, lalu kembali ke posisi awal. "Lo laper?" Tanya kak Jeje.

     "Ng.. ngga ko" jawab Shella berbohong. Jelas bohong, orang sedari tadi perutnya terus berbunyi. Malu sekali Shella tercyduk oleh kak Jeje.

     "Pake bohong, udah ketangkep basah juga."

     "Gue gak ngompol loh, kak"

     "Bodo ah." Kak Jeje merogoh saku celana abunya, lalu mengeluarkan sebungkus Roti isi coklat. Roti favorite Shella. Lalu digesernya Roti itu ke hadapan Shella dengan ekor mata yang memperhatikan penjaga perpus, berjaga-jaga.

      "Wahhh parah nih, melanggar pelaturan tau kak, gak boleh" desis Shella. Salah satu palaturan perpus adalah tidak diperbolehkan membawa makanan ke dalam perpus, kalo botol minum baru boleh.

     "Ahh, berisik Shella... nanti denger tuh penjaganya. Udah makan aja sih, lapar juga lo!"

Tanpa pikir panjang Shella meraih Roti itu dan memakannya. "Anak pemilik sekolah juga ngelanggar aturan ternyata."

     "Iyalah, kalo ngga gak seru."

     "Oh."

•••••

Kapan jadian?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang