Antara Dua Hati

177 3 0
                                    

" Suatu hari aku lupa bahwa yang selalu ada juga akan bosan jika terus tidak dihiraukan kehadirannya "

Clarissa POV

Setelah semua yang terjadi lambat laun perasaan ku sudah mulai membaik, memaafkan kesalahan orang yang kita sayang memanglah sangat mudah walaupun luka yang diciptakan olehnya belum juga hilang tapi apa salahnya jika kita memberikan nya kesempatan kedua ? Bukan nya setiap orang berhak atas kesempatan kedua ?
Aku belum tau jawaban atas semua itu kita lihat saja nanti biar waktu yang menjawab.
Dan atas pilihan tersebut aku mendapatkan konsekuensinya yang suatu saat akan aku sesali.

Memilih bukan perkara mudah apalagi memutuskan sesuatu yang sama-sama memiliki resiko berat.
Tapi jika takdir mengharuskan aku untuk memilih aku tetap akan berusaha mempertahankan cinta ku.

~~

Cuaca siang ini sedang terik matahari memancarkan sinarnya tak beraturan membuat semua penghuni alam semesta berlarian menghindari panas nya, sedangkan aku ? Aku malah menikmati setiap langkah untuk menuju ke tempat kerja. Hari ini aku sedang malas naik kendaraan apapun walaupun jam sudah menunjukan pukul 8 kurang 10 pagi. Sudah terlambat untuk mempercepat jalan ku menuju ke tempat kerja.

" Clara... " teriak seorang perempuan yang ku kenal ketika aku telah memasuki halaman kantor. Dia setengah berlari menghampiri ku yang tak menjawab sapanya.
" Kamu kemana aja kok baru muncul ? Mata kamu kenapa Clar ? Kamu sakit ? " cerocosnya panjang lebar.

Aku masih diam enggan untuk menjawab, sama aja Linda juga tak akan mengerti apa yang aku rasakan saat ini. Rumit benar-benar rumit.

" Adam masuk kerja ? " tanyaku setelahnya. Kami sama-sama berjalan masuk, kantor sudah buka dan aku sudah terlambat beberapa menit pasti mbak Lia akan memarahiku habis-habisan ahh sudahlah hatiku lebih penting daripada segalanya.

Begitu ku tanya Linda malah celingukan heran mungkin dengan pertanyaan ku barusan. Aku bisa memahami itu karena memang hubungan ku dengan Adam akhir-akhir ini kurang baik semenjak aku memaafkan semua kesalahan Ridho.

" Ngapain kamu nyari dia ? Dia gak masuk Clar denger-denger mau resend "
" Resend ? "
" Iya, kenapa emang ? "
" Gpp "
" Kamu ada masalah sama dia Clar ? Kok aku liat kalian jarang ngomong sekarang ? "
" Aku gak tau Lin "

~~

Dulu kita dekat sangat dekat seperti tak ada jarak sedikit pun
Seperti kamu adalah satu-satunya di mataku
Seperti kita tak pernah akan terpisahkan
Tapi kini
Jarak yang begitu luas membentang melintasi kita
Memisahkan dua hati yang memang seharusnya menyatu ...
Sulitt sangat sulit kujelaskan semua ini.

~~

Jam 16.00 tepat sore itu entah tanggal berapa aku tak ingin mengingat nya, jauhh jauhh setelah Adam memutuskan untuk resend dari kantor kami. Aku berusaha tegar saat dia mengucapkan kalimat perpisahan untuk pertama kalinya aku bisa membohongi perasaan ku sedalam ini.

Jauhh didalam hatiku tentunya tak menginginkan dia pergi, aku suka dia didekat ku aku suka saat ia selalu menyapa ku.

Aku mengajak Linda makan bersama di cafe favorit ku dengan Adam. Ada hal yang ini aku bicarakan padanya.

" Tadi tuh mbak Lia lucu banget tau Clar ahh kamu kalo liat mukanya pasti ketawa deh "
" hahahaha masak sih sampek segitunya "
" Iya serius tau deh si Rudi kan emang gitu suka jahil " Kami sama-sama tertawa, tapi aku sedetik kemudian diam.

" Apa aku salah kalo aku jatuh cinta lagi Lin ? " tatapan ku kosong mengarah ke sudut bibir gelas moccachino di depan ku.

" Hahh ..." Linda tercengang beberapa saat. Sepersekian detik kemudian dia menatap ku yang sudah berubah ekspresi.

" Kamu kenapa ? " ia mengelus pundak ku pelan.
" Aku jatuh cinta lagi Lin " kataku lagi. Mungkin Linda sudah tau apa yang aku maksud toh dia adalah saksi semuanya. Tapi aku yakin dia tak pernah merasakan apa yang tengah aku rasakan saat ini.

" Terus kenapa kamu sedih ? "
" Dia... dia udah pergi udah gak ada, apa aku salah kalo aku jatuh cinta lagi saat dihatiku udah ada orang lain. Apa aku gak bener-bener mencintai dia Lin ? Apa perasaan ku ini salah ? "

Linda menarik nafas dalam, berat. Sangat berat kurasakan. Beban dihati yang sudah ku kubur dalam-dalam harus dikuak kembali.

" Kamu cinta sama Adam, Clar ? " tanya nya sehalus mungkin. Aku menegakkan dagu menatapnya tapi masih diam.

" Gak usah dijawab aku udah tau " katanya mengerti. Aku kembali menunduk memutar mutar sendok didalam gelas moccachino ku yang mulai dingin.

" Aku gak pengen dia pergi "
" Tapi emang lebih baik dia pergi Clar, semakin dia disini semakin dia sakit, apa kamu gak kasian sama dia ? " tak terasa air mata ku menetes dengan sendirinya aku membenamkan wajahku diantara dua tangan di atas meja. Lelah sekali memendam perasaan pada orang yang setiap hari kita temui. Kita jumpa tanpa mampu mengatakan padanya.

" Aku tau... aku menyakiti dia... tapi aku gak bisa tanpa dia... walaupun ada orang lain tapi rasanya ada yang kurang... aku cinta sama dia Lin, aku gak sadar kalo aku udah cinta sama dia... cinta itu datang sendiri aku gak kuasa nyegah "

" Aku tau Clar " Linda menggeser duduknya agar lebih dekat dengan ku, sore ini suasana cafe sedang sepi karena diluar sedang gerimis hanya beberapa orang yang terlihat terjebak didalam, mau tidak mau.

" Aku tau kamu cinta sama dia, tapi setiap pilihan pasti ada resikonya Clar, kalo dia tetep deket kamu pasti Ridho juga gak suka begitu juga sebaliknya "

" Tapi... tapi harus nya dia gak jauhin aku kaya gini "

" Iya... tapi namanya juga cwo Clar "

" Dia egois... kenapa harus jauhin aku, kan kita masih bisa temenan "

" Dia kan cinta sama kamu mana mungkin dia gak berusaha buat milikin kamu "

Terkadang ada sesuatu yang memang tidak bisa kita paksakan. Seperti perasaan, hati dan cinta.  Setiap yang pergi pasti kembali. Setiap yang hilang pasti berganti.

Jika mencintai adalah sesuatu yang murni maka tidak harus ada imbalan tak harus ada balasan atas cintanya. Meskipun pahit tapi semua akan terasa indah kalau kita bisa ikhlas.

~~

Jangan lupa vote my silent readers 😍
Lopp yoouuu 💕💕💕

Remember When [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang