43. Coklat dan Surat

292 15 10
                                    

Hari ini, setelah sekian lama Shella tidak merasa kesal kepada Riki dalam definisi kesal yang sesungguhnya, akhirnya ia merasakannya lagi. Walaupun Shella tau bukan salah Riki, dan Shella yakin Riki tidak berniat sama sekali untuk membuatnya kesal, marah eum.. cemburu? Ya, Riki tidak berniat sama sekali.

Namun untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ada yang memberi hadiah untuk Riki, berupa coklat dan surat dari adik kelas 10. Jangan lupa tentang Riki dan Shella yang sekarang sudah kelas 12.

     "Shella, nih coklatnya buat lo aja" ucap Riki yang sadar dengan mood Shella yang berubah.

Shella hanya menggeleng sebagai jawaban, ia masih merasa kesal tapi tidak mau mengaku bahwa sebenarnya ia cemburu.

     "Lo marah ya? Maaf ya.."

Shella menggeleng.

     "Kan bukan salah gue Shella.."

Shella mengangguk.

     "Kalo gitu maaf yaa.. jangan marah."

Shella mengangguk.

     "Njir!!! Gue gemes banget sama kalian!!! Shella lo tuh astagaaa... kalo cemburu bilang beb, jangan diem-diem begitu, si Riki yang begini kaga bisa peka," marah Talita merasa kesal melihat kedua sejoli itu. Yang cewek sibuk cembeut tanpa mau berbicara kalo sebenarnya dia sedang cemburu. Yang cowok berusaha ngerayu biar si cewek gak marah. Please ya.. ini bukan drama korea!

     "Gue peka kok, Ta. Gue tau si Shella lagi cemburu kan?" Ucap Riki dengan enteng.

Shella mengerutkan dahinya merasa tidak terima dengan ucapan Riki. "Geer banget lo!"

Riani yang merasa jengah akhirnya bangkit dan mengajak Talita untuk meninggalkan Riki dan Shella. "Awas ya kalian, kalo balik kelas masih marahan! Gue cakar jantung kalian!" Ancam Riani.

Shella masih tetap dengan rasa kesalnya, tak terusik walau sedikit setelah mendengar ancaman Riani, kedua sahabat ceweknya itu memang selalu begitu kepadanya dan Riki.

     "Shella.. maafin ya.. mau es krim gak?"

     "Lo kira gue anak kecil !!"

Riki terkekeh mendengar jawaban Shella, ia merasa bodoh karena selalu menganggap Shella anak kecil, padahal umur mereka sama-sama sudah legal, 17tahun.

     "Yaudah deh, nih coklat sama suratnya lo pegang aja."

     "Ogah!!"

     "Yaudah gue buang," Riki hendak bangkit untuk membuang hadiah itu, bahkan ia sama sekali belum membaca suratnya walau satu huruf.

Shella menahan pergelangan tangan Riki, menariknya agar kembali duduk, lalu merebut surat dari tangan Riki. "Gue kepo sama surat alay dari adek kelas penggemar lo!" Setelah mengucapkan itu Shella membuka surat dengan kertas berwarna biru itu, membaca dua kata modus yang adik kelas itu tulis di atas kertas ini.

Hai kak..

Penggemar kakak
10 ips 3

     "Gila banget itu cewek! Buang-buang kertas cuma buat nulis sependek ini. Gabutnya jelek!!" Ucapnya setelah membaca surat itu.

Riki merebut surat yang ada di tangan Shella, meremasnya hingga kusut dan berbentuk bulat kemudian ia lempar ke dalam tempat sampah dengan mudahnya. Riki mengambil coklat yang tergeletak di atas meja, menyodorkan coklat itu kehadapan Shella.

"Jangan ngomel mulu yaa.. nih makan," Riki masih mencoba untuk merayu Shella.

Diambilnya coklat itu dengan kasar oleh Shella dari tangan Riki, kemudian ia beranjak pergi meninggalkan kantin disusul Riki dibelakangnya.

Riki mensejajarkan langkahnya dengan Shella, "udah kenapa, jangan cemberut sama gue, Shellaaaaa" rengek Riki.

"Iya udah... geli gue denger lo begitu."

Riki terkekeh, ia pun merasa jijik dengan nada bicaranya, sama sekali bukan Riki. Yasudahlah, yang terpenting Shella sudah tidak marah kepadanya.

•••••

Kapan jadian?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang