Kejutan

123 5 0
                                    

Cinta sejati itu dibentuk bukan ditemukan
Seperti halnya aku yang selalu kamu sempurnakan

Pagi ini aku dikejutkan dengan kiriman pos yang sangat tidak ku sangka sangka, sebuah sepeda motor baru !

Untuk mu sayang biar kamu aman kalau pulang lembur

Salam rindu

Ridho

Begitu kiranya isi surat kecil yang ia tempelkan di kaca spion motor itu.

Aku tak habis fikir dengan nya bagaimana bisa aku menerima ini semua ? Tampaknya dia sudah mulai gila, bahkan sepeda motor itu masih sangat baru dan sudah siap pakai lengkap dengan surat-suratnya atas nama ku. Aku tak heran jika dia bisa mendapatkan semuanya dalam sekejap tentu saja ayahnya pemilik perusahaan ternama disana tapi aku tak habis fikir jika dia akan memberi ku sebuah sepeda motor seperti ini.

Aku langsung menelfon nya tapi dia beralibi dengan alasan andalan nya seperti dulu, Ridho memang pandai sekali membuat ku tak bisa berkata kata lagi. Aku menjadi sangat sungkan padanya padahal kita berdua hanya sebatas berpacaran tapi dia sangat berlebihan padaku.

Tapi ya sudahlah dari pada dia nanti marah karena aku tak mau memakai barang pemberian nya, padahal dia sudah susah-susah mengusahakannya untuk ku. Katanya ia membeli dengan gajinya sendiri ahh Ridho memang selalu begitu...

~~

Seperti biasa aku berangkat pagi-pagi sekali, sambil menunggu pak Parno lewat untuk membeli bakpao aku menelfon Ridho lagi. Entah kenapa aku sangat ingin bicara padanya saat itu aku gemas sekali dengan tingkah nya. Gemas atau Rindu ? Ahh sudahlah Clara rindu itu untuk dibunuh bukan dirasakan !

Aku sudah menunggu terlalu lama tapi pak Parno tak kunjung lewat juga mungkin dia sedang tidak berjualan besok saja aku menunggu lagi.

" Claraaaa " teriak Linda dari parkiran entah sejak kapan anak itu berada disana perasaan aku tadi tidak melihatnya turun dari angkot. Aku berjalan mendekatinya.

" Apa ? "

" Ini motor siapa ya ? Masih baru kinclong perasaan dikantor ini gak ada deh yang motornya matic item gini " ia berjalan mengelilingi motor yang dimaksud Linda adalah motor ku yang diberikan oleh Ridho. Ia menelisik dan malah berkaca di kaca spion nya.

" Gak usah ngaca terus ntar kacanya pecah " aku mengusap usap poninya yang telah ia tata rapi itu. Membuat dia mengomel tak karuan aku mah sudah kebal dengan ocehan Linda.

" Itu motor ku yang ngasih Ridho katanya biar aku aman kalo pulang malem " jelasku padanya yang membuat Linda berhenti mengomel.
" Apa ? Aak Ridho yang ganteng itu ? Dia romantis banget sih Clar " Linda memegang kedua pipinya dengan tangan bergaya ala ala cherrybelle.

" Biasa aja kali " aku menutupi mukanya yang sudah mulai tidak enak dipandang itu. " Kemarin aku pulang dianterin Adam " sambung ku dengan nada pelan.

" Apaaa... ? Kamu pulang sama A... " belum sempat dia menyebut nama pria itu aku langsung menutupi mulutnya yang seperti ember bocor.
" Aduhh itu mulut gak ada saringan nya ya " dia malah terkekeh begitu aku membuka dekapan tangan ku.

" Kok bisa Clar ? "

" Dia yang maksa "

" Terus Ridho tau ? "

" Tauu makanya itu Lin aduhh udahlah gak usah dibahas ayo kita masuk aja " aku menarik tangan Linda karena jam sudah hampir menunjukkan pukul 7.30 daripada kita nanti terlambat cuman karena gosip.

Remember When [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang