Semakin hari pula Vino semakin gencar mendekati Shella. Bahkan Vino sudah berani mengajak Shella pergi nonton atau hanya sekedar jalan berdua. Shella tidak pernah mencurigai apapun dari sikap Vino kepadanya, namun semua orang bisa melihat ketertarikan Vino kepada Shella. Shella tidak percaya itu.
Talita sebagai adik dari Vino juga sudah mengetahui pastinya perasaan kakaknya itu kepada sahabatnya. Talita tidak banyak bicara, hanya saja menggoda Shella sesekali tidak ada salahnya bukan? Terlebih, Talita tidak mau jika kakaknya mengetahui fakta sebenarnya tentang perasaan Shella yang menyukai Riki. Maka dari itu, Talita lebih menyembunyikan fakta itu. Ia membiarkan kakaknya untuk berjuang mendapatkan hati Shella, Talita juga berharap agar perasaan kakaknya itu tidak membuatnya sakit hati di kemudian hari.
Hari ini, Libur sekolah. Tanggal merah ini Vino manfaatkan untuk kembali berusaha mengajak Shella untuk pergi jalan bersamanya. Setelah beberapa kali mendapat tolakan, tidak membuat cowok itu putus asa.
Vino telah mengetahui alamat rumah Shella dari Talita. Sekitar jam10 pagi, Vino segera pergi mengendarai mobil hitam kesayangannya ke rumah Shella.
Tokkk... tokk.. tok.
"Assalamu'alaikum."
Tak lama terdengar jawaban salam dari dalam rumah, keluarlah wanita paruh baya yang masih nampak cantik dari dalam rumah itu. Vino yakin bahwa wanita itu adalah ibu dari Shella.
"Cari siapa ya?."
"Eum.. cari Shella, tante."
"Ini siapanya?."
"Saya temannya, lebih tepatnya kakak kelas."
"Oohh gitu, Shellanya udah pergi dari pagi sama Riki, katanya sih mau ketaman."
"Oohh gitu ya, tante. Kira-kira pulangnya kapan?."
"Aduh.. kalo pulangnya tante kurang tau, soalnya kadang sehabis Dzuhur, kadang pas udah mau ashar baru pulang."
"Oh gitu, yaudah deh gapapa, saya pulang aja, tante. Nanti kapan-kapan saya kesini lagi."
"Iya.. nanti tante sampein ada kamu kesini cari Shella. Nama kamu siapa?."
"Nama saya Vino, tante. Makasih ya, saya duluan. Assalamu'alaikum" pamit Vino seraya mencium punggung tangan Elin sopan.
"Wa'alaikum salam."
Vino berjalan keluar pagar, lalu masuk kedalam mobilnya yang terparkir didepan rumah Shella. Vino menghembuskan nafas lelahnya, cowok itu tidak langsung pergi pulang. Sekitar 15menit ia berdiam diri di dalam mobil.
"Harus gimana lagi supaya gue bisa jalan sama lo, Shel. Kalah cepet mulu sama si Riki" gumamnya.
Vino bingung harus berbuat apalagi, beberapa cara sudah Vino lakukan agar bisa jalan bersama Shella, hanya berdua dan sebentar. Tapi cewek itu selalu menolak dengan alasan sudah janji dengan Riki. Apa sebegitu padatnya jadwal Shella hanya untuk bermain dengan Riki.
Setelah cukup puas merenungkan diri di dalam mobil, akhirnya Vino berniat untuk pergi ke rumah Jeje- si ketua karate kece yang selalu menjadi tempat curhatnya sepanjang masa. Oiya, Vino dan Jeje sudah berteman sejak SD.
Sampainya di rumah Jeje. Vino bertemu dengan asisten rumah tangga dirumah itu yang sudah sangat kenal dengannya. Ia menanyakan apakah Jeje ada dirumah atau tidak. Untungnya asisten rumah tangga itu menjawab bahwa Jeje ada dirumah dan masih tidur. (Cogan kok kebo sih)
Tanpa permisi Vino langsung berlari masuk ke dalam kamar Jeje dan menindih cowok itu agar segera bangun. Bukannya bangun, Jeje malah mendorong kasar tubuh Vino dan membuatnya tersungkur jatuh ke lantai.
