Semua Karena mu

133 4 0
                                    

Clarissa POV

Jam 7 pagi.

Ini hari minggu saatnya orang-orang berakhir pekan menikmati liburan bersama keluarga mereka. Aku baru bangun ketika kesadaran akan rasa pening dikepala ku mulai terasa. Kenapa aku harus bangun ? Aku ingin tidur selamanya
Aku ingin tetap berada di alam mimpi
Dunia ini terlalu sadis menghukum ku

Aku merasakan ada tangan menyentuh dahi ku beberapa kali. " Clara badan kamu panas banget " kata orang itu yang setelah aku mulai membuka mata ia adalah Linda. Dia tak tega meninggalkan ku malam itu.

Ketika aku ingin berkata sesuatu padanya, tiba-tiba saja suaraku hilang di ujung tenggorokan, mulut serasa sangat berat untuk berbicara. Kenapa aku harus bangun ? Aku tak mau mengingat kejadian kemarin. Aku ingin menikam semua memori otak ku. Aku ingin bebas dari rasa sakit ini.

Linda mondar mandir membawakan baskom berisi air hangat dan sebuah handuk, ia celupkan handuk itu kedalam baskom lalu meremasnya perlahan dan menempelkan handuk itu di atas dahi ku. Aku tersenyum kearanya, sekedar memberi tahu bahwa aku baik-baik saja. Mudah-mudahan hati Linda akan sedikit tenang.

Aku merasakan nyeri di kepala dan juga badan ku, " Aaww ... " kata itu keluar begitu saja dari mulut ku, aku sama sekali tak bermaksud membuat Linda khawatir. " Kenapa kenapa Clara apa yang sakit " tanya Linda panik setelah mendengar rintihan ku. Keringat mengalir dari sela-sela rambut kritingnya, padahal udara yang kurasakan sangat dingin.

Ia mengecek hp nya beberapa kali mungkin sedang menghubungi seseorang aku sama sekali tak tau siapa yang dia hubungi. Pening dikepalaku mengalahkan rasa penasaran akan orang yang Linda hubungi.

Beberapa saat kemudian terdengar suara dua orang pria yang aku ketahui adalah Adam dan juga Fandi, mereka langsung masuk ke kamar ku dengan wajah panik, aku bisa merasakan itu.

" Ayo kita langsung bawa ke rumah sakit aja " suara Fandi terdengar dari balik pintu.
" Iya buruan ini udah panas banget badan nya " sahut Linda tak kalah panik.
" Ayo kita bawa ke mobil Fan kamu yang nyetir aku bakalan angkat Clara " suruh Adam, Fandi mengangguk lalu berlari ke arah keluar. Aku diam aku hanya bisa diam menyaksikan adegan itu.

Adam mengangkat tubuh ku dengan mudahnya karena memang badan nya besar. Ku lihat Linda membereskan barang-barang yang akan dibutuhkan nanti di rumah sakit. Aku dibopong masuk ke dalam mobil entah itu mobil siapa yang jelas aku bisa merasakan harum bunga melati disana. Mereka bertiga bergerak cepat layaknya petugas pemadam kebakaran yang sedang memadamkan api. Lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum.

Aku berada di bangku belakang saat mobil itu mulai dinyalakan dengan Adam yang memeluk tubuhku setelah melepas jaketnya untuk dipakaikan padaku. Fandi di bagian kemudia dan Linda di sebelahnya, beberapa kali mereka berdua bergantian menoleh kearahku dengan tatapan cemas.

Fandi memacu mobil ini dengan kecepatan cukup kencang, kalau saja aku tidak sedang sakit pasti dia tidak akan memacu mobil sekencang ini, Fandi selalu tau apa yang aku mau. Daripada menyaksikan pertandingan balap mobil yang terjadi secara dadakan lebih baik aku memejamkan mata, pelukan Adam membuatku hangat dan nyaman.

" Tidur aja Ra " bisiknya tepat di telinga ku, setelah itu aku merasakan sebuah kecupan hangat mendarat di kening ku. Kalau saja aku lebih sehat pasti sudah aku hajar anak ini. Tapi kali ini aku tetap diam dan semakin terlelap.

Sayup-sayup suara deru kendaraan bermotor yang bersahutan dilalui Fandi sudah tak terdengar lagi, bahkan detak jatung Adam yang memelukku sudah mulai sirna.
Sekarang aku dimana ?
Apa yang terjadi ? Kenapa semua memancarkan cahaya putih ?

Badan ku sudah terasa lebih baik tidak ada rasa sakit sedikit pun. Apa mungkin aku sudah di surga ? Kemana semua orang ? Aku tak suka sendirian.

Aku berjalan melewati satu-satunya jalan setapak yang ada didepan ku, hanya suara tapak kaki saja yang dapat terdengar menggema memenuhi gendang telingaku. Suasana disini sangat hangat dan juga sejuk, selain jalan ada juga pepohonan yang mulai meranggas kering menyisakan beberapa helai daun saja. Padahal disampingnya mengalir sungai bening namun gemericik airnya tak bersuara.

Remember When [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang