Pak Parno

158 5 0
                                        

Author POV

Dddrrrttt... Ddrrrrttt...

Suara hp Clara membangunkan nya dari tidur kilat yang melelahkan, ia bangun lalu mematikan alarm nya. Sudah jam 05.00 pagi, Clara segera mengambil air wudhu untuk menunaikan sholat subuh, di akhir rakaatnya ia teringat kembali akan kejadian semalam yang berhasil membuat kedua kantung matanya bengkak.

Clara menelungkupkan kedua tangan nya menutupi wajah, air mata yang sudah sedari tadi ia berusaha bendung akhirnya tumpah ruah membasahi mukena putih yang ia kenakan untuk sholat itu. Tak ada kata yang terucap Clara yakin Allah lebih tau tentang apa yang telah terjadi padanya ia hanya berusaha untuk tidak mengeluh namun air matanya tetap tidak bisa berbohong bahwa ia sedih.

Beberapa saat kemudian hening hingga Clara berhenti menangis, ia mengusap pipinya yang basah. Suasana hatinya mendadak membaik, Clara merasa lebih tenang sekarang. Setelah membereskan mukena, ia pergi mandi sudah jam 5.45 Clara harus segera pergi ke kantor atau dia akan terlambat.

Jam 7.00 Clara sudah sampai di kantor, masih sepi karena memang kantornya mulai beroperasi jam 8 pagi tapi biasanya juga dia selalu datang paling pagi. Ia masuk ke ruang karyawan lewat pintu belakang yang disana ada loker loker yang sudah diberi nama dan dikunci, setiap karyawan berhak atas satu loker dengan kunci yang harus mereka simpan sendiri. Clara mendapat loker di pojok kiri bawah karena ia adalah karyawan baru sebelah kanan nya terdapat loker bertuliskan nama Linda pada papan pintunya.

Clara selalu membiarkan kunci lokernya menggantung disana karena ia sangat pelupa daripada nanti hilang ia biarkan saja di sana lagian tak ada barang berharga didalam loker itu ditambah lagi di ruang karyawan di awasi beberapa cctv jadi bisa dibilang sangat aman meninggalkan apapun di dalam sana.

Pagi ini Clara belum sempat sarapan. Mood nya untuk makan juga ikutan kacau karena Ridho manusia itu memang selalu membuat nya berantakan akhir akhir ini. Daripada bosan menunggu teman teman yang lain datang Clara jalan-jalan keluar kantor mencari cemilan atau apalah yang bisa mengisi perut, walaupun lagi badmood tapi tetap saja kan perutnya akan merasa lapar ?

Clara menengok ke seberang jalan depan kantornya, ia mencari warung ibu Elis yang biasa jualan nasi sayur di seberang jalan tapi nihil mungkin belum buka, ia mengalihkan pandanganya ke arah bapak-bapak yang sedang mengayuh sepeda dengan gerobak kaca di depan nya seperti becak, ia menjual bakpao keliling ada berbagai macam rasa yang tertera di samping gerobak becaknya tersebut.

Bapak itu mengayuh gerobaknya perlahan dari arah pertigaan jalan menuju ke arah Clara yang sedang berdiri mematung di trotoar, Tampaknya Clara sudah tau dengan apa ia akan mengisi perut kosongnya. Clara memanggil bapak penjual bakpao itu setelah tepat melintas di depan nya.

Clara memperhatikan penjual itu yang nampak mengembangkan senyum dibibirnya. Bapak itu turun dari sepeda langsung mendekatkan gerobaknya ke tepi jalan. Penjual itu berhenti sambil mengusap keringat yang mengucur dipelipisnya dengan handuk putih yang sudah berubah warna, sengaja ia tenggerkan di bahu agar mudah dijangkau.

" Silahkan mbak " kata bapak itu sopan, membukakan bagian atas gerobak yang terbuat dari kaca berisi bakpao yang hangat, bau khas roti menyeruak menggugah indra penciuman gadis itu. Clara melihat dagangan bapak itu masih banyak mungkin ia baru mau mulai untuk jualan sepagi ini. " Ini berapaan pak ? " tanya Clara.

" 3000 aja mbak "

" Saya beli 5 ya pak rasa apa aja terserah dicampur juga gpp pak "

" Iya mbak sebentar saya ambilkan " Bapak itu langsung tersenyum, ia mengambil kantong kresek putih yang digantung di belakang grobak nya. Lalu memasukan satu demi satu bakpao pesanan Clara. " Bapak udah lama jualan bakpao ? " tanya Clara.

Remember When [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang