Kesepuluh

249 5 3
                                    

Clarissa POV

Ridho mengantar ku sampai di depan kos seperti biasanya, aku turun lalu segera masuk tak ada percakapan yang berarti seperti biasanya. Aku hanya diam begitu juga dia. Hanya kata selamat beristirahat yang keluar dari mulunya saat itu.

Aku masuk kamar langsung disambut oleh teriakan Sasa. Ya apalagi yang dia lakukan selain kepo soal kencan ku dengan Ridho. Ehh ini bukan kencan... sungguh ... aku tak tau namanya apa ahh sudahlah. " Gimana tadi Clar ? " tanya nya to the point begitu tau aku sudah pulang ia langsung menuju kamar ku dan seperti biasa ia mengintrogasiku tanpa memberikan celah untuk beristirahat sejenak.

" Gimana apanya ? " tanyaku balik. Aku merebahkan tubuh diatas kasur, ku lemparkan tas ke sembarang tempat. " Kamu sama Ridho tadi ? "
" Emang aku sama dia ngapain orang kita cuman main " aku sedang sangat tidak ingin meladeni pertanyaan Sasa saat itu tapi kalo bukan karena dia sahabat ku pasti sudah ku usir dari sini.
" Kok kamu lemes sih ? Kenapa ? Kmu berantem sama Ridho ? "
" Enggak Sa " aku bangun mengambil hp dari dalam tas dan membuka nya. Ada pesan dari nomor yang tak di kenal.

Ra, ini aku Fandi

Setelah aku baca pesan itu, pikiran ku semakin kacau rasanya. Duhh kenapa harus secepet ini. Aku mengacak acak rambut ku sendiri, " Kamu kenapa sih Clar ? Aneh bgt " Sasa yang sedari tadi memperhatikan tingkah konyol ku tampak bingung tentu saja, karena biasanya setelah main dengan Ridho aku selalu pulang dengan wajah yang sumringah tapi tidak untuk kali ini.

" Ini " aku menyodorkan pesan yang dikirimkan Fandi kepada nya. Ia mengambil alih hp ku dan membacanya dengan seksama.

" Fandi ? Siapa dia ? " tanya nya setelah itu. Aku mengucek-ucek muka ku sebal. " Itu loh Sa... Ihh " aku bingung harus bercerita mulai dari mana tapi kalau tidak cerita pikiran ku juga akan terganggu dengan mahkluk itu lagi.

" Kenapa ? Sini cerita sama aku " Sasa mendekatkan tubuhnya menghadapku. " Dia itu dulu satu sekolah sama aku waktu Sd sampek Sma kelas 1 gitu, terus aku tuh deket sama dia habis sekelas terus " aku mencoba mengingat kembali apa yang sebenarnya ingin aku lupakan.

" Terus terus kamu naksir dia pasti ? " sahut Sasa, " Emhh ya gitu lah pokoknya kita deket bgt gitu tapi kita ya gak jadian dia sering ngajak aku main berdua ngasih aku kado pas ultah dia tuh perhatian bgt gtu sama aku " aku mengambil bantal menaruhnya di atas kaki . " Terus ? " tanya nya penasaran.

" Terus pas kelas 1 sma dia pindah ke Semarang gak tau kenapa, habis itu dia udah gak pernah ngabarin aku lagi kesini pun gak pernah hilang gitu aja terus tadi gak sengaja aku ketemu dia pas lagi main sama Ridho duhh dia minta nomer ku " aku merutuki diriku sendiri, karena terlalu lemah jika bicara soal hati.

" Trus kamu kasih ? "
" Iya " jawab ku lemas. Aku memanyunkan bibir ku.
" Terus kenapa kamu sekarang jadi galau gini ? " sepertinya Sasa juga sependapat dengan otak ku kalau aku terlalu mengikuti apa mau hatiku.
" Ya gak tau Sa ... duh aku pusing kenapa dia harus muncul lagi "
" Jadi kamu masih sayang sama dia ? "
" Gak tau ..."

" Clara... dia itu cuman orang gak jelas yang datang sama pergi sesukanya ngapain kamu galauin ? " Sasa menaikkan sebelah alisnya, meyakinkan ku bahwa sikap ku salah.
" Tapi kan aku masih belum terima kenapa dulu tiba-tiba dia ninggalin aku tanpa kabar emang kebersamaan kita gak berarti apapun gitu buat dia ? " elak ku, aku berusaha mencari pembenaran dari hatiku sendiri.

" Kalian dulu kan masih sama-sama anak kecil ingusan Clara, kenapa kamu segitunya mengartikan kebersamaan kalian ? Namanya juga anak-anak masih cinta2an kali " sanggah Sasa tak mau kalah. Benar juga katanya kataku dalam hati. Namun segera ku hapus.

" Tapi kan... ahh kamu mah gak ngerti Sa... aku bahkan udah sayang sama dia dari aku Sd "
" Kamu tuh dulu cuman terlalu berharap Clar udah deh lupain aja jangan sampek cuma karena orang yang dulu pernah ninggalin kamu datang dengan penjelasan terus kamu tinggalin orang yang sekarang jelas-jelas lebih sayang sama kamu "

Remember When [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang