24. Nembak

492 15 0
                                    

Jam istirahat, Shella segera pergi bersama Riki, Talita dan Riani untuk mengisi perut kosong mereka. Kali ini Shella tidak sama sekali melihat Najwa, dia sangat bersyukur untuk itu. Setidaknya hari ini Shella bisa bahagia tanpa bayang-bayang wanita itu.

Mereka sesekali tertawa karena celotehan tidak berfaedah yang Talita ucapkan. Shella dan Riani selalu ikut tertawa lepas menanggapi ocehan Talita, tapi tidak dengan Riki, dia hanya tersenyum lebar tanpa ada suara.

     "Riki! Coba lo ketawa. Heran deh gue, dari tadi gue udah kaya orang gila tapi lo gak sama sekali ngeluarin suara buat ketawa! Kampret banget sih lo!" Cerca Talita kepada Riki.

     "Iya maaf. Gue emang gak pengen ketawa karena ocehan lo kok."

     "Bodo amat ih!!!!"

Sesampainya di kantin ketiga cewek langsung mencari tempat duduk dan Riki langsung pergi ke stand baso dan mie ayam untuk memesan. Setelah memesan beberapa makanan dan minuman Riki akhirnya ikut gabung dengan para cewek.

Tidak sedikit orang yang berpikir bahwa Riki merupakan cowok yang sedikit lekong karena dirinya selalu bermain bersama cewek. Tapi hal itu tidak sama sekali di gubris oleh Riki, dia tidak memusingkan perkara itu, yang penting dia berada di dekat Shella itu sudah cukup.

Lagipula Riki masih punya teman cowok yang lumayan banyak di dalam maupun luar sekolahnya, ditambah semakin hari nampaknya Riki semakin dekat dengan Vino.

     "Ta, si Vino kemana?" Tanya Riki.

     "Dikelasnya lah! Tapi gatau ah" balas Talita sewot.

     "Gue kan nanya baik-baik Ta."

     "Bodo! Gue kesel sama lo!"

     "Gajelas deh Ta serius" ucap Riani.

Shella sibuk dengan ponselnya, dia sedang chat dengan kak Jeje soal latihan tambahan hari minggu. Shella tidak bisa untuk ikut latihan tambahan pertama di hari minggu ini, ada acara keluarga. Jadi dia ingin meminta izin. Dia merasa tidak enak karena ini yang pertama.

Shella tidak menyadari kehadiran Vino yang duduk di depannya tepat di tengah-tengah antara Riani dan Talita. "Shell, lo sibuk amat sih sama hp? Jomblo juga" ledek Vino.

     "Dih... apaan deh lo, kak. Gue lagi izin sama kak Jeje buat gak ikut ekskul tambahan hari minggu."

      Talita mengangkat sebelah alisnya, "jadi gak ikut Shell?" Shella mengangguk untuk jawban. Setelah itu dia menyimpan ponselnya di dalam saku rok abu yang ia kenakan.

      "Kenapa gak ikut?" Tanya Vino penasaran.

      "Ada acara keluarga." Itu bukan jawaban dari Shella, tapi itu jawaban dari Riki.

     "Gue gak nanya sama lo Ki" ucap Vino.

Riki hanya nyengir tidak tahu malu. Kemudian, pesanan mereka datang dan langsung disantap oleh masing-masing.

      "Bagi dong Ta" pinta Vino.

      "Ih!!! Abaaanggg beli sono."

      "Pelit."

Sepeninggal Vino dari meja itu untuk memesan makanan, Najwa datang dengan senyuman sejuta pesona ke arah Riki. Shella mengumpat dalam diamnya sambil terus melanjutkan makan walaupun sudah tidak napsu lagi. Baru tadi gue pikir bisa lega tanpa dia. Batinnya.

     "Riki" panggil Najwa dengan sedikit gugup. Entah apa yang akan dia ucapkan kali ini.

     "Hm?" Jawab Riki singkat.

      "Gu-- gue... emm."

      "Lama! Yang jelas dong kalo ngomong" Shella berucap dengan sedikit sewot.

      "Gue gak ngomong sama lo, btw."

Shella menrolling bola matanya malas. Ingin sekali dia pergi meninggalkan kantin beserta makannannya. Tapi dia sangat penasaran dan tidak mau pergi dari Riki. Ia sudah berniat untuk tidak mengizinkan Riki pergi lagi bersama Najwa, masa bodo dengan apa yang akan Najwa pikirkan nantinya.

      "Ada apa?" Tanya Riki yang sepertinya juga mulai kesal dengan nada gugup Najwa.

      "Guepengenjadipacarlo!" Pinta Najwa tanpa titik ataupun koma. Riki sedikit kaget dengan kalimat itu. Riki diam untuk beberapa saat, begitupun dengan Shella dan kedua cewek lainnya. Mereka semua dalam mode terkejut.

      "Apa Ja? Gue gak denger jelas, lo ngomongnya kecepetan" ucap Riki dengan senyuman paksa.

      "Gue mau ejadi pacar lo!"

      "Hah?!"

•••••

Assalamualaikum... author ingin sedikit cerita curhat pokonya itu deh..

Jadi author sempet bosen dengan lapak ini, dikarenakan :
1. Telah pusingnya merangkai kata kata untuk melanjutkan alur.
2. Bosen, karena menurut author lapak ini terasa begitu datar (eaksss🙄) gak ada kesan yang bikin wahhh gitu.. belum bisa bikin konflik atau scene yang wooowwww sekali tapi gak alay. Pokonya belum bisa.
3. Author rasa mulai males untuk melanjutkan hehe.

Sampai akhirnya author pikir bakal hapus lapak ini, walaupun sedikit sayang dengan pembaca (apa tu sayang?). Terus author curcol sama sahabat, minta pendapat gitu deh. Kata dia "mending terusin, gue yakin lo bisa sampe ending buat lapak itu." Akhirnya berpikir ulang untuk gak jadi menghapus lapak ini.

Author bakal terusin walaupun sedikit demi sedikit. Maka dari itu, kalian tetap moodboster buat author heeee..

Terima nuhun

Kapan jadian?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang