" Ridho..." Dia berhenti diujung kalimatnya, sedangkan aku terus menelisik. Aku merasa Adam menyembunyikan sesuatu dariku.
" Kamu kenapa Dam ? "
" Emhh... gpp "
" Ridho tau aku disini ? "
" Enggak "
" Hp ku mana ? Aku pengen ngomong sama dia " aku mulai mendesaknya." Ra, jangan dulu biar aku nanti yang ngomong sama dia "
" Aku pengen ngomong sendiri ini masalah ku Dam, biar aku yang selesaiin sendiri "
" Jangan Ra... " aku memaksakan tubuhku untuk bangun, yang ada didalam otak ku adalah masalah ini harus selesai aku harus mendengar sendiri penjelasan dari Ridho tentang siapa perempuan itu dan mengapa dia berbohong padaku." Jangan Ra jangan bangun dia gak peduli sama kamu, udahlah jangan mikirin dia lagi Ra " cegah Adam yang berhasil membuat aku termenung. Aku menatap matanya, dia sedikit ketakutan balas menatap mata ku.
" Apa maksud kamu ? " dia diam kepalanya menunduk tak berani menghadapku. " Aku bilang sama dia biar gak ganggu kamu lagi Ra " katanya lemas.
Aku jadi ikutan giliran membisu pikiran ku melayang ke udara. " Ini udah kesepakatan kami bertiga Ra, kami gak mau kamu sedih " tambahnya. Aku merasa air mata ku akan mulai tumpah lagi, rasa sakit itu muncul kepermukaan entah dari mana menghantam dadaku. " Kenapa kalian gak bilang dulu sama aku ? "
" Aku minta maaf Ra, ini hp kamu kalo kamu tetep mau hubungin dia " Adam merogoh saku celananya lalu meletakkan hp ku di atas kasur setelah itu dia berbalik keluar pintu tanpa berkata apapun. Aku menatap bayangan nya hingga hilang di balik pintu.
" Apa aku salah ? Kenapa dia begitu ? " kata ku dalam hati. Aku meraih hp ku dengan sangat ragu-ragu, beberapa panggilan tak terjawab berderetan disana dan juga pesan-pesan dari Ridho yang entah jumlahnya berapa ratus itu. Aku menaruhnya lagi, sebenarnya hatiku belum cukup kuat untuk meminta kejelasan Ridho. Mungkin benar apa yang mereka lakukan, aku harus beristirahat sejenak sampai semuanya membaik.
Aku menekan tombol off pada layarnya. biarkan untuk beberapa hari kedepan aku ingin mengobati rasa sakit ku sendiri. Kita lihat saja apa yang akan dia lakukan setelah ini.
Aku berhenti Dho
Aku berhenti untuk tau apapun tentang kamu
Untuk sementara saja
Biar hatiku yang menilai
Apa dia kehilangan atau tidak ?~~
Ridho POV
Sejak kemarin Clara masih belum bisa dihubungi aku tak tau apa yang terjadi tapi dia selalu seperti itu. Menghilang tiba-tiba lalu muncul secara tiba-tiba pula, Wanita memang rumit selalu ingin dimengerti.
Minggu pagi setelah acara kemah itu aku langsung pulang walaupun teman-teman yang lain masih memutuskan untuk bermain disana. Hatiku tak tenang memikirkan Clara yang entah mengapa mendadak tidak dapat dihubungi, setelah berkemas aku langsung berpamitan dan hendak mencari Clara di kos nya.
Aku menitipkan barang bawaan ku pada Tito biar Clara tidak curiga kalau aku habis liburan dengan teman-teman. Untung saja tempat wisata yang aku kunjungi masih di sekitaran Jogja jadi aku bisa sekalian menemui Clara.
Hanya butuh waktu kurang lebih 1 jam untuk sampai di pusat kota Jogja, aku mampir membeli bunga dan juga coklat kesukaan nya. Setelah itu aku menjalankan sepeda dengan santai sambil menikmati hawa sejuk kota ini, 4 tahun tinggal sementara disini membuatku tak pernah lupa akan setiap memori yang Jogja berikan untuk ku. Kota ini sangat hangat sehangat senyum ramah orang-orangnya.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang cukup aku telah sampai di tempat tujuan. Beberapa kali aku memencet bel namun belum juga ada yang keluar membukakan pintu. Aku merogoh kantung saku mencari hp untuk menghubungi Clara.

KAMU SEDANG MEMBACA
Remember When [SELESAI]
Teen FictionKita adalah dua manusia yang tak sengaja bersama~ Selamat menikmati 💕 Jangan lupa vote 🤗