Brukk..
"Awww-- gilak lo Je, sakit nih. Gak ngerasain emang!."
Jeje bangun lalu mengucek matanya, ia sudah tau siapa yang datang mengganggu tidur nya. "Lagian suruh siapa lo ganggu gue tidur? Mending gitu kalo badan lo kecil kaya ranting, itu gede gitu juga maen nubruk-nubruk aja."
Vino naik ke atas kasur milik Jeje. Lalu ia tiduran di atas kasur itu. "Cuci muka ganteng, belekan gitu" suruh Vino dengan manis.
"Males ah."
"Masya allah Je. Lo itu ganteng-ganteng jorok ya! Itu gosok gigi dulu atau apa gitu."
"Udah! Tadi gue udah bangun. Kan Sholat subuh gue."
Vino hanya nyengir. "Ada apa sih?" Tanya Jeje yang sadar pasti sahabatnya ini sedang galau walaupun bibirnya terus mengukir senyum, palsu?
"Gagal lagi."
Jeje langsung mengerti apa maksud dari gagal yang Vino katakan. "Belum cape Vin?."
Vino menggeleng lemah, "gak akan cape gue."
Jeje tau, apa yang sebenarnya hati Vino katakan. Hatinya pasti mengatakan lelah. Dirinya pasti sudah sangat ingin untuk berhenti dan menyerah. "Kalah mulu gue sama Riki" lirih Vino.
"Ya lagian, udah gue suruh buat deketin itu cewek dari awalan lo suka sama dia. Udah hampir setahun Vino, cakeepp, itu perasaan lo! Dari jamanan si Shella cupu-cupunya jadi kelas X."
Vino diam tak menjawab, hanya helaan nafas pasrahnya yang terdengar. "Menurut lo? Gue telat?."
Jeje menggeplak bahu Vino cukup keras, tapi tidak membuat cowok itu meringis sedikit pun. Apa badan anak karate sekebal itu? Tapi tadi jatoh dari kasur kesakitan? Mungkin karena tendangan Jeje yang tiada tanding? (Apasih lo thor?)
"Iyalah gila! Telat! Keburu menang si Riki."
"Bukannya dapet solusi, malah nyumpahin!."
"Emang ada gue bilang nyumpahi lo?."
"Tadi?."
"Gue nakutin lo."
Sebelum Vino menjawab, ponselnya keburu berdering pertanda ada pesan yang masuk.
Shella : Hai kak, maaf ya ini aku baru pulang. Baru tau kalo tadi kakak kerumah. Ada apa? Mau ngajak jalan ya? Sehabis ashar, tapi gak bisa kalo pulangnya lewat magrib.
Vino berbinar membaca pesan itu, membuat Jeje kebingungan. Tadi cemberut, lemes kaya gak dikasih makan. Sekarang ekspresinya girang gitu? Kesambet.
Vino : Oke.. gue jemput jam setengah 4 sore. Makasih banyak atas waktunya :)
Setelah mengetikan balasan itu, Vino langsung beranjak turun dari kasur dan berniat pulang dari rumah Jeje. Untuk apa masih dirumah cowok jorok ini kalau mood nya sudah membaik bahkan sangat baik.
"Heh!!! Mau kemana lo?!."
Vino berbalik menatap Jeje dengan senyuman lebarnya. "Mau pulang dong, mau mandi mawar biar wangi."
"Lah? Ngapain? Niat amat lo."
"Mau jalan sama Shella."
"Serius?."
Vino hanya mengangguk. "Tapi, lo pulang gue gak mau lagi dengerin keluhan elo! Apaan dateng ngeganggu abis itu pergi? Butuhnya doang lagi."
"Balik sini lo! Temenin gue main PS" paksa Jeje.
"Okelah okee."
•••••
Mulmed 👆Shella yaa
Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan jadian?
Novela JuvenilKata orang persahabatan antara cewek dan cowok itu tidak akan murni selamanya bersahabat karena salah satunya pasti memiliki perasaan lebih dari sekedar sahabat. Mungkin itu juga yang terjadi di antara Shella dan Riki, tapi mempertahankan persahabat...