Sudah beberapa hari semenjak kejadian di dekat taman itu. Shella semakin menjauh dari Riki. Dirinya malu, sungguh malu atas perasaannya. Setiap Riki mendekat Shella selalu langsung menghindar. Setiap Riki mengajaknya bicara, Shella seolah tak mendengar. Ia sunggu tidak mau berkomunikasi apapun dengan Riki, entah sampai kapan.
Bahkan seminggu yang lalu, Shella meminta Riani untuk bertukar tempat duduk, tapi Riani menolak. Bukan apa, Riani hanya tidak ingin kedua sahabatnya itu semakin berlarut dalam masalahnya.
Beberapa kali Riani dan Talita mencoba untuk membantu mereka menyelesaikan masalahnya, tapi tetap saja Shella tidak ingin membahas apapun tentang Riki. Akhirnya Riani dan Talita menyerah.
Sama seperti sebelumnya, istirahat kali ini Riki kembali mengajak Shella untuk pergi ke kantin bersama. Namun lagi dan lagi, Shella hanya melengos pergi keluar kelas sendirian, menghiraukan ajakan Riki.
Seperti biasa juga, Shella menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan. Bukan untuk membaca buku, tapi untuk tidur di pojokan ruang perpus. Bahkan murid-murid kutu buku sudah menganggapnya makhluk penghuni perpus. Padahal menurut Shella, makhluk penghuni perpus itu mereka, ia lebih cocok di sebut putri tidur.
Saat Shella berusaha memejamkan mata, tiba-tiba ia merasakan ada seseorang yang sedang menatapnya. Shella mendongak melihat orang tersebut. Ia menghela nafas ketika mendapati Riki dihadapannya.
"Gue mohon Shella, kali ini gue pengen ngobrol sama lo" pinta Riki.
Shella menunduk tak kunjung menjawab. "Lo diem, gue anggap lo juga mau ngobrol sama gue" kata Riki menyimpulkan.
Shella tetap diam. Mungkin, memang ini saatnya, Shella tidak munafik, ia ingin kembali seperti dulu bersama Riki. Ia merindukan kebersamaannya, ia rindu menjaili Riki yang selalu sabar.
"Kenapa lo gak pernah bilang kalo lo suka sama gue?" Tanya Riki mengawali pembicaraan.
Shella beranjak, lalu berkata "jangan disini."
Riki ikut beranjak mengikuti Shella. Sampailah mereka di taman belakang. Duduk di bangku panjang dengan jarak yang lumayan jauh. Riki mengerti, ia tidak mempermasalahkan itu.
Tak ada pembicaraan setelah itu. Keduanya sama-sama diam. Sampai Riki kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama.
"Kenapa lo gak bilang Shella, kalo lo suka sama gue?" Tanya Riki dengan sedikit penekanan.
Shella menghela nafas. "Kenapa harus gue yang bilang? Gue cewek Riki."
"Maaf, maafin gue yang gak pernah peka. Tapi jujur Shel, gue sempet ngerasa tentang perasaan lo. Tapi gue gak mau geer, jadinya gue biarin aja."
Shella diam tak mau menjawab, begitu pun dengan Riki, ia kembali diam dengan pikirannya. Shella tidak tau harus berkata apa. Riki sedang berperang dengan pikirannya, sungguh, ia merasa bersalah terhadap Shella. Ia tak bisa membayangkan bagaimana perasaan Shella ketika melihat Riki menerima perasaan perempuan lain.
"Maaf, mungkin kalo gue tau lo suka sama gue. Gue gak akan pernah nerima perasaan cewek lain. Gue gak tau gimana perasaan lo pas gue nerima perasaan si Ajja" jelas Riki.
"Gak usah di bahas, gue udah gak papa. Gue udah nerima, gue udah santuy" jawab Shella berusaha tersenyum bodoh dihadapan Riki. Tapi percuma, Riki tahu itu hanya fake smile.
"Gue benci, saat lo pura-pura gak papa" sarkas Riki.
Shella tersenyum getir, baru kali ini ia mendengar ucapan Riki dengan nada seperti itu. "Sorry!" Balas Shella.
"Gue bakal putusin Ajja."
Shella menoleh menatap Riki dengan kening berkerut, "jangan mutusin dia dengan alasan gue!" Kesal Shella.
"Udah gue bilang berkali-kali, gue gak mau terlibat apapun dalam masalah hubungan lo sama si Najwa. Please! Gue gak mau dianggap pengrusak. Dan lo gak usah peduliin gue" lanjut Shella.
Setelah itu, Shella hendak beranjak pergi meninggalkan Riki.
"Gue ingin kita selesaikan masalah ini sekarang juga. Gue gak mau canggung sama lo lebih lama, gue gak biasa kaya gitu" ucap Riki yang mampu menghentikan langkah Shella.
"Bodo amat! Gue kesel sama lo!!" Kali ini Shella benar-benar pergi dari hadapan Riki. Entah kemana perginya Shella.
Riki menghembuskan nafasnya kasar, kapan masalah ini akan selesai. Tidak biasanya Shella menghindar dari masalahnya.
•••••
Haii... maafkan baru up lagi...
selalu aku ucapkan terima kasih buat kalian yang masih mau nungguin cerita ini sampai selesai.Maaf aku baru dapet pencerahan lagi. Segitu, pencerahannya tidak bagus sama sekali. Apasih ah gitu pokonya
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan jadian?
Teen FictionKata orang persahabatan antara cewek dan cowok itu tidak akan murni selamanya bersahabat karena salah satunya pasti memiliki perasaan lebih dari sekedar sahabat. Mungkin itu juga yang terjadi di antara Shella dan Riki, tapi mempertahankan persahabat...