Ketujuh Belas

172 3 0
                                    

" Clara gak mau ikut Ridho kerja di Semarang ? " seketika Clara menghentikan aktivitasnya, ia langsung mengalihkan pandangan nya lurus kearah Ridho. Hatinya berdetak lebih cepat matanya mencoba membendung air mata yang sedari tadi sudah ingin tumpah.

Ridho yang di tatap dengan tatapan aneh pun menjadi salah tingkah ia takut ucapanya menyinggung hati Clara. Beberapa detik kemudian mereka saling diam.

" Aku pengen nya juga gitu Dho " Ridho mendongakkan kepalanya akhrinya gadis itu mau bersuara juga " tapi aku gak tega ninggal orang tua ku jauh nanti kalo ada apa-apa susah " ia menunduk memainkan sendoknya . Tatapan nya kosong sehampa harapan nya untuk bisa dekat dengan Ridho lagi.

" Yaudah gpp aku ngerti, aku janji bakalan sering jengukin kamu kesini " Ridho memegang tangan Clara sebentar meyakinkan pada nya bahwa semua akan baik-baik saja. Ridho berusaha tersenyum setulus mungkin. " Buruan dimakan ntar keburu dingin gak enak loh "

Clara hanya mengangguk lalu melahap nasi dihadapannya sedikit demi sedikit. Untuk sekarang ia hanya ingin segera pulang lalu merebahkan tubuh mungilnya diatas kasur, baginya kenyataan terlalu kejam merenggut semua yang ia miliki saat ini.

~~

Setelah selesai makan Ridho mengantarnya pulang, sebenarnya ia masih ingin menghabiskan waktu bersama tapi melihat suasana hati Clara yang sedang buruk ia mengurungkan niatnya daripada nanti gadis itu semakin mengamuk.

Disepanjang perjalanan sampai di kos Clara masih membisu tangan nya memeluk Ridho dengan kepala disenderkan di bahu kiri nya. Ridho juga diam tak berani mengajaknya bicara takut menambah buruk suasana hati Clara. Sampai di depan kos dia langsung turun membuka helm dan melangkah masuk.

" Clara tunggu " cegah Ridho, Clara berbalik menghadap nya.

Ridho terlihat mencari sesuatu di dalam tas, lalu ia berikan pada Clara.
" Untuk mu " katanya.
Clara menerima coklat itu.

" Terima kasih " Clara berusaha mengembangkan senyum tapi bagi Ridho senyum nya itu terlihat penuh kesedihan.
" Yaudah masuk sana " perintahnya. Clara hanya menurut saja lalu melangkah masuk lagi. Ridho tak berharap lebih karena dia tau pasti bagaimana watak kekasihnya itu.

Ridho menatap punggung Clara hingga bayangan nya hilang. Ia menarik nafas berat lalu beranjak pergi.

~~

Clarissa POV

Sampai di kos aku langsung merebahkan tubuh diatas kasur, bukan hanya raga ku yang lelah tapi hatiku juga. Seperti biasa setiap mood ku berantakan aku selalu mengambil kotak musik pemberian Ridho. Memutar lagunya berulang-ulang.

" Aku jadi teringat Ridho gak seharusnya aku cuek sama dia " gumam ku pada diri sendiri.

Aku bangun meraih tas yang aku bawa tadi mencari cari hp ku disana.

To Ridho

Maaf aku tadi nyuekin kamu terus

Aku menghembuskan nafas perlahan mencoba untuk lebih rileks, ku kirimkan pesan itu padanya. lagian kan masih seminggu lagi Ridho balik kata Sasa aku harus dukung dia tapi kenapa susah...

Aku menunggu Ridho membalas pesan ku, cukup lama. Apa dia marah ? Tapi setahuku dia gak pernah marah sama aku.

Beberapa menit kemudian suara bel berbunyi nyaring memenuhi seluruh ruangan kos yang aku tempati tanda ada tamu. Dengan sangat malas aku berjalan membukakan pintu.

Saat sampai di depan yang kulihat Ridho sedang berdiri di luar. Aku mendekatinya dengan penuh keheranan.

" Ada apa Dho ? " tanya ku setelah sampai tepat di depan nya. Ia terlihat bersemangat, jika dilihat dari penampilan nya Ridho pasti belum sampai di kos buktinya dia masih mengenakakan baju dan jaketnya tadi.

Remember When [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